Smile

4K 492 33
                                    

Happy reading

'Tersenyum.'

'Senyuman.'

'Apapun itu namanya.'

'Sebuah gerakan di bibir yang menandakan ketulusan, keramahan dan kebahagiaan.'

'Simbol kebaikan dengan lengkungan di bibir menumbuhkan sosialita dengan orang tidak dikenal.'

'Satu kali saja dapat membuat seseorang merasa dihargai.'

'Tidak perlu ada kata sapa, satu senyuman mewakili semuanya.'

'Ekspresi yang sama namun terkadang berbeda makna, pahit, getir, manis, dan juga kepalsuan'

Longer

Entah kenapa perkataan Sasuke saat di panti asuhan selalu terngiang dalam ingatannya.

'Kalau begitu doakan kami, ya?!'

Hinata masih memikirkan apa maksud dari ucapan tersebut, tapi pemikiran wanita itu mengatakan kalau ucapan Sasuke hanya untuk masa depan mereka yang lebih baik.

"Hey?"

"Hinata!!"

"Ehh??" Hinata mengerjap, Sasuke memanggilnya, tapi wanita itu masih betah dengan pikirannya.

"Tersenyumlah!" ucap Sasuke.

"Huh?"

"Tersenyumlah padaku," ucap Sasuke.

"Ap-Apa?" Kenapa Hinata tergagap.

"Wajahmu jangan tegang seperti itu! tidak biasanya, tema liputan kita kali ini adalah keceriaan," ucap Sasuke sambil mengarahkan kamera pada Hinata.

"Ah, iya aku lupa," jawab Hinata dengan wajah yang memerah.

Hinata dan Sasuke melalukan observasi pada masyarakat, tujuannya tidak lain untuk bertanya kepada setiap orang tentang apa itu kebahagiaan, mereka mengambil tempat di sebuah taman hiburan yang cukup ramai pengunjung karena hari ini adalah hari libur.

Hinata melakukan wawancara dari satu orang ke orang yang lainnya, apa definisi kebahagian bagi setiap individu? Ternyata banyak jawaban yang menarik dari mereka semua.

Uang, cinta, anak, keluarga, teman bahkan ada juga yang menjawab binatang peliharaan.

"Lalu kalau menurutmu apa itu kebahagiaan?" tanya Hinata pada Sasuke, pria itu sedang menurunkan kamera yang berada di pundaknya.

"Hh, tidak tahu," jawab pria itu dengan singkat.

"Jika masih kecil mungkin jawabanku adalah makanan dan pakaian yang bagus, tapi untuk sekarang aku benar-benar tidak tahu," tambah pria itu.

"Aku mengerti," jawab Hinata.

"Bagaimana hubunganmu dengan Naruto? Apa kau rela dikhianati?" tanya Sasuke.

Hinata terdiam seperti memikirkan sesuatu. "Jika dia punya tujuan baik, mungkin aku bisa memahaminya," jawab Hinata.

"Maksudmu?" Sasuke tidak mengerti dengan jawaban dari Hinata.

"Jumlah perempuan di dunia ini jauh lebih banyak dari pada laki-laki, jadi jika ada seorang perempuan yang egois ingin memiliki pria itu sendirian saja, bagaimana dengan nasib perempuan lainnya, akan ada banyak perempuan yang menua karena terlalu lama menunggu laki-laki untuk menjadi pasangannya," jawab Hinata panjang lebar.

"Jika seorang pria bisa membagi rata kasih sayang, waktu, harta, atau bahkan mengangkat derajat perempuan lain bukankah itu bagus?" Wanita muda itu berkata lagi.

Longer || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang