Free

4.2K 511 34
                                    


Happy reading

'Free ...'

'Apa sebutan bagi mereka yang menganut prinsip kebebasan?'

'Tanpa batas, tanpa halangan.'

'Seolah tidak akan ada neraka setelah kematian.'

'Bebas tanpa aturan, bebas tanpa etika.'

'Apakah gaya hidup atau jati dirinya seperti itu?'

'Harta dan tahta bisakah menolongmu di hadapan Tuhan kelak?'

Longer

Sakura dan Naruto adalah pria dan wanita yang mengutamakan tentang kebebasan, independent mungkin kata yang lebih tepat untuk mereka.

Kekayaan, ketenaran, kecantikan atau ketampanan sudah mereka milikki sejak lahir, orang tua yang kaya dan populer menjadi perisai tersendiri bagi mereka, tidak akan ada orang yang berani memandang rendah.

Jalan hidup mereka seperti dimudahkan, tidak ada kendala dalam segala urusan, bahkan termasuk dengan cinta.

Seringkali kekayaan membuat orang lebih dihargai, penjilat adalah julukan bagi mereka yang selalu memanfaatkan situasi.

"Sexy, free and single, itu adalah statusmu sekarang, Sayang," ucap Naruto sambil mencium perpotongan leher Sakura.

"Ahh, ayolah Naruto aku sedang malas bermain!" jawab Sakura, wanita itu melepaskan pelukan Naruto di pinggangnya.

"Kenapa? Kau memikirkan Sasuke?" tanya Naruto dengan malas.

"Tentu saja, orang tuaku akan bertanya kenapa dia memutuskan pertunangan?"

"Dan kupikir hubunganmu dengan Hinata juga terancam," ucap Sakura.

"Sasuke dan Hinata berasal dari tempat yang sama, didikan dari orang yang sama," ucap Naruto tatapannya menerawang seolah memikirkan sesuatu.

"Ya, sebab itulah pemikiran mereka juga pasti sama," tambah Sakura.

"Dan mereka sudah bersama-sama sejak kecil, nyonya Tsunade pasti mendidik mereka dengan cara yang sama." Naruto duduk di kursi kebesarannya, saat ini mereka berada di kantor milik Naruto.

"Banyak sekali persamaan diantara mereka," ucap Sakura.

"Ah, kau cemburu, ya?" tanya Naruto setengah bercanda.

"Ch, kau juga merasa seperti itu, 'kan?" jawab Sakura dengan menyilang tangan di dada.

"Sejujurnya ... iya! Terkadang aku cemburu, tapi mereka berdua itu pendiam, dan aku percaya pada Hinataku," ucap Naruto.

"Ch, Hinataku? Menggelikan, kau memang bajingan, Naruto! Kau bersenang-senang denganku dan hatimu ada pada tunanganmu itu." Sakura mencibir ucapan Naruto.

"Ayolah, Sakura! Jangan bicara seperti itu, kau juga bermain denganku tapi tidak mau melepas Sasuke, bukankah itu sangat serakah?" Naruto membalas ucapan Sakura, membuat wanita itu juga terdiam.

"Kalau saja pemikiran mereka tidak kolot seperti itu, mungkin semua akan baik-baik saja."

"Tapi sudahlah kita bicarakan lagi nanti, oke?" ucap Naruto, pria itu kemudian melanjutkan pekerjaanya dan Sakura juga pergi ke butik miliknya yang berlokasi tidak terlalu jauh dari kantor Naruto.

Longer

Seorang wanita berwajah manis dan pria berwajah tampan, berjalan bersisian di taman kecil sebuah panti asuhan, mereka berdua tersenyum sambil menikmati indahnya taman kecil tersebut.

Longer || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang