"Aku melihat seorang pria di depan rumah tadi. Dia sangat mirip dengan Joonmyeon", ujar Seulgi begitu sampai di dalam rumah.
"Suho?"
"Entahlah, aku tidak tanya siapa dia"
Joohyun segera membuka tirai jendela dan menampakkan Suho yang masih berdiri di depan rumah Seulgi.
"Kau kenal?", tanya Joohyun.
"Dia...", terlihat keraguan dari wajah Joohyun saat ingin meneruskannya.
"Kekasihku", lanjutnya.
"Hah?! Serius?! Kenapa kau tidak cerita padaku sudah punya kekasih?", kesal Seulgi.
"Sekaligus, adiknya Joonmyeon", tambah Joohyun.
"Apa?!"
"Dia adalah penyebab aku berada di rumahmu sekarang"
"Tunggu dulu! Aku bingung maksudmu"
Joohyun pun mulai menceritakan semuanya dengan Seulgi. Memang hanya Seulgi yang Joohyun percaya. Bagi Joohyun, Seulgi sudah seperti saudara perempuannya. Karena Seulgi selalu ada di saat Joohyun membutuhkannya.
Seulgi mengangguk paham setelah mendengar Joohyun bercerita. Dia sendiri tahu bagaimana sakitnya Joohyun saat ditinggal oleh Joonmyeon. Seulgi juga ikut kecewa dengan Suho. Tapi dia berpikir secara logis dan menanggapinya dengan dewasa.
"Mungkin dia punya alasan untuk tidak memberi tahumu"
"Alasan apa? Alasan karena Suho takut kalau aku kembali mencintai Joonmyeon dan meninggalkannya setelah itu?"
"Tapi, bukannya kau memang masih mencintai Joonmyeon?"
Joohyun terdiam. Ucapan Seulgi terasa benar oleh Joohyun, sehingga dia tidak tahu harus berkata apa lagi.
"Kenapa kau tidak bertanya di mana keberadaan Joonmyeon pada Suho?"
"Aku kecewa dengannya"
"Tapi sampai sekarang kau masih bertanya-tanya bukan ke mana perginya Joonmyeon?"
"Tapi..."
"Coba pikirkan baik-baik.. kalau kau memang masih mencintai Joonmyeon, kau berhak untuk marah dengan Suho. Tapi kalau kau memang sudah tidak mencintainya, kau tidak berhak marah dengan Suho"
"Kenapa aku tidak berhak marah padanya?"
"Karena seharusnya kau sudah menganggap itu sebagai masa lalumu. Pikirkan juga bagaimana perasaan Suho saat nanti kau bertemu dengan Joonmyeon kembali. Kalau aku jadi dia, mungkin aku akan melakukan hal yang sama. Karena setiap orang punya ego masing-masing apalagi atas dasar cinta"
"Seulgi benar! Aku marah karena di dalam hatiku masih ada Joonmyeon"
⚪⚪⚪⚪⚪
"Yeobseyo?"
Suara si penerima telepon pun terjawab.
"Yeobseyo? Suho-ah? Gwaenchana? Kenapa diam saja?"
Ya, itu suara Sehun. Suho menelponnya dan sekarang dia berada di halte tempat kedua kalinya dia bertemu dengan Joohyun.
Hatinya terasa sangat kacau saat ini. Joohyun benar-benar kecewa dan sepertinya kaca yang pecah tidak akan pernah bisa kembali menjadi semula.
"Sehun-ah"
Suho pun membuka suaranya yang parau setelah beberapa menit terdiam.