Prolog

7.6K 392 7
                                    

Pagi itu Ali bersandar lesu pada sebuah badan bus, ini terjadi karena neneknya memesan sebuah tiket liburan selama tiga hari. Jika bukan karena permintaan dari sang nenek mungkin Ali tidak akan mau ikut acara tidak jelas seperti ini. Sungguh, lebih baik dia mendekam di ruang kerjanya seharian penuh ketimbang harus pergi liburan seperti ini.

"Perhatian untuk para peserta tour! Lima menit lagi bus akan melakukan pemberangkatan, jadi diharapkan para peserta tour segera memasuki bus. Terima kasih!" Samar-samar Ali mendengar instruksi dengan keadaan setengah mengantuk.

"TIUR! Gue jangan ditinggalin!"

Namun, seketika matanya melek ketika suara melengking terdengar tepat di dekat gendang telinganya. Tidak sadarkah gadis ini kalau bibirnya berada tepat di sebelah telinga Nathrali Paku Bumi?

"Arghhhhh..."

Belum sempat bibir merah penuhnya mengeluh protes, sepatu boots tujuh sentimeter milik gadis itu sudah menginjak kakinya yang hanya menggunakan sandal karet murahan.

"Awww, asem banget tuh cewek, pakek tenaga gajah kali," rintih Ali sembari menatap jempolnya yang terlihat memerah, dan siap meledak seperti spongebob. Tapi sayangnya Ali bukanlah kartun.

"Mas kenapa belum masuk? Enggak denger pemberitahuan?" Sebelum masuk ke dalam bus, gadis itu menyempatkan diri bertanya dengan tampang tak berdosa. Hal itu membuat Ali merasa ingin menonjok wajahnya saja.

"Gimana gue denger kalo lo terus-terusan teriak di deket telinga gue?!" jawab lelaki itu marah.

"Aisshh, galak sekali. Lagian Prilly enggak teriak deket telinga kamu kok, kamunya aja baperan."

Prilly menggeleng seakan meyakinkan Ali jika dirinya tidak melakukan hal yang dituduhkan, sayangnya Ali mengalami kejadian itu sendiri. Jadi ucapan Prilly tidak akan mengubah apa pun.

"Apa yang kayak gini lo sebut enggak teriak hah?!" pekik Ali tepat di depan telinga Prilly. Baru kali ini, dia merasa semarah ini.

"Ahhh, iya maaf, maaf. Prilly 'kan enggak tau ... hiksss maaf."

Kedua tangan Ali mengepal gemas, seolah tangannya itu sedang meremas gemas wajah gadis itu. Lihat, sekarang Prilly malah menangis membuat Ali mendapat tatapan intimidasi dari beberapa peserta yang sudah masuk ke dalam bus. Seakan Ali sedang dihakimi karena memaksa memperkosa gadis ini.

"Astaga! Heii, enggak usah pakek nangis segala! Ck, oke-oke gue minta maaf, suara lo tuh kenceng tahu gak?!" ujar Ali justru mendapat tatapan marah dari Prilly.

"Dasar monster jahat! Galak, sukanya marah-marah!"

Sambil berlari masuk Prilly melempar koper besarnya ke arah Ali, membuat lelaki itu terhuyung ke belakang. Entah kesialan apa yang terjadi, tapi Ali merasa ini adalah hari paling buruk di dunia.

***

"Tujuan pertama kita adalah Pantai Indrayanti yang berada di sisi timur Pantai Sedak, atau tepatnya 66 km dari Malioboro. Perjalanan mungkin akan memakan waktu sekitar setengah hari, jadi saya harap kalian nikmati perjalanannya saja. Selamat beristirahat."

Prilly menatap ke arah jendela kaca, dengan posisi memunggungi Ali yang duduk bersamanya. Hal ini terjadi karena tempat kosong hanya tersisa di sebelah lelaki itu dan Prilly tidak kebagian tempat duduk lainnya. Heol.

"Aku ingin pinjam earphone--"

"Jarak satu meter!" teriak Ali menunjuk wajah Prilly. Membuat gadis itu urung meneruskan ucapannya dan memilih meringkuk di pojokan seperti anak kucing.

"Aku tipe mabuk darat jadi---"

"Sudah gue bilang, ja-rak sa-tu me-ter. Ngerti? Dan berhenti ganggu gue!"

Ali yang duduk di ujung kursi terlihat menyumpal telinganya dengan earphone dan menutupi wajahnya menggunakan tudung hoodie, Prilly memandang lelaki itu tak berani mengatakan apa pun.

Hueeeekkkk...

Baru saja berkata seperti itu Prilly sudah memuntahkan makan siangnya hingga mengotori celana levis hitam milik Ali, gadis itu seketika panik melihat tatapan datar Ali melayang ke arahnya.

"Jangan marah, maafin Prilly, Prilly enggak sengaja." Prilly mengusap muntahannya menggunakan tissue basah. Namun, tetap hal itu membuat Ali tak mengubah tatapannya apalagi mengeluarkan sepatah katapun.

"Kenapa lo enggak bunuh gue sekalian hah? Oh, astaga. Lo! Lo bener-bener bikin gue mati muda!" teriak Ali jengah.

Sembari berdiri dari tempat duduknya Ali menunjuk wajah Prilly yang menunduk ketakutan, kurang satu kali lagi Prilly membuat masalah kepada Ali.

"Maaf, hiks ... maafin Prilly!"

"Selain bikin masalah tuh bisa lo cuma nangis doang ya? Terserah! Pokoknya gue enggak mau duduk sama dia!"

Tiur mendekat setelah Ali kembali berteriak, karena beberapa orang mulai terganggu dengan keributan kecil antara Ali dan Prilly.

"Prill, lo tuker duduk sama Abdi sana. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya."

Prilly beranjak dari tempat duduknya dengan lelehan air mata yang tidak mau berhenti.

"Gitu kek dari tadi."

"Sekali lagi hikss, Prilly minta maaf mas monster."

Selanjutnya gadis itu berjalan gontai menuju ke belakang, untuk menggantikan posisi Abdi. Dan sekarang Ali jadi merasa bersalah telah membuat Prilly menangis. Jadi apa yang harus mereka lakukan sekarang?

Be Lovely (Selesai)-Ada Versi PdfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang