Yo Te Amo

3.4K 457 25
                                    

Happy reading

'Dalam bahasa sederhana, aku merindukanmu.'

'Dalam bahasa duniawi, kau adalah hidupku.'

'Dalam bahasa hati, aku mencintaimu.'

'Tidak ada ketakutan, tidak ada keraguan.'

'Kesederhanaan adalah kebaikan luarmu.'

'Jika aku hidup lebih lama, maka biarkan segalanya tentang dirimu memenuhi setiap bagian dari hidupku.'

'Begitu mendalam, itulah cinta yang kurasakan untuk dirimu.'

'Yo te amo, aku cinta padamu.'

Longer

Di dalam tenda dengan posisi terbaring Hinata memejamkan mata, tapi dia tidak bisa tertidur, sepertinya setelah bulan purnama berlalu, hujan gerimis turun pada dini hari.

Suara gemerincik air menambah suasana dingin semakin terasa di pori-pori kulit, Hinata melihat Ino yang sudah tertidur, wanita pirang itu tidur memunggungi Hinata.

Hinata mengambil ponsel miliknya, membuka kunci layar dengan mode angka, entah angka berapa saja yang dia tekan.

Dengan koneksi internet yang seadanya Hinata membuka akun media sosial miliknya.

"Naruto!" Hinata menggumam pelan, wanita itu melihat unggahan terbaru dari tunangannya itu, Naruto menggunggah fotonya sepuluh menit yang lalu.

Sebuah gambar berlatar belakang sebuah klub, Naruto mengunggah sebuah foto bersama teman-temannya, masing-masing dari mereka memegang sebuah gelas yang berisikan minuman keras--mungkin

Di belakangnya terlihat juga beberapa orang wanita termasuk seorang wanita dengan warna rambut merah muda.

'Living your life.'

Satu buah kalimat yang pria itu ketik dalam unggahannya, menandakan bahwa Naruto begitu menikmati gaya hidupnya. Bebas, glamor dan tanpa beban.

Hinata berpikir apakah ucapannya tempo hari tidak berpengaruh apapun untuk pria itu?

"Kita memang berbeda," ucap Hinata, wanita itu mengetik sebuah pesan untuk Naruto melalui jalur pribadi.

Hinata melihat Naruto sudah membaca pesannya dari dua centang biru, tapi tidak ada tanda-tanda pria itu akan membalas pesannya.

Hinata menghela napas sudah lima belas menit berlalu tapi tidak ada balasan sama sekali.

"Aku anggap kau menyetuinya, Naruto!"  Hinata kembali mengetik sebuah pesan untuk pria itu.

'Semoga kau selalu bahagia.'

Pesan kedua dari Hinata dan kali ini pria itu tidak membaca pesannya.

Hinata tersenyum miris sambil menggelengkan kepalanya, jadi hanya sebatas itukah hubungan mereka?

'Naruto aku ingin mengembalikan cincin tunanganmu, inilah yang terbaik untuk sementara.'

.

.

.

Longer

Hinata mengerjap, sudah pukul enam pagi, entah jam berapa dia bisa tertidur semalam setelah melewati pergolakan batin.

Dia merasakan dinginnya embun sisa dari penguapan air hujan semalam, bau rumput basah merebak di indra penciuman, tidak hanya itu wangi serbuk kopi yang diseduh air panas bercampur menjadi satu.

Longer || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang