Prolog

5.5K 677 38
                                    

Gadis itu mengerjap, memandang kedua manik mata jernih milik Angkasa Hyunjin Athara. Ia menghela napas pelan, menyingkirkan kedua tangan Angkasa yang bertengger di bahunya. Meskipun dadanya merasakan sesak luar biasa, gadis itu---Adhara Hyunjin Kartika---mengulas senyum tipisnya.

"Selamat, ya. Semoga lo bahagia sama Bulan. Jangan sia-siain dia kayak mantan lo yang lain."

Angkasa mengangguk, tersenyum lebar. Ia merengkuh gadis itu, mendekapnya dengan perasaan bahagia.

"Makasih udah mau jadi sahabat gue. Makasih selalu ada di sisi gue," bisik Angkasa.

Mata Adhara memanas. Air matanya meluncur jatuh ketika tanpa sengaja matanya mengerjap pelan. Adhara mengangguk, menjawab bisikan Angkasa tadi. Setidaknya, dengan kata teman Adhara bisa selalu di samping Angkasa. Meskipun perasaannya akan semakin dalam dan perlahan menyakiti hatinya sendiri, Adhara tidak peduli.

Angkasa melepaskan pelukannya. Ia mengerutkan kening, melihat kedua mata Adhara yang sembab. "Lo nangis?" tanyanya sembari menahan tawa.

Adhara tergagap. "A-apaan, sih. Gue kelilipan, bukan nangis. Sok tau lo," elaknya disertai kekehan canggung.

Angkasa tertegun, menyadari ada yang aneh dengan tawa Adhara. Ia mengulurkan tangannya, mengajak gadis berambut panjang itu untuk pulang.

Kepala Adhara menggeleng. "Gue masih mau di sini. Mau ngerjain artikel gue dulu. Bye, Angkasa."  Gadis Kartika itu mendorong punggung Angkasa agar menjauh.

Angkasa mengernyit tak paham, tetapi akhirnya mengalah dengan pergi menjauh menuju pintu rooftop. Sementara Adhara melambaikan tangannya sembari tersenyum---senyum palsu.

Pintu rooftop sempurna tertutup.

Adhara menghela napas, menjatuhkan diri ke lantai. Gadis itu terisak pelan. Mulutnya tertutup punggung tangan, berusaha agar tangisannya tidak terdengar sampai ke luar.

Hari itu, untuk pertama kalinya Adhara sadar. Ia sudah jatuh oleh pesona Angkasa. Dan akan terus semakin jatuh setiap harinya.

Gadis Kartika itu memeluk lututnya, menenggelamkan wajah. Andai saja perasaan ini tidak pernah ada, Adhara tidak akan jadi seperti ini hanya dengan mendengar kabar Angkasa berpacaran dengan gadis lain.

Adhara ingin membunuh perasaannya, tapi ia tak bisa. Hatinya seakan ikut terbunuh, lalu berakhir dengan rasa yang tumbuh semakin subur.

Tetapi tanpa Adhara sadari, Angkasa belum benar-benar pergi. Lelaki itu berdiri di depan pintu, mendengarkan isakan Adhara yang terasa mengiris hati.

Angkasa meremat dada kirinya. Lelaki Athara itu menghela napas, berusaha menormalkan dadanya yang mulai sesak.

Walaupun pada akhirnya, Angkasa memilih pergi. Meninggalkan sang gadis di tengah keheningan senja.


______
A/N:

Halo halo! Jadi ini awal gimana Adhara a.k.a Kim Hyunjin nyadar sama perasaannya. Dan sebenarnya Angkasa itu tau tapi pura pura gituloh.

And gatau kenapa suka banget sama mereka berduaa. Apalagi kalo ceritanya kek friendzone gitu huhu. Pokoknya keep vote and comment ya, guys. Hope you like it♥

[1] Silent | 2HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang