Dalam ruang yang tak begitu besar namun tertata rapi, tampak seorang wanita paruh baya, dan beberapa remaja duduk di sofa lama yang masih awet.
"Iya Tan jadi, gitu ceritanya" ucap Muti membenarkan cerita syarief perihal apa yang dialami Dila di Sekolah.
"Iya..., Gak pa apa kok, paling bentar lagi Dila cengengesan" jawab umi di sertai senyum khas seorang ibu.
"Oh yaudah Tan, kak Ilham, kita pulang ya" ucap syarief berpamitan pada umi Dila dan kak Ilham.
"Oalah..., Buru buru amat nak, dilanya lagi... kok gak muncul muncul, Dila!!!" Teriak umi memanggil putrinya.
Dila sedang ada di kamarnya duduk termenung dengan pandangan yang kosong ke luar jendela. Dalam batinnya berkata
Seringkali aku mencoba melawan ketakutanku, tapi... Tapi apa?, tak jarang aku harus kembali kepada masa kelamku lagi, aku harap ini semua tak apa apa ya Allah".Umi membuka pintu kamar putrinya
"Loh, ndok.. kenapa?, Temennya udah pulang Lo, kamunya termenung... Disini" umi membelai kepala putrinya."Umi..., Dila lagi pengen sendiri ya mi"
Ucapnya meletakkan tangan tua umi di pipi kirinya."Yaudah, tapi kalau ada apa apa kamu bilang sama umi ya, jangan di simpan simpan"
Dila tersenyum menatap pahlawan hidupnya "iya ibu ratu"
🌸🌸🌸
Kokok ayam telah terdengar nyaring, membangunkan semua insan untuk melanjutkan kehidupan nya. Tak terkecuali umi yang sedang menyiapkan makanan untuk dua buah hatinya. Di meja makan sederhana mereka sedang asyik menyantap sarapan nasi goreng dan telur mata sapi buatan umi.
"Dek, nanti kamu pulangnya naik angkot aja ya kakak agak lama pulang kerja" ucap Ilham saat mereka da di meja makan menyantap sarapan nasi telur buatan umi.
"Yaudah, tapi uang jajan di tambah ya" dia memasukkan nasi goreng ke mulutnya setelah berucap demikian.
"Iya iya" (memberikan jajan tambahan)
"Dila! Kamu jangan simpan masalah kamu sendiri ya sayang, mamak gak suka kamu jadi anak pendiam yang selalu ketakutan" ucap umi
"Iya dek, klo ada masalah bilang aja, kamu kan dah dewasa"
"Iya iya, umi dan kakak ku"jawab Dila manja.
💐💐💐🌻🌻
Di dalam mobil Dila duduk di belakang sambil membaca buku untuk ulangan biologi hari ini. Sementara Ilham tetep fokus pada jalanan yang mereka tempuh. Yang di sampingnya juga ada umi, ya umi ikut mengantar Dila,karena umi ingin sekaligus ke pasar.
"Dek!" Panggil Ilham tanpa menoleh ke belakang.
Sementara Dila hanya menjawab dengan deheman.
"Dek, kakak mau nanyak, kamu ingat gak saat ayah mau menjodohkan kamu?" Tanya Ilham dengan mata yang tetep fokus ke jalanan
Dila menatap Ilham tak senang dengan ucapannya.
"Dek, ditanya ya dijawab"
Tak lama mereka pun sampai di sekolah Dila.
Dila beralih ke arah umi dan menyalam tangan umi seraya berucap
"Mi Dila berangkat ya, assalamu'alaikum, kak Dila berangkat ya" ucap Dila pergi tanpa menyalam tangan kakaknya.Ilham hanya dapat menghela napas melihat adiknya.
Umi tersenyum melihat Ilham.
"Kamu sih, udah tau kalau dila di singgung masalah nikah, jodoh, pasti gak suka, masih aja di tanyain""Bukan gitu mi, jadi semalam mi, Abi ngehubungin Ilham, dan Abi nyinggung masalah nikah" jawab Ilham lesu.
"Siapa?, Dila?" Tanya umi kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perhiasan Dunia
SpiritualFhadila Sharma Az-zahra. seorang gadis yang selalu menjadi bahan gosip oleh teman sebayanya, karena sifat anehnya, ya, fhadila selalu salah tingkah saat bertemu dengan lawan jenisnya, bukan karena apa-apa, tapi karena ia tidak menyukai laki laki. it...