La Misma Luna

3.6K 447 65
                                    

Happy reading

'La misma luna.'

'Under the same moon.'

'Benar, akan kukatakan.'

'Akan kukatakan aku mencintaimu.'

'Di bawah bulan yang sama.'

'Dengan sinar yang akan menjadi saksi atas pernyataan ku.'

'Padamu hanya padamu.'

'Kenapa? Kenapa kau menarik ku jika akhirnya aku tertinggal?'

Longer

Hinata merasa risih setelah mendengar ucapan Ino, terlebih sikap Sasuke yang berlebihan terhadapnya. Ya, itu hanya pemikiran Hinata, sebenarnya sikap Sasuke tetap sama, pria itu begitu baik dan selalu memperhatikan semua kebutuhannya.

"Ini!" Sasuke memberikan segelas susu hangat untuk Hinata, dengan ragu wanita itu menerimanya.

"Terima kasih," ucap Hinata, namun tidak berani menatap Sasuke.

"Wah, kau perhatian sekali!" ucap Shikamaru dan Ino hanya tersenyum melihat sang kekasih yang sedang menggoda kedua rekannya.

Mereka berempat membuat api unggun di depan tenda, malam di tengah hutan memang begitu dingin, jauh berbeda dengan suasana kota yang terkadang membuat penat.

"Biasa saja," jawab Sasuke dengan senyum tipisnya.

"Sepertinya besok akan ada bentrokan, sebaiknya Ino dan Hinata tinggal di tenda saja, aku akan pergi bersama Sasuke," ucap Shikamaru.

"Tapi kami juga harus jadi reporter," protes Ino.

"Tidak, itu berbahaya, kita pakai narator saja untuk pemberitaannya," jawab Shikamaru.

"Ya, itu benar. Aku dan Shikamaru akan memakai Handycam untuk merekamnya, kamera lapangan terlalu berat untuk kami bawa," tambah Sasuke.

"Lalu apa yang bisa aku bantu?" tanya Hinata karena dia pikir liputan itu adalah pekerjaannya juga.

"Menunggu kami dan berdoa supaya kami berdua baik-baik saja," jawab Sasuke.

"Ya ampun, Sasuke. Ucapanmu seperti akan pergi berperang saja." Ino tertawa dan berkata pada Sasuke.

"Tapi itu benar, Sayang. Doa kalian akan berguna untuk kami," ucap Shikamaru pada Ino, pria itu mencium punggung tangan kekasihnya.

"Baiklah aku akan berdoa untukmu," jawab Ino sambil tersenyum karena perlakuan Shikamaru.

Hinata dan Sasuke tersenyum melihat pasangan yang terlihat mesra, Ino dan Shikamaru begitu saling mencintai.

"Lalu, apa kau juga mau berdoa untukku?" Hinata mengalihkan perhatian pada Sasuke, dan tatapan mata mereka saling bertemu.

"I-Iya, Sasuke!" jawab Hinata gugup.

"Terima kasih," ucap Sasuke, pria itu tersenyum dengan tulus, Hinata melihatnya lagi, senyuman Sasuke yang membuat hatinya bergetar.

"Aku, permisi sebentar!" Hinata beranjak dari duduknya, wanita itu menghilang di balik pepohonan.

Dia berusaha menetralkan detak jantung yang selalu berdebar beberapa hari terakhir, Hinata menarik napas dan menghembuskan perlahan.

'Tidak, tidak.'

'Aku hanya perlu memikirkan Naruto.'

Hinata berusaha meyakinkan diri, tapi tidak bisa, sudah jelas dia merasa kecewa pada Naruto, tapi dia tidak boleh memikirkan orang lain di tengah masalahnya yang belum selesai.

Longer || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang