twenty two: jeno & cats

6.3K 832 48
                                    

Ini sudah hari kelima aku berstatus sebagai pacarnya Jeno. Kalian harus tahu, ada sebuah kejadian lucu yang penting untuk kuceritakan saat ini. "Jen,"

Aku menghampiri Jeno yang sedang duduk di meja makan kos-ku–sambil asyik mengutak-atik smartphone-nya. Kudaratkan bokong ke kursi samping laki-laki itu, kemudian langsung menyandarkan kepala di bahunya.

"Ngapain, hm?" tanyaku ingin tahu.

Jeno yang semula sibuk dengan smartphone-nya, kini terlonjak kaget dan buru-buru mengunci layar benda persegi panjang itu. "Ah—gak, kok!.. Hehehe.." dalihnya secepat mungkin.

Aku menangkap gerak-gerik Jeno berubah jadi aneh. Dia segera berdiri, lalu menggaruk tengkuk dengan kikuk seakan menutupi sesuatu. "A-Aku mau pinjem toilet, Yang. Boleh?"

Kepalaku mengangguk pelan. Walau sesungguhnya aku sedikit bingung melihat tingkah Jeno yang tidak biasa ini, namun senyumku tetap merekah kepadanya. "Sure."

"Oke! Aku ke toilet bentar, ya?"

Jeno menaruh smartphone-nya di atas meja makan, kemudian berlari terbirit-birit menuju toilet–sepertinya dia sangat ingin buang air kecil. Aku pun tak tahan untuk terkekeh melihatnya. Tapi, tawaku menghilang begitu fokusku mengarah pada smartphone Jeno. Tanganku jadi gatal untuk mengambil benda kecil itu. Alhasil, rasa penasaranku yang tinggi membuat ibu jariku spontan bergerak dan mengetik password di smartphone Jeno–yang baru kemarin dia beritahukan padaku. Aku hanya ingin tahu, ada apa di smartphone ini sampai-sampai Jeno enggan untuk menunjukkannya padaku.

Mataku seketika membulat saat layar smartphone Jeno berhasil kubuka. Sebuah halaman dari aplikasi instagram terpampang, menunjukkan salah satu akun random yang kerap memenuhi feeds-nya dengan foto-foto kucing lucu. Hal tersebut sontak mengundang tawaku lagi. "Pfft! Dia lagi stalking akun khusus kucing? Pake gak ngaku segala lagi!" gumamku geli. "Lucu banget, ih!"

Puas karena rasa ingin tahuku terpenuhi, aku pun mematikan layar smartphone Jeno dan mengembalikannya ke tempat semula. Kusambut Jeno dengan senyuman lebar saat pacarku itu baru saja keluar dari kamar mandi, bertingkah seolah aku tidak tahu apa-apa.

🍑🍑🍑

"Han,"

Aku menundik bahu Hanni yang sedang sibuk membaca jurnal di laptopnya. Kami berdua saat ini sedang belajar bersama di kios sushi dekat wilayah kos. "Apaan?"

Hanni terlihat tidak bisa mengalihkan pandangannya dari layar laptop, tapi aku tetap menundik bahunya beberapa kali. "Jeno itu suka banget sama kucing, ya?" tanyaku seraya memasang tampang polos.

Pertanyaanku barusan rupanya sukses merebut atensi Hanni. Dia kini menatapku dengan alis terangkat. "Iya, dia suka. Tapi dia punya alergi bulu, jadi gak bisa sering-sering main sama kucing," tutur Hanni. "Kenapa nanya gituan, Yun?"

"Haha! Iseng nanya aja, kok!" dalihku.

Sekarang aku jadi senyum-senyum sendiri karena secuil informasi yang kudapat dari Hanni barusan. Tiba-tiba otakku muncul ide yang menarik.

🍑🍑🍑

Malam harinya setelah pulang dari kios sushi dengan Hanni, aku segera menelpon Jeno. "Jen!" sapaku penuh semangat begitu Jeno mengangkat telponku.

Kudengar dia tertawa di seberang sana. "Segitu senengnya nelfon aku, Yang? Hehe."

"Besok free, gak?" tanyaku tanpa basa-basi.

Breathe || jeno nct ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang