" Di sisimu aku menidurkan diri
Menungguimu diantara sepi
Aku mencintaimu begitu tinggi
Bahkan sampai kau mati begini "
---------------------------------------------
Rangkaian kata, kumpulan kalimat, membentuk sajak, dari hitam yang menguasai pikira...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelak, jika aku tak berakhir denganmu, entah karena kau menyerah, atau bukan denganmu aku menikah, aku ingin kau ingat, bahwa sebenar-benarnya aku menginginkanmu, sungguh-sungguh, aku suka bibir dan dada bidangmu, juga jemarimu, sesingkat-singkatnya kuakui itu adalah jujur, kau boleh iris kupingku jika kubohong.
Dan, kalau matamu tak lagi bisa kujamah, dan kau tak lagi bisa menciumi tengkukku seperti apa yang kau lakukan setiap paginya, jangan kau resah, apalagi marah, ini hanya masalah waktu yang habis, yang ingin kuisi ulang seperti pulsa ponselku, sayang kemanapun kucari, tak kutemukan jua penjualnya.
Nanti, jika kau senggang, dan sedang minum kopi sendirian, ingatlah, saat pertama kali kau curi ciuman bibirku di pojok stasiun sore itu, juga saat kau ukir tulisan namamu di dadaku hingga ngilu, sampai kapanpun aku tak akan melupakannya, kuharap kau juga sama, jadi tersenyumlah.
Juga, bila dunia tak lagi setia pada matahari, dan bintang bosan menunggu malam, percayalah, aku tetap mencintaimu setiap saat, selama seminggu, sebulan, setahun, bahkan seabad lamanya, meski di bumi sebelah sini aku sedang memeluk orang lain, dan kau di sebelah sana sedang berbagi nafas dengan yang lainnya, kuharap keputusan ini tak akan berubah, aku, kau, kau dan aku, kita, ada di satu buku dan bertemu di epilognya.