Chapter 7

36 12 0
                                    

"Hidup ini pilihan,, tapi apa fungsi masalah dan usaha. Sedangkan situasi ini bukan dari pilihanku?!"
~ Han Mi Rae

Pulang sekolah aku langsung pergi kekamar. Membiarkan kakak-kakakku bermain tanpaku yang hanya bisa mengganggu saja kerjaannya.

Aku rasa mereka agak sedikit aneh dengan sikapku yang tak seperti biasa.
"Mi Rae... kamu mau jadi orang yang kalah hari ini karena bermain catur denganku?" Kim menyapaku dengan tantangan angkuhnya. Ya,, aku selalu kalah saat bermain catur dengan Kim.

"Nee... aku kalah,," Jawabku singkat. Berlalu melewati mereka yang berdebat menebak apa yang terjadi denganku.

"Karena Naeun??!" Tebak Yoo Mi. Ia begitu sangat yakin dengan tebakannya. Yoo Mi tau pasti tentang masalahku dengan Naeun,, dia seorang alumni disekolahku... pastilah ada berita dikit-dikit tentang kami kegrup alumni.

"Aishh... anio. Menurutku bukan itu.. pasti abis dimarahin bu guru karena langganan minum air dispenser.." Tebak Kim ngasal.

"Oppa... !! Minum air itu bagus. Yang ada bukan dimarahin,, Rae malah dapet pialaa..!"

"Hmmm... lalu karena  apa dia begitu?" Kim bertanya. Lalu ia menggaruk-garuk dagunya tanda berpikir.

"Aishhh!! Aku tau dia kenapaa!!" Ucap Kim tiba-tiba membuat Yoo Mi penasaran dengan tebakan dari kakaknya yang pintar.

"Dia nyesel kali udah jahat sama orang yang namanya Kim. Terus dia mau beli sesuatu untuk gantinya. Karena dia enggak punya cukup uang dia mau narik Aloeverra yang dikasih ke kakak perempuannya.. terus dijual ke temen-temennya.... " Terang Kim cukup lebar panjang dan tidak jelas.

"Oppa..."

                                ***

Karena janji membawaku ketempat ini. Malam pukul 20:01.
Aku menunggu Naeun yang belum saja datang. Ia melewatkan waktu janjian 15 menit. Padahal sebentar lagi aku akan melanjutkan les ku setelah waktu istirahat ini.

"Annyeong eonni..." Ucap Naeun. Ia begitu sangat tergesa-gesa dengan nafasnya yang tak teratur.

"Mianhae eonni,, tadi orangtuaku enggak ngebolehin aku keluar. Tapi aku maksa.. alasannya mau kerja kelompok. Agak susah juga sihh.. soalnya hari ini aku enggak ada jadwal les,,"  Naeun menerangkan alasannya mengapa ia datang telat.
Mengapa ia harus berbohong? Aku tidak memaksanya untuk datang. Dia yang memaksaku untuk menemuinya.

"Hmmm... kenapa kamu harus bohong..?"

"Demi eonni,, hhe. Soalnya klo enggak kayak gitu orangtua nggak bakal ngizinin" jawab Naeun.
Aku tak suka dengan jawaban ini!!

"Lain kali jangan gitu,,"

"Iya eonni.." Naeun menundukan kepalanya.

Susasana hening. Tak ada yang bersuara diantara kita berdua, aku maupun Naeun.. semuanya bisu. Lampu taman sekolah pun rasanya ingin redup, menyingkir dari situasi keheningan yang tercipta.

"Ada perlu apa?" Tanyaku. Memecah keheningan.

"E..euu.." Naeun gugup.

"Euumm.. eonni benci sama Naeun?"

Aku diam tak menjawab. Naeun nampak gelisah dengan responanku.

"Maaf eonni,, Naeun juga enggak tau kenapa bisa .. ci.. cinta sama eonni.."

Aku menghela nafas. Menyesal telah mendengar curhatan dari Naeun. Entah keberapa kalinya Naeun mengatakan hal ini kepadaku.

"Eonni mianhae,, " Naeun menunduk.
Naeun mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia begitu sedih dengan responan Rae. Rae seperti tidak menganggapnya, padahal waktu siang Naeun begitu senang karena Rae telah mencegahnya agar Naeun tidak bunuh diri. Mengapa dengan Rae? Apakah wanita itu membenci dirinya?

"Eonni mianhae,," ucap Naeun lagi. Kini wanita itu tak bisa menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Aku juga tak menginginkan rasa itu datang...! Tapi mengapa... mengapa dia menggangguku??! Rasa itu membuatku sakit!!"

Aku menoleh kearah Naeun. Melihat wajah Naeun yang sudah basah dengan air mata.

"Aku tau,,  kamu hanya perlu menjalani ini semua.. semua ada masanya.."

Hik... hik...
Naeun menganggukan kepalanya, setuju akan apa yang dilontarkan olehku. Tetapi isakannya tak bisa ia hentikan.

"Jangan beranggapan bahwa aku membencimu.. itu pasti akan terasa sakit!! Aku menganggapmu sama seperti adik kelas lainnya..  "

"Aku mohon dari sekarang.. kamu mulai bersikap beda kepadaku. Meganggap aku sama seperti kakak kelas lainnya.."

"Aku mengerti soal perasaanmu padaku,, tapi itu tidak boleh.. itu tak baik,, tak sesuai dengan norma!"

Tak ada yang angkat bicara setelah aku berceloteh. Naeun masih dengan tangisannya.

"Bagaimana ini bisa terjadi kepadaku??!" Naeun mulai frustasi. Ia meluapkan semuanya. Menangis lebih keras.

Aku menepuk-nepuk pundaknya. Mencoba untuk menenangkan perasaannya yang kacau.

"Mengapa tuhan menimpakannya kepadamu? Karena kamu bisa melewati tantangan ini..!! Ada rasa yang memang tidak boleh digugu.. ada hal yang memang hanya bisa dipendam.. rasa itu timbul hanya sekedar pe-ngetes seberapa kita bisa menyadari mana cinta yang sesungguhnya❤ "

                                 ***

Okehh,,, semoga cerita dichapter kali ini menghibur ya guys..
Ouuh iyhh.. for this chapter kebetulan enggak ada kosa kata dan info-info lainnya yaa,, meaki begitu... author berharap kalian bisa menikmati dan mengambil hikmah didalambya

Okeyy guyss!! Next for new chapter yeaa😍
Hope u enjoy guys,, and happy reading😊❤

Apakah Aku Normal?!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang