Chapter 1

204 36 24
                                    

" Haii kesatria pedang,, ajarkan kepadaku cara memainkan pedang, agar aku bisa mengajarkan kepada mereka cara memainkan pedang tepat pada sasaran. Bukan terhadap hati yang sedang kesepian.."
~Han Mi Rae

#NORMALLY#

Aku sendirian!
Mungkin ini bisa dikatakan hiburan bagiku, duduk santai menikmati indahnya lampu sungai Han. Mencoba melupakan semua kegiatan yang bertentangan dengan pelajaran matematika, tugas kimia, tugas bahasa korea.. yaa.. hal-hal seputar sekolah. Itu sungguh membosankan!

Angin malam yang sejuk, sedikit menembus kedalam jaket tebal yang sedang ku pakai. Angin sepoi-sepoi, membuat rambut sebahuku sedikit terbawa oleh ajakan nakal sang angin, kadang sedikit menutupi mata yang sedang takjub melihat indahnya variasi warna dari lampu Han. Sungguh hal yang mengagumkan, aku bisa merasakan sejuknya pemandangan malam dibagian tempat kota seoul ini. Siang hari, mana bisa ku dapati suasana sesejuk ini. Sekarang adalah bulan dimana musim panas sedang memiliki peran dinegeri gingseng ini. Sangat panas. Lebih panas dibanding bulan sebelumnya.
" Americano hot coffe.."
Pesananku sudah datang.
" Ahh.. nee,, Americano hot coffe.." Ucapku sambil mengangkat tangan kanan ku hingga sejajar dengan pipiku yang sedikit tembam.
" Ohh.. nee,," Respon pelayan itu setelah mengetahui aku lah yang memesan.
Americano hot coffe??! Nee! Mungkin akan sedikit menghangatkanku.
Jasa pengantar yang berupa namja itu kembali lagi kekedai ia bekerja. Setelah aku membayar pesananku.
" Hangatnyaa..."
Ucapku setelah meneguk satu tegukan coffe.
Telapak tanganku yang tanpa sarung tangan, mencoba mencari kehangatan dicup coffe.
" Aishh,, cuaca dingin dimalam hari. Tapi aku suka.."
Rahangku dengan otomatis mengeras. Gigiku seakan sedang menggigit sesuatu. Tapi tak ada sesuatu pun yang sedang aku gigit.

" Aisshhh..jinja!! Dingin.."
Aku merapatkan jaket ku. Tangan kanan ku tetap setia memegang cup kopi itu, diatas lutut yang sedang ku tekukan. Yaa,, aku rasa lebih baik tangan kanan ku melakukannya, daripada meletakan cup itu disamping tempat aku duduk. Membiarkan aku tak mendapatkan penghangatan sedikitpun.

" Jinja,, kopi ini sangat membantuku.."
Aku kembali memegang cup kopi amerika dengan kedua tanganku.
Hangat.

" Woaaah.. aku suka warna lampu ini.."
Ucap seorang wanita kepada wanita disampingnya sambil menunjuk lampu yang berada sekitar sungai Han.
Cahaya keemas-emasan kemudian berubah menjadi warna damai.. kebiruan.. ditambah warna cantik lainnya.
Aku menoleh kepada kedua wanita itu.
" Ouuh.. kamu suka warna lampu Han yang ini..? Aku juga,,"
Bisik ku dalam hati. Menjawab kata-kata yang dilontarkan oleh wanita disebelah kananku. Meskipun kata-kata itu bukan untukku.
Aku baru menyadari keadaan mereka berdua. Mungkin mereka baru menempati tempat mereka. Seingatku saat aku menerima kopi ini dari pelayan, aku belum melihat mereka. Mungkin mereka mulai duduk didekatku saat aku sibuk menghangatkan tubuhku.

" Ohh.. geure,," respon wanita yang satunya sambil sibuk memainkan handycampnya. Cuek sekali.
Terlihat dari mimik wajah wanita yang memulai percakapan itu kecewa terhadap respon temannya. Tapi ia tetap ceria, melanjutkan topik dengan lebih semangat. " Nee.. aku suka banget,, cahaya yang awalnya begitu elegan berubah menjadi calm .. tapi tetap dengan keeleganannya. Aishh!! Jinja! Itu sungguh mengagumkan,," lanjut wanita itu penuh ekspresi. Tapi tetap responan dari sahabatnya sama sekali tidak berubah. Datar.

Aku tak melanjutkan keputusan awal ku untuk tetap memperhatikan mereka. Aku menatap kedepan. Meneguk kopi ku yang mulai dingin.
" Enyahlahh!!" Aku menggerutu.
Tak bisakah ia menghargai teman yang duduk disampingnya? Itu menyebalkan!
Jika ia punya masalah dengan pacarnya atau masalah lainnya, baru ia akan melepaskan handycampnya dan menghadap kepada wanita yang sempat ia diamkan itu. Bukan kah itu sebuah drama yang sering terjadi? Drama pertemanan.
Aku tak begitu yakin akan mengalami drama pertemanan itu. Karena saat ini aku merasa baik-baik saja. Tak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Aku hanya perlu berlagak baik kepada mereka. Bukan kah begitu?!!

Apakah Aku Normal?!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang