Kadang kita harus Bungka, meski seharusnya kita angkat suara, sebab tak semua orang mau menerima perkataan kita sebelum nama kita ada di atas sanjungan insan.
~Dila_Shyarma
"Kenapa kaget?" ucap pria itu
Kemudian duduk di samping kanan Dila.
"Mbak! Lemonteanya satu, ya."Ia memesan minuman kesukaannya. Dan dengan angkuh dia duduk santai di samping Dila. Dila dan Muti hanya diam membisu tanpa berani menoleh ke arahnya.
"Ekhm," Dia berdehem. "kok diam? gak dilanjutin gosipnya?" Pria itu seolah menyindir Dila.
Tak lama ppesananyapun datang.
Masih dalam keadaan yang sama, Dila hanya diam, sementara Muti terpesona oleh wajah tampan pria di depannya itu.pria itu seolah memberi isyarat pada Muti untuk meninggalkannya bersama Dila. Muti yang sangat paham dengan keadaan seperti itu meninggalkan Dila bersama pria itu.
"Dila! aku bayar dulu, ya?" Muti lantas bangkit dari duduknya meninggalkan Dila dan pria itu.
Kini Dila tak tahu harus berbuat apa.
Dila memutuskan untuk ikut bersama Muti.
Sebenarnya di kantin tersebut mereka tidak berdua saja, melainkan banyak lagi siswa-siswi yang sedang makan di sekitar mereka.Namun keadaan ini sungguh tak biasa bagi Dila, dia merasa canggung duduk berdua dengan laki-laki, sementara pria itu dengan santai menikmati lemonteanya.
Dila hendak bangkit dari duduknya tapi saat itu juga pria itu membuka pembicaraan
"Saat pertama berjumpa dengan mu, aku berfikir kamu gadis baik."
"Maksudmu apa?" tanya Dila, kemudian duduk kembali.
Pria itu diam sejenak kemudian melanjutkan pembicaraan.
"Jagalah lidahmu." Setelah itu dia pergi meninggalkan Dila dengan penuh kebingungan."Woi!!!" sentak Muti mengagetkan Dila.
"Astagfirullah." Dila kaget dan refleks menjatuhkan baksonya hingga membasahi rok panjangnya, untung saja baksonya tidak terlalu panas lagi.
"Ya ampun, Dila aku gak sengaja, duh gimana ya? rokmu jadi kotor, Dil," Muti panik dengan perbuatannya yang malah membuat sahabatnya kotor.
Dila hanya tersenyum sembari membersihkan perlahan roknya.
"Yaudah ..., temenin aku ke toilet, ya."
"Tapi lo gak apa apakan Dil? baksonya gak panas kan?" Muti benar-benar takut terjadi sesuatu yang jelek dengan Dila.
"Panas sih, tapi gak terlalu, udah buruan temenin aku ke toilet," jawab Dila tanpa marah.
Kring! ... kring! ... kring! ...
Bel masuk telah berbunyi, sementara Dila dan Muti masih dalam perjalan di koridor Sekolah menuju toilet.
"Mut lari yok? dah masuk, nanti kita di marahin sama Bu Risma" ucap Dila dan berlari begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Muti.
"Eh, Dil, tunggu," teriak Muti sambil berlari mengejar Dila.
Sebenarnya jarak kantin dengan toilet tidak terlalu jauh, hanya saja Dila terlalu takut terlambat masuk kelas, Dila memang tipe gadis yang sangat disiplin dan bertanggung jawab. Berbeda dengan Muti yang selalu menganggap semua itu mudah.
Dila yang berlari paling depan menabrak seseorang hingga ia terjatuh."Allah!" ucap Dila refleks saat jatuh.
Dan orang yang Dila tabrak masih dalam keadaan berdiri sempura.
Hingga Dila mencoba bangkit.""Apakah kamu masih dapat berdiri?" tanya suara bariton yang khas membuat Dila mendongak.
Dan saat Dila menoleh kearahnya pria itu ternyata, ketua Rohis di sekolahnya,
Dila yang memiliki sifat aneh yaitu phobia pada pria yang baru di kenalnya sentak kaget dan salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perhiasan Dunia
EspiritualFhadila Sharma Az-zahra. seorang gadis yang selalu menjadi bahan gosip oleh teman sebayanya, karena sifat anehnya, ya, fhadila selalu salah tingkah saat bertemu dengan lawan jenisnya, bukan karena apa-apa, tapi karena ia tidak menyukai laki laki. it...