Ep. 8 Missing

6.6K 530 27
                                    

.
.
.
.
Cuss.. Langsung aja
Selamat membaca
typo bertebaran 😁
.
.
.
.

Setelah kepergian Jungkook, Yoongi dan Jimin menjalani aktivitas sehari-hari mereka seperti biasa. Pergi sekolah seperti tak ada yang terjadi, yang membedakan jika dulu sebelum bertemu Jungkook mereka kemana-mana sendiri. Sekarang mereka selalu bersama demi mempertahankan komunikasi mereka dengan Jungkook agar tak terputus. Namun yang tak mereka sadari adalah perasaan lain yang mulai tumbuh di hati masing-masing.

Hubungan Taehyung dan Sejeong pun berjalan seperti biasa, yang tak biasa adalah seorang Kim Taehyung yang berusaha mati-matian memendam perasaan lain untuk 'dia' di hati terdalamnya. Ia tak ingin menyakiti yeoja yang sekarang berstatus kekasihnya. Karena bagi Taehyung sebuah hubungan itu harus dipertahankan sampai akhir istilah lainnya setia. Ya untuk saat ini, tak tahu bagaimana kedepannya. Jalan takdir kan tidak ada satu pun yang tahu, kecuali Tuhan sang pemilik takdir.

Perlu kalian tahu, setelah kejadian di kantin masa itu. Taehyung dan Sejeong langsung menujunke apartemen milik Sejeong untuk membayar 'hadiah' yang Sejeong janjikan ke Taehyung. Dan 1 hal yang Taehyung ketahui setelahnya, bahwa Sejeong ternyata sudah tak perawan. Taehyung merasa kecewa setelahnya, namun karena Sejeong mengakui bahwa Taehyung bukanlah kekasih pertamanya. Yang mana menurut pengakuan Sejeong, keeprawanannya di renggut oleh cinta pertamanya. Taehyung yang memang entah bodoh atau sudah termakan segala sifat palsu Sejeong, hanya memaafkan dan akan bertanggung jawab menikahinya. Alasannya, karena ia tak ingin jadi laki-laki brengsek. (Tak sadar bahwa dia sudah menghancurkan gadis lugu lain 😒)
.
.
.
.

Dua bulan telah berlalu sejak kepergian Jungkook. Yoongi dan Jimin meresmikan hubungan keduanya karena sama-sama mengakui perasaan masing-masing. Saat ini sepasang kekasih yang sedang panas-panasnya itu sedang makan bersama di kantin dengan duduk berhadapan.

"Sayang, apa kau sudah menghubungi Jungie?" Jimin membuka obrolan.

"Sudah Oppa, semalam aku meneleponnya. Seperti biasa, ketika aku meneleponnya dia sedang bersiap-siap menuju sekolahnya. Oppa tau kan perbedaan waktu Korea dan New York?"

"Memang siapa yang ke New York?"

Sebelum Jimin sempat menjawab pertanyaan Yoongi, sebuah suara telah lebih dulu menginterupsi obrolan mereka. Keduanya menolehkan kepala ke arah sumber suara itu, dan didapati Taehyung sedang berdiri di belakang mereka dengan Sejeong yang bergelayut manja di lengan pemuda itu. Yoongi menatap malas ke arah dua entitas itu, sedangkan Jimin hanya mendengus jengah. Sangat mengganggu pikir keduanya, apalagi setelah melihat muka para pengganggu tersebut.

"Tak ada hubungannya denganmu Kim-ssi. Ayo sayang kita pergi." ajak Jimin menggandeng Yoongi pergi dari kantin tanpa menoleh kebelakang.

Maafkan aku Jim, tak bisakah kau memaafkan aku. Batin Taehyung menatap sendu wajah sahabat atau sekarang mantan sahabat.

"Issh, sombong banget sih. Sudahlah jangan pedulikan mereka lagi Oppa, kan ada aku disisimu." Sejeong menarik tangan Taehyung memcari tempat duduk dan Taehyung hanya diam mengikuti.
.
.
.
.
-Di lain waktu dan tempat-
22.30 PM New York

Seorang gadis dengan rambut hitam legam yang terurai hingga pinggangnya dengan memakai baju tidur satinnya sedang menatap keluar jendela dengan tatapan kosong dan pikiran berkecamuk. Berkali-kali menghembuskan nafas lemah yang entah sudah keberapa kalinya.

"Kuharap kau bahagia saat ini Oppa, agar saat aku kembali... Aku bisa menghancurkan kebahagiaan mu dan wanita jalang itu."

Setelah mengatakan kalimatnya, gafis itu mengeluarkan smirk nya. Namun tak bertahan lama, karena setelahnya raut wajahnya berubah menjadi datar, dingin dan kosong seperti tak ada roh di dalam tubuh itu.
.
.
.
.
20.00 KST di sebuah apartement

Berkali-kali pemuda tampan itu mencoba menutup matanya, semenjak pulang sekolah beberapa waktu lalu hingga sekarang ia tak bisa tenang. Terus terbayang ekspresi sang sahabat yang sekarang tak mau mengakuinya sahabat lagi. Ia tau kesalahannya benar-benar fatal dan tak termaafkan, tapi ia tetap berharap bisa kembali bersahabat dengan lelaki yang sudah dianggap saudaranya sendiri. Pemuda itu Kim Taehyung memutar kembali memorinya saat masih bersama-sama sahabatnya Park Jimin. Mereka tertawa bersama, kemana-mana selalu bersama seperti magnet dua kutub yang tak bisa dipisahkan. Kemudian memorinya berhenti pada seorang yeoja yang memberikannya kehangatan sekitar 3 bulan yang lalu, Jeon Jungkook.

Flashback on

"Oppa hentikan..hahaha..geli tau." Jungkook tak bisa berhenti tertawa karena sang kekasih tengah menggelitikinya.

"Hahaha.. Aku tak mau berhenti sampai kau mau mengatakan cinta padaku," Balas Taehyung tanpa menghentikan 'serangan'nya kepada kekasihnya.

Saat ini mereka sedang berada di pinggir Sungai Han, duduk di rumput-rumput di sekitar pinggiran sungai itu. Orang-orang yang lewat di sekitar mereka, menatap iri ke arah Jungkook. Bagaimana bisa yeoja cupu berkacamata seperti Jungkook tertawa bahagia bersama Taehyung yang tampannya keterlaluan dan beruntungnya adalah namjachingunya.

"Haha..hossh..baiklah Oppa. Berhentilah sebentar..haahh."

Jungkook menjawab dengan nafas tersengal. Taehyung berhenti menuruti permintaan gadisnya.

"N-Neomu sa..saranghaeyo.. Oppa."

Jungkook berkata sangat lirih, namun masih tertangkap indra pendengaran Taehyung. Pemuda tampan itu tersenyum kecil, tapi tak berapa lama ia menyeringai jahil melihat rona merah di pipi gembil hingga telinga Jungkook.

"Apa sayang, Oppa tak dengar. Coba katakan sekali lagi."

"Ck.. Oppa, a-aku malu."

"Ayolah sayang, sekali lagi." rengek Taehyung.

"Hufft... AKU SANGAT MENCINTAIMU TAEHYUNG OPPA."

Jungkook yang kemudian sadar langsung menolehkan kepalanya ke arah lain. Ia sangat malu, hingga rona sebelumnya semakin terlihat kentara.

Taehyung tertawa puas kemudian menarik Jungkook dalam pelukannya " Aku juga mencintai sayang..sangat."

Taehyung melepaskan pelukannya, menarik pinggang Jungkook mendekat. Wajahnya juga semakin mendekat ke arah wajah Jungkook, hingga deru nafas keduanya saling terasa. Jungkook yang mengerti pun memejamkan matanya dengan sedikit gemetar karena ini ciuman pertamanya.

Chuuppp~~

Awalnya hanya sekedar menempelkan bibirnya saja, tapi lama-kelamaan Taehyung merasakan jantungnya semakin berdebar bersamaan dengan rasa manis dan lembut bibir Jungkook. Membuat Taehyung semakin memberanikan diri melumat bibir atas dan bawah Jungkook bergantian, menghisap kuat bibir kissable itu.

Mmmphh~~

Jungkook hanya diam tak membalas ciuman Taehyung, karena ia tak tau harus apa. Merasa ruang paru-paru semakin sesak, Jungkook memukul pelan bahu Taehyung. Taehyung melepaskan ciumannya dengan tak rela. Benang saliva terputus mengalir dari sudut bibir Jungkook menuju leher. Taehyung membuka kedua matanya, ia terpesona dengan pemandangan indah di depannya. Wajah Jungkook yang sangat merah, mata sayu, bibir bengkak semakin memerah sedang terengah meraup oksigen.

DEG

Dadanya terasa sesak melihat keadaan Jungkook, sangat indah dan perasaannya menghangat. Hingga tanpa sadar ia tersenyum lembut ke arah Jungkook, menarik Jungkook kembali ke dalam pelukannya. Menikmati perasaan hangat yang mengalir masuk ke lubuk hati terdalamnya. Perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya bahkan dengan Sejeong yang notabene kekasih sekaligus cinta pertamanya, bahkan mereka sering melakukan ciuman panas. Namun dengan Jungkook semua terasa baru dan menyenangkan.

Flashback off

Tanpa sadar airmata Taehyung mengalir, membiarkannya jatuh dari pelupuk matanya sambil memejamkan mata. Taehyung merasakan sesak dan sakit yang teramat meremas hatinya.

"Andai kita bertemu lebih dulu Jungie sayang." Sesal Taehyung dengan terisak.

.
.
.
.
.
.
.
TBC

Time to Revenge (Taekook/GS) (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang