Syarief

31 2 0
                                    

Barang siapa menelusuri jalan menuju tempat ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga
(Hadist riwayat Muslim)


"Pagi Dila?"sapa muti semangat, kemudian menghampiri sahabatnya yang telah duduk di bangku belajarnya sambil membaca Al-Quran kecil yang selalu dibawa.

Dila menyipit kan matanya mendengar perkataan Muti.
"Pagi?, Muti...., Kita islam, jadi alangkah baiknya kamu mengucapkan salam"

Muti menghela napas malas
"Iya, iya ustadzah, Assalamu'alaikum"

Dila tersenyum bahagia
"Nah gitu dong, Wa'alaikumussalam"

Muti mendekatkan posisi duduknya pada Dila
"Eh dil, em... Gini, Lo jadikan ngajarin aku Ng mc itu"

Dila menyimpan Al-Quran nya.
"Oh itu, iya jadi..., emang kapan?"

"Besok malam"
Ucap Muti semangat.

"BAHH.., apanya kau mut, malam malam" Azam yang baru datang langsung menyahut perkataan muti tanpa tau asal ceritanya.

Muti langsung menatap Azam dengan tatapan jijik dan azam saat ini tengah duduk manis dengan tangan kanan di pipinya menatap Muti, ya bisa di bilang Muti dan Azam sedang tatap tatapan. Uhh... so sweet ya.

"Apa!, Ngapain Lo natap aku hah!"
Ucap Dila marah

Azam memukul meja mendengar perkataan Muti
"Bah... Mut, kaunya tadi yang mancing aku" Azam menunjuk Muti dengan tangan kirinya.

Muti refleks memukul tangan Azam
"Gak usah nunjuk nunjuk, kebiasaan banget sih, pake tangan kiri pula itu, emang aku kotoran apa!"

Azam Yang tak mau kalah tetap berseteru dengan muti, tentunya tak tinggal pula dengan logat bahasa bataknya.

Sementara Dila duduk sambil terkekeh melihat tingkah dua hamba Allah di depannya.

"Iya, kau itu kotor mut!"
Jawab Azam ketus dan pergi berlalu ke bangkunya.

Mendengar itu kemarahan muti telah sampai pada puncak tertinggi gunung Himalaya. Dan segera melempari Azam dengan buku buku di depannya

"Ih... Kalau bunuh orang gak berdosa, kau dah kubunuh, ihh..." Muti amat kesal sementara Azam seperti biasa menggeleng gelengan kepalanya, karena musik di telinganya telah berkumandang. Ih memang bikin kesal ya.

Melihat tingkah Sahabatnya itu Dila tertawa, sampai menutup mulut dengan jilbab panjangnya.

"Iiihhh... Dila--(Muti merengek melihat sahabatnya sendiri menertawakannya)-- kenapa ketawa?"

"Hah, kalian sih, lucu" setelah berkata dila kembali menenangkan tawanya

"Lucu?" Muti menaikkan alis dan bibir kirinya.

"Eh hati hati klo benci, nanti.. dari benci jadi jodoh"

"Ih amit-amit" Muti mengibaskan tangan kirinya ke bahunya pertanda jijik

"Assalamu'alaikum" suara Bu Anna telah memasuki portal kelas IPA 2. Ya Bu Anna adalah guru agama, beliau amat di segani, dan tentunya murid kesayangannya adalah dila, jadi tak jarang kalau Dila selalu di sebut dalam proses belajar dan lainnya.

Perhiasan DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang