16. A Beautiful Ending

7.2K 150 48
                                    

"This is not gonna be our last, but promise me you'll live alright and don't look at me again. Cause why Vero? I'm here, same as before. Still loves you and take care of you, but I'm still your brother. Forever, I'll stay with you... as your Bro."





Playlist; Zedd-Spectrum

Suasana di luar tampak lebih ramai dari biasanya dengan hiruk pikuk yang terdengar sampai di dalam inti rumah. Seorang wanita dengan balutan gaun pengantin hanya bisa terkekeh pelan sambil memandang pemandangan dari luar jendela kamarnya. Tidak lama kemudian, ia berdiri, menuju cermin tinggi yang terletak di sudut ruangan.

Matanya bergerak memandangi penampilannya dari atas hingga bawah, tidak ada kekurangan atau cacat apapun. Sempurna. Riasan wajah tipis namun tetap memberikan efek luar biasa indah. Gaunnya tidak terlalu mencolok, berpotongan sampai mata kaki dengan model mermaid yang indah. GODKI memang tidak pernah main-main dengan rancangannya. Selalu terlihat anggun walau terkesan sederhana.

Seperti yang sudah kubilang di awal, tidak ada yang kurang dari penampilan Veronica hari ini, namun entah kenapa hatinya merasa ada sesuatu yang kosong. Vero berbalik menghadap kanan, tangannya mengusap perutnya yang kini datar dengan tatapan nanar. Anaknya dengan Andy, yang ia nantikan untuk terlahir di dunia ini telah tiada. Pasca kejadian yang menimpanya, dokter memutuskan untuk mengoperasi kandungannya karena si janin sudah tidak bisa diselamatkan lagi.

Itu kejadian tiga bulan lalu, Vero berusaha tetap menerimanya walau pada awalnya Vero masih terasa sangat terpukul. Untung saja semua keluarga serta sahabat terdekatnya masih memberikan semangat. Hingga perlahan-lahan Vero bisa melupakan kejadian tersebut.

Saat hendak duduk kembali, seseorang membuka pintu kamarnya. Membuat Vero sontak menoleh lalu menyungginggkan senyuman kecil. Itu Alexa, ibunya yang sedang masuk ke dalam dengan membawa sebuah bucket bunga berwarna putih.

"Hey my princess, you looks amazing!" Vero terkekeh mendengarkan ibunya yang selalu berlebihan. Ia berjalan menghampiri Alexa dan menerima bucket yang berada di tangan wanita itu.

"Semua tamunya sudah datang Mom? Aku gugup sekali."

Alexa merangkul pundak anaknya dengan sayang, "Itu normal sayang. Mom juga merasa sangat gugup saat menikah dahulu. Ah anak Mom akan menjadi milik orang lain."

Vero terkekeh pelan saat melihat air mata turun melalui kedua mata indah ibunya. Dengan cepat wanita itu menyekanya dan mengecup pipi Alexa.

"Aku akan sering berkunjung Mom, tenang saja. Aku tidak akan menjadi anak durhaka."

Keduanya terkekeh mendengar ucapan itu. Vero masih memeluk Alexa dengan sangat erat, matanya terpejam sesaat, menghirup aroma ibunya dalam-dalam. Rasanya lega sekali bisa menyelesaikan semua cobaan ini dan berakhir di altar pernikahan. Vero memang bukan wanita yang taat dengan Tuhan, tapi setidaknya dia percaya jika Tuhan tidak sekejam itu untuk membuat takdirnya terbengkalai.

"Dad mu sudah menelpon Mom. Mereka akan tiba sepuluh menit lagi. Jangan gugup sayang, kau terlihat sangat cantik. Kau akan bahagia selamanya, percaya dengan Mom."

Alexa menangkup kedua pipi anaknya. Memberikan sebuah kecupan di kening cukup lama. Dia tidak merasa gagal mendidik anak-anaknya, walau ia tau bahwa cinta mereka-Andy dan Vero-termasuk dalam sebuah dosa. Itu cinta. Alexa tidak pernah menyalahkan sebuah perasaan atas apa yang terjadi. Kejadian itu hanyalah sebuah kegelapan di masa lalu mereka.

Sekarang, tepat di hari ini, Alexa bisa melepas Vero di masa depan yang memang benar miliknya. Masa depan yang akan membuat Vero bahagia, dan tidak peduli bagaimana keadaan hati yang lain, Alexa ingin membuat Vero bahagia.

My Psychopath Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang