🎀Empat Puluh🎀

533 32 21
                                    

Sakit hati.

Sudah pasti.

Dara mengompres matanya menggunakan es batu. Perih sekali. Kalau membuka mata, rasanya selalu ingin keluar air terus. Tapi dia harus buktikan pada Rara, kalau dia mampu berdiri tanpanya.

Dia dibuang.

Dara tersenyum sinis pada kenyataan itu. Ternyata Rara memang bukan sahabat yang baik.

Ponsel Dara bergetar,

Fajar01
Ra,

Daraa
Apa?

Fajar01
Mau jalan, gak?

Daraa
Ke?

Fajar01
Nanti juga kamu tau,

Fajar01
Kalo mau aku jemput

Daraa
Kapan?

Fajar01
Kamu bisanya?

Daraa
Jemput jam dua.

Fajar01
Oke.

Tidak salah juga menerima ajakan sang mantan. Semoga saja bisa memperbaiki suasana hatinya. Dan semoga, nanti jam dua matanya tidak terlalu terlihat bengkak.

💫💫💫

"Kamu bawa mobil?"

Dara mengangkat satu alisnya heran, tumben sekali. Fajar turun, mengulum Sunggingan manis. "Iya. Tadi Om aku ke Rumah, pas liat aku mau berangkat pake motor, beliau malah nawarin mobilnya.  Ya udah, kan, lebih enak juga."

Dara mengangguk singkat.

Fajar kembali tersenyum, menatap Dara yang siang ini terlihat cantik sekali. Dia membukakan pintu, lalu mempersilahkan Dara masuk.

Kenapa semakin hari Fajar semakin manis, sih?!

Dara sudah duduk sempurna ketika Fajar memutari mobil lalu duduk di kursi kemudi. Fajar menatapnya bingung, lalu berkata, "Ra.. uhm, gimana, ya, ngomongnya?"

"Ngomong apaan?"

"Itu, di gigi kamu ada cabe."

Perasaan, dia baru saja mandi. Belum makan apa-apa. Kalau benar ada, dia malu sekali. Dara membalikkan cermin yang tertutup di bagian atas mobil.

Cantik, maukah kamu kembali menjadi pacarku?

Dara bersemu merah, pipinya merona. Menatap Fajar yang senyum-senyum sendiri menatapnya penuh cinta. Sungguh demi apa pun, ini cara kecil paling sweet yang pernah Dara temui.

Ya, ketika Dara membuka cermin itu, ada tulisan di kacanya. Fajar berpura-pura bilang kalau di giginya ada cabe, agar Dara membuka cermin dan melihat tulisan tangan itu.

Cute sekali.

"Gak niat jawab, kah?"

"Aku.." Dara mencicit. Debaran jantungnya bekerja dua kali lipat, keringat dingin terlihat di pelipis gadis itu. Merasakan hatinya yang bergejolak, membuncah bahagia. "Mau."

Fajar menembaknya bahkan sebelum mereka sampai ke tempat yang dia rencanakan. Tersenyum lega, Fajar mengimbuhkan, "makasih udah terima aku lagi, Ra. I love you, always and forever."

Dara menutup wajahnya dengan telapak tangan. Tidak menyangka akan diperlakukan semanis ini. kakinya dihentak-hentakkan saking senangnya.

Fajar terkekeh, lalu mulai menggas mobilnya. Jalanan begitu ramai walau panas terasa membakar. Orang-orang sibuk dengan urusannya masing-masing.

Tentang kamu (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang