AN:
Thank you sooo much buat sekian orang yang stay baca ini 😭 semoga kalian gak pergi karena bentar lagi tamat daan ofc akan ada cerita baru :'D
Enjoy guys!
Playlist;
Zedd-Happy NowSteven sedikit bingung saat melihat Vero yang sibuk memilih dress. Entah untuk apa pikirnya, apa mereka mempunyai janji malam ini? Steven rasa tidak. Lelaki itu terus mengamati segala pergerakan Vero tanpa lewat sedikitpun, bagaimana dia menggerutu kesal karena dress favoritnya sudah tidak muat karena perutnya yang sudah semakin besar.
Kedua kaki jenjangnya akhirnya memutuskan untuk menghampiri calon istrinya itu. Tidak ada tanda-tanda terkejut dari Vero, sebaliknya wanita itu malah memegang dua gantungan baju dan memperlihatkannya ke arah Steven. Raut wajahnya cukup menggemaskan hingga Steven ingin menciumnya sekarang juga. Untung saja Vero segera mengalihkan fokus perhatian Steven dengan pertanyaannya.
"Jadi... lebih bagus biru atau abu-abu?" Steven mengaati sebentar. nah sekarang, di tangan kanan calon istrinya itu terdapat sebuah dress selutut berwarna biru langit yang terlihat menawan. Sedangkan di sisi lain sebuah sweater panjang sudah menanti untuk digunakan.
"Aku rasa warna biru lebih cocok untukmu. Kau akan lebih cantik saat menggunakannya." Vero tersenyum simpul mendengar jawaban yang diberikan untuknya. Matanya sontak membelak begitu Steven segera menarik tengkuknya mendekat dan mengecup keningnya penuh kelembutan. "Kau mau pergi kemana hm?"
Untuk sesaat, Vero menggigit bibir bawahnya gelisah. Steven jelas tidak boleh tau kemana ia hendak pergi. Daren yang menyuruh untuk tutup mulut. Bukankah begitu? Baiklah, Vero cukup ahli membuat alasan yang masuk akal. "Aku akan reuni dengan teman-temanku. Kudengar mereka ada di dekat sini." Sesegera mungkin wanita itu membalikkan badan dan masuk ke dalam kamar mandi.
Bagaimanapun juga, Vero tidak pandai berbohong. Jika ia tidak cepat-cepat pergi dari hadapan Steven, mungkin saja lelaki itu bisa tahu apa yang coba disembunyikannya. Rambut coklatnya masih terlihat anggun walau hanya diikat pony tail , tangan Vero bergerak untuk mengelus perutnya yang semakin lama terlihat semakin besar. Dia bahagia, kadang anaknya menendang di dalam sana, entah itu saat Vero sedang membaca majalah atau melakukan sesuatu. Saat bahagia pun begitu, seolah anak di dalam kandungannya mengerti apa yang ia rasakan.
"Kau sudah mau pergi?" Itu suara Steven, lelaki itu terlihat sedang menyandarkan tubuhnya di sisi pitu kamar sambil memegang segelaskopi. Vero menolehkan kepalanya lalu mengangguk singkat.
"Mungkin dua jam lagi aku akan pulang."
"Kalau begitu hati-hati, jika terjadi sesuatu langsung hubungi aku. Mengerti?"
Sebuah anggukan kepala menjadi jawaban untuk Steven. Perlahan-lahan punggung Vero mulai menghilang dari balik pintu. Menyisakan Steven yang masih menikmati kopi hitamnya. Lelaki tampan itu menghela nafas sesaat, mau sampai kapanpun Vero tidak akan pernah menatap lembut ke arahnya, dia bukan Andy. Itu yang selalu ada di pikirannya.
Sudah sekitar empat bulan lamanya Vero tidak pernah menyetir mobil sendiri. Awalnya dia sedikit gugup. Pikiran buruk mulai datang, bagaimana kalau terjadi kecelakaan yang akan merenggut nyawa anaknya? Ah tidak, itu hanya halusinasi sesaat. Vero percaya pada dirinya sendiri. Yah, setidaknya begitu hingga kakinya menginjak pedal rem dengan tiba-tiba saat lampu merah menyala. Sial, dia terus melamun sepanjang perjalanan sehingga tidak sadar kalau sudah dekat dengan rumah Daren.
Mobil putih itu berhenti di depan pekarangan rumah bergaya abad pertengahan. Apa Daren memang sekaya ini? Ini bahkan lebih besar dari rumahnya. Kaki jenjangnya turun dari mobil, Vero berjalan menaiki tangga yang menghubungkannya dengan pintu utama. Tidak ada siapapun. Suasana di sini sangatlah sepi, nyali Vero sempat menciut, tapi Daren tidak mungkin melakukan hal yang aneh kepadanya. ini hanya sebuah makan malam, ingat?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Brother✔
Lãng mạnApa yang ada di pikiran kalian mengenai hubungan kakak dan adik? Seseorang yang mampu melindungi kita, berbagi kebahagiaan bersama, atau apa? Mungkin itulah definisi yang kalian pikirkan mengenai saudara kandung. Entah adik maupun kakak. Tapi di s...