LIMA BELAS "Wisuda Aim"

70 1 0
                                    

Akhirnya setelah 4,5 tahun perjuangannya, di tanggal 20 April 2017, aku datang ke acara yudisiumnya. Aku membawakan kado untuknya sebuah kemeja. Aku datang bersama Rinal, aku berharap dia akan bahagia dengan kedatangan kami.

Sejam lebih kami menunggunya, diapun keluar dengan wajah yang sangat bahagia. Kami menyalaminya dan mengucapkan selamat untuknya. Aku juga memberikan kado yang sudah aku persiapkan untuknya.

Beberapa hari kemudian, aku mendapat kabar bahwa aku ditugaskan untuk pembekalan di Jakarta selama dua hari. Harinya bertepatan dengan hari wisuda Aim, tanggal 27 April 2017. Aku bingung. Aku kecewa. Apa yang harus aku lakukan. Bagaimana caraku menyampaikan hal ini kepada Aim. Dia pasti sangat kecewa. Akhirnya aku memberanikan diri, gak lama setelah mendengar kabar itu. Aku langsung memberitahunya. Dengan rasa campur aduk di hati, aku mengirimkan sms padanya.

"Sayang ..."

"Apa sayang ?"

"Tanggal 26 – 27 yani ke Jakarta sayang untuk pembekalan (emot nangis)"

"Yodalah sayang. Gpp"

"Isss koq gpp ayank nya. Sedih kali akuuu (emot nangis)"

"Apalagi yang mau dibuat yank. Memang itulah kenyataannya. Aku gak ada pendamping wisuda nanti."

"Jangan marah sama yani lah sayangku (emot nangis) Yani baru tau loh sayang"

"Padahal hari itu juga kita mau fhoto studio. Dan akan ada 1 fhoto khusus kita berdua. Tapi kayaknya gak bakalan bisa. Sedih lah yank."

"Maafin yani yah sayang"

Teriris sekali rasanya hatiku membaca pesan darinya. Dia begitu kecewa denganku. Sesungguhnya apalah dayaku saat aku tahu harinya sama dengan hari wisudanya. Akupun kecewa karena sudah dari jauh hari aku mempersiapkan baju yang akan aku pakai di hari wisudanya. Sudah jauh hari juga aku memikirkan kado dan bunga yang akan aku bawa di hari wisudanya. Tetapi aku malah gak bisa datang di hari bahagianya itu.

26 April 2017

Pagi-pagi buta dia datang ke rumahku. Dia mengantarkan aku ke bandara dengan sepeda motornya. Sungguh lelaki yang hebat, di tengah rasa kecewa dia masih mau mengantarkan aku ke bandara. Padahal jarak bandara dengan rumah kami sangat jauh dan aku sudah membuatnya kecewa karena gak bisa datang di hari wisudanya besok. Sepanjang perjalanan kami lalui dengan bercerita. Setelah satu jam kami hampir sampai di bandara. Kami berhenti dan sarapan di sebuah rumah makan. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kembali. Sesampainya di bandara, kami mengabadikan moment ini dengan mengambil beberapa fhoto. Setengah jam kemudian, temen sekantorku yang akan berangkat bersamaku tiba. Aku memperkenalkannya dengan Aim. Mereka terlihat kompak dan membicarakan beberapa hal. Setelah itu kami langsung check in dan langsung menuju ruang tunggu.

Aku : "Kami pergi yah sayangku ..."

Aim : "Hati-hati kalian yah sayang"

Aku : "Iya sayang. Daaa ..." aku melambaikan tangan sambil berjalan masuk menuju ruang tunggu. Dia juga melambaikan tangan. Ada perasaan bersalah dalam hatiku karena tidak bisa melihatnya wisuda besok. Ada rasa kecewa yang ku lihat dari raut wajahnya meski dia tidak mengatakan apapun. Sungguh lelaki yang sangat baik. Aku pasti akan merindukannya.

27 April 2017

Aim wisuda. Pagi-pagi sekali dia mengirimkan fhotonya dengan memakai toga lewat line.

"Wahhh ganteng sekali kamu sayangku."

"Hehehe"

"Selamat yah sayangku Efraim Nababan, S.Kom. Semoga ilmu yang kamu dapat bermanfaat yah sayang. Semoga kamu segera mendapat pekerjaan yang terbaik. Agar bisa membahagiakan orangtua yah sayang. Yani bangga sama kamu sayang."

"Makasih yah sayangku"

"Maafin yani gak bisa datang yah sayang."

"Iya sayang"

Walaupun di hari yudisium aku sudah berusaha membuat dia bahagia tapi itu tidak bisa mengurangi rasa kecewa di hatinya.

28 April 2017

Sehari setelah Aim wisuda, Aku pulang ke Medan. Aim mengatakan bahwa dia akan menjemputku di terminal. Dari bandara, aku menaiki bus. Di perjalanan, Aim berulangkali bertanya sudah dimana. Satu setengah jam aku sampai di terminal. Sesampainya di terminal, aku turun dari bus dan melihat seorang lelaki tampan dengan celana pendeknya sedang duduk menungguku. Aku langsung melambaikan tangan dengan senyum lebar. Aku berjalan menghampirinya.

Aku : "Sayang ... selamat yah sayangku" Kami bersalaman. Salaman kami yang khas, tangannya menempel di pipiku.

Aim : "Iya sayang. Makasih sayang. Capek ayank nya?"

Aku : "Enggak koq sayang. Aku rindu sekali sama kamu sayang"

Aim : "Aku juga sayangku." Dia merangkulku.

Senang sekali bisa melihat wajah lelaki yang baru wisuda ini. Walaupun aku tahu rasa kecewanya karena ketidakhadiranku di hari wisudanya belum hilang.

Haruskah ku MatiWhere stories live. Discover now