Berbeda dengan teman – teman Galva yang masih berkumpul di ruang tamu, sedari tadi mereka mendengarkan cerita random dari Bobby yang tiada hentinya. Beberapa kali camilan di meja itu sudah di refill oleh maid yang bertugas menjamu tamu Kanaya Janitra.
"Eh anyway Nat, lo kerja di Laveure ya?" celetuk Bobby ke arah Natasha yang sedikit tersentak, ia kaget. Pasalnya ia termasuk kategori orang yang jarang nimbrung obrolan, kecuali dengan Sabil. Perasaan Natasha juga tidak pernah betemu dengan Bobby ketika bekerja, kenapa cowok itu tau ia bekerja di sana.
"Iya Bob, kok tau?" Natasha sedikit kikuk sebenarnya.
"Pastry Laveure enak banget tau Shav, kan café tempat lo kerja itu terkenal banget sama pastry-nya, kemarin pas sama nyokap gue kesana kayak liat lo, mau nyapa tapi lo kayaknya lagi sibuk gajadi gue sapa deh"
"Wih, mau dong Nat kapan – kapan kesana," sahut Angel karena ia salah satu dari sekian banyak orang pecinta pastry.
"Boleh, kabarin kalo kesana nanti gue kasih diskon khusus buat kalian," jawab Natasha sambil tersenyum. Ternyata tidak buruk juga nimbrung dengan percakapan teman – temannya, respon mereka sangat positif. Pikirnya...
"Eh ta – WHAT?!" sebelum Bobby sempat melanjutnya ucapannya, ia melotot kaget memandang dua orang yang berjalan mendekat dengan posisi cowo merangkul bahu si cewe sambil ketawa ketiwi. "GARA LO APAIN SI CANTIK?!"
Semua pandangan teman – teman Galva mengikuti pandangan Bobby. Mereka berdua yang dimaksud oleh Bobby adalah Gara dan Shavanna. Kedua orang itu menghentikan langkahnya lalu paham akan situasi yang ada di hadapan mereka. Shavanna tersenyum kikuk, sedangkan Gara mendengus sebal melihat ekspresi Bobby.
"Emang mereka kenapa Bob?" tanya Angel keheranan karena tidak ada yang salah sebenarnya.
"Ternyata Gara diam – diam menghanyutkan ya, gue sekarang setuju Bob sama lo," sahut Upi.
"Heh kalian, biasa aja bisa nggak natapnya gausah melotot gitu," tegur Reza ke arah teman – temannya yang langsung tersadar mengerjapkan matanya.
"Hai semua, kita ketemu lagi," sapa Shavanna ke arah teman – teman Galva.
"Nikmat mana yang engkau dustakan ya Tuhan," Bobby menengadahkan kepala dan kedua tangannya ke atas. Vivi yang di samping Bobby dengan sigap menggeplak tangan cowok itu keras. "Vivi sakit ih," rengek Bobby yang dibalas dengan tatapan tajam Bobby.
Gara dengan santainya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana yang ia pakai. "Duluan gue, mau mandi bye," pungkasnya lalu berjalan menaiki tangga hingga sampai atas lalu berbelok ke kiri menuju kamar tamu untuk membersihkan diri menghiraukan tatapan teman – temannya.
"Kalau gitu gue juga pamit dulu bentar ya, enjoy your meal," Shavanna tersenyum berpamitan lalu ikut menaiki tangga tapi setelah mencapai atas ia berbelok ke arah kanan. Natasha memperhatikan itu karena sebelumnya Galva juga berbelok ke arah kanan seperti yang Shavanna lakukan. Tapi positive thinking aja ya mungkin kamarnya searah.
Shavanna berjalan menaiki tangga lalu membuka kamar yang ditempati tuan muda Janitra. Terlihat orang yang ia cari sedang berdiri di balkon kamar yang menghadap taman bunga Kanaya Janitra. Menyadari seseorang membuka kamarnya membuat ia berbalik tersenyum lalu merentangkan tangannya. Shavanna melihat itu malah menggeret tangan Galva hingga cowok itu sampai di bed miliknya.
"Kamu itu dibilangin istirahat tapi malah segala berdiri di balkon," Shavanna menggerutu sebal sembari mendudukkan Galva di king bed cowok itu. "Kalau sakit lagi gimana, khawatir tauk," Galva terkekeh pelan, gadis di depannya sekarang sudah mensedekapkan kedua tangannya, raut muka cemberut yang ditunjukkan membuat Galva gemas dengan tingkah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shavanna
RomanceHave you ever heard that the life path of a conglomerate's child is set in stone? That statement may be true but it may also be false. Shavanna Tedja mendapatkan privilage anak konglomerat bagian beruntung karena ia dapat menentukan jalannya sendir...