Chapter 14

19 11 0
                                    

"Apakah aku normal??!"
~Han Mi Rae

Hhh,,, sepertinya aku harus pulang sekarang,, sudah dari jam 10 malam (pulang les)  aku berada disini. Ini kebiasaanku,, aku berusaha untuk membuang penatku. Tak ada  teman kelasku yang tau akan kondisiku yang sebenarnya. Aku... entahlahh!! Aku sulit untuk mengatakan kondisiku saat ini.

"Tak ada teman yang benar-benar aku percaya,, setelah penghianatan saat itu.."
Gadis itu berjalan kearah rumahnya setelah membeli minuman.

Ia  melangkahkan kakinya setengah melompat-lompat, mencoba membuat riang keadaan hatinya.

"Aku tidak salahkan menolak cinta darinya?" Aku berbisik pelan.

Sebetulnya aku masih ingin menghabiskan waktu dipark Han untuk mencari jawaban atas teka-teki diotaku. Tapi... aku sadar,, badanku pun butuh istirahat. Bukan hanya pikiran. Semuanya punya hak untuk itu.

"Benarkann?? Aku tidak masuk kedalam pelanggaran HAM?! Menolak seseorang yang ingin menjadi pacarku??" Aissshhh!! Lagi-lagi kejadian itu membuat pikiranku harus berpikir setiap saat.

Aku berhenti berjalan. Rasanya ada yang harus aku sadarkan.

"Molla...!!" Aku memukul kepalaku. Mengapa kamu jadi khawatir akan hal sepele seperti ini?! Padahal kamu dulu sudah membangun strategi jikalau ada orang yang menembakmu, menjadi pacar.

"Sadarlahh!! Fokus! Kejar mimpimu..!! Abaikan dia! Nee.. Rae-ssi.. Hwaitting!!"

Aku berjalan lagi. Melompat-lompat riang. Memutarkan tubuhku seakan aku memiliki sebuah pesta dansa. Aku melakukannya,, seolah.. alam semesta ini milikku. Aku melepaskan semua penatku,, berdansa kesana kemari.. memutarkan lagi tubuhku. Bintang-bintang itu hanya menjadi penonton dalam bisu,, tak ada tepukan tangan dari mereka. Bahkan.. sepertinya heningnya mereka menandakan kesedihan saat menonton konserku.

Aku tak peduli. Aku terus melakukannya.

Tapi.. tubuhku tiba-tiba berhenti berdansa. Aku mendengar sesuatu yang tak layak aku dengar. Tadinya aku ingin mengabaikannya.. tapii,, sepertinya aku kenal dengan pemilik suara itu. Itu.. membuatku agak penasaran.

"...Bahkan dinginnya malam tak mempan untuk membangunkanmu dari mabuk.."

Nee?? Pasti ada yang sudah melakukan pesta.

Aku semakin penasaran. Mendekat keposisi pemilik suara itu. Ketemuu!! Ada dua orang pria disana. Pria yang satunya nampak tertidur.. mungkin karena ia begitu mabuk? Sedangkan yang satunya,, pria itu duduk disamping pria yang entah kemana ruhnya sekarang ini. Pria yang duduk itu memakai topi dan masker hidung sehingga aku tak bisa mengenalnya terlalu jelas. Tapi dari postur tubuhnya.. aku nampak mengenalnya. Seperti tak asing.

Pria bertopi itu menghembuskan nafasnya frustasi,,

Yaa aku benar-benar mengenal dari postur pria itu. Tapi siapa?? Hmm,, sering aku temui..
Aku menyingkirkan dedaunan yang menghalangi wajah pria itu.

"...Bahkan dinginnya malam tak mempan untuk membangunkanmu dari mabuk.."
Aku mengingat ucapan yang dilontarkan oleh pria bertopi itu.

"Mabuk??" Tak sengaja mulutku mengatakan kata itu. Pria bertopi itu menoleh.

"...Kwang?!!"

                             ***

"Hhhh.." untuk kesekian kalinya pria itu menghela nafas.

Kwang tengah merebahkan tubuhnya dikasur empuk miliknya. Sudah lama ia diposisi ini.

"Mengapa aku harus memikirkan imageku terhadap gadis itu...??!" Kwang mengacak-acak rambutnya frustasi.

"..terserah dia mau menganggap aku seseorang yang nakal.. pemabuk.. perampok... atau apapun ituu,, siapa yang pedulii??! AKU TAK PEDULII!!"

Kini pria itu menenggelamkan wajahnya dalam selimut. Ia mencoba melupakan kejadian tadi,, saat gadis itu memergoki dirinya seperti orang yang sudah mabuk. Padahal dirinya tak melakukan itu.

Aku hanya berharap gadis itu tak menyebarkan  tentangku,,

Kwang mulai menutup matanya. Wajah pria itu terlihat sangat tenang. Sepertinya ia akan segera tidur.

Tiba-tiba Kwang mengambil alih posisi bantal,, ia membekap mukanya dengan bantal itu.

" Aishhhh!! Sialann!! Mengapa dari tadi gadis itu terus menari-nari diotakku???!"

                            ***

Rae tengah tiduran dengan posisi badan menghadap kearah kanan. Tapi.. matanya sama sekali tidak terpejam.

"Aku enggak nyangka..."
Mulutnya mulai membisikan sesuatu.

"..sama sekali nggak nyangka,,"

"Aku salah mengenal dia dari awal,, "

"Apa itu yang membuat dia jadi seseorang yang introvet?? "

"Ada sesuatu yang dia sembunyikan,,"

"Apakah aku normal jika aku mencintainya??!"

Anio! Tidak mungkin,, aku tidak mungkin mencintainya. Aku tidak mungkin mencintai seseorang yang buruk.

Untung aku tolak cinta darinya.

"Kwang,, aku akan melupakanmu..!"

                                ***

Okehh.. seperti biasa author mau meminta maaf dengan ketypoan author yang haqiqi ini :v

Baik,, dipart kali ini nggak ada kosakata dan info,, meski begitu author harap kalian bisa mengambil pelajaran baik ddalamnya❤

Apakah Aku Normal?!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang