DUA PULUH TIGA "Merindu"

37 0 1
                                    

April 2017

Pagi itu 7 April 2018, aku memasak nasi goreng untuk sarapan pagi. Kemudian aku kembali teringat dengan Aim. Aim paling suka dengan nasi goreng. Biasanya dia selalu bersedia mencicipi nasi goreng buatanku. Entah gimanapun itu rasanya tapi selalu habis dimakannya sampe nambah-nambah. Oh aku rindu dia. Rindu masak bareng dia. Rindu kalau makan indomie atau bakso harus izin dulu sama dia karena dia selalu marah kalau aku makan bakso atau indomie. Lelaki yang tau betul kekuranganku tetapi selalu mendukungku dalam semua hal. Lelaki baik hatiku. Oh aku sangat merindukannya, Efraim Nababan, S.Kom.

23 April 2018, hari itu sepulang kerja saat aku sedang jalan menuju rumah. Seseorang laki-laki yang sedang duduk di pinggir jalan berkata saat melihatku berjalan sendiri,

"Udah gak ada lagi yang jemput kau yah Ani."

"Iyah" sambil tersenyum aku menjawab perkataan orang itu.

Dalam hati aku berkata, Iyah udah gak ada lagi yang nganter jemput aku. Tapi bukan itu saja yang aku rindukan. Aku rindu saat dia jemput aku pulang kerja, dia senyum. Dia selalu menyambut kedatanganku dengan senyumnya yang manis itu. Senyumnya yang buat rasa lelahku seharian hilang dengan melihatnya dengan senyum itu. Aku merindukannya. Cuma satu yang aku harapkan, semoga dia sudah bahagia di surga bersama Tuhan Yesus maka akupun juga bahagia disini. Meski sesungguhnya hal kecil ini saja kembali membuatku meneteskan air mata.

Sore itu 25 April 2018, hujan turun sangat lebat. Aku berteduh di sebuah tempat makan. Lama aku menunggu hampir 2 jam lamanya. Akhirnya hujan redah, kemudian aku berjalan untuk mendapatkan halte untuk menaiki angkutan umum. Di perjalanan menuju halte, hujan tiba-tiba turun lagi membahasahi sekujur tubuhku hingga bajuku basah semua. Sudah lama rasanya tidak basah kuyup seperti ini. Ini kali pertama sejak dia pergi meninggalkanku. Biasanya dia selalu ada saat-saat seperti ini. Biasanya kalau hujan, dia selalu mengkhawatirkanku. Dia selalu menjemputku di simpang gang rumah kami dan membawakan payung untukku agar aku tidak basah. Selalu ...

"Udah dimana sayang ?"

"Hati-hati yah sayang."

"Nanti aku jemput di simpang yah biar ayank gak kehujanan"

"Kabarin kalau udah dekat yah sayang, biar Aim gerak."

Kalimat yang selalu diucapkannya melalui pesan singkat. Hari itu rasanya aku sedih sekali. Aku sangat merindukan perhatiannya itu. Sudah tidak ada lagi dia yang selalu membawakan payung untukku agar aku tidak kehujanan. Sudah tidak ada lagi dia yang rela hujan-hujanan untukku. Sudah tidak ada lagi dia yang rela memberikan jaketnya agar aku tidak terkena hujan. Sudah tidak ada lagi dia yang meletakkan tangannya diatas kepalaku agar kepalaku tidak basah. Sudah tidak ada lagi dia ... Hari itu aku kembali meneteskan air mata. Banyak sekali hal yang aku rasakan setelah dia pergi. Kita sering mengabaikan perkataan orang yang bilang, kalau udah tidak ada baru terasa. Padahal itu benar sekali. Sesakit-sakit apapun yang dirasakan saat dia yang dicintai masih ada, itu tidak berarti apapun dibandingkan rasa sakit kehilangannya. Selagi dia yang dicintai masih ada, cintailah dia sebaik mungkin. Karena bagaimanapun kita menangis, menjerit, kalau dia sudah tidak ada lagi di bumi ini, dia tidak akan pernah kembali. Meski kita menunggunya di bawah deras hujan, dia tidak akan bisa membawakan payung lagi. Dan itu sakit sekali rasanya. Sakit sekali ... Kalau saja aku tahu, waktuku sudah tidak lama lagi untuk melihat senyumnya, kalau saja aku diberi kesempatan untuk lebih lama lagi dengannya, aku akan menghabiskan setiap hariku untuk selalu membuatnya tersenyum, aku akan melakukan lebih banyak hal lagi bersamanya, aku tidak akan membuang waktuku. Tapi itu tidak mungkin ...

26 April 2018

Hari ini tepat 4 bulan yang lalu, aku teringat saat malam seperti ini. Malam terakhir aku bertemu dengannya. Untuk terakhir kalinya dia mengabulkan permintaan terakhirku untuknya, menemani aku membeli burger. Malam itu dia tidak bersikap aneh. Dia biasa saja. Tidak ada tanda-tanda kalau dia akan meninggalkanku keesokan harinya. Aku gak berfirasat itu adalah pertemuan kami yang terakhir.

Seandainya bisa ku putar waktu ke hari itu. Aku ingin sekali memeluknya erat, gak akan ku lepaskan dan aku akan mengatakan kepadanya. Aim ... jangan tinggalin aku yah ... Aku gak bisa tanpamu ... Aku sangat mencintaimu. Tapi aku gak bisa memutar waktu. Aku gak akan bisa. Aku hanya bisa mendoakannya. Aku hanya bisa berharap dan berdoa agar dia bahagia dan tenang di surga bersama Tuhan Yesus. Hanya itu yang bisa aku lakukan.

27 April 2018

Hari ini tepat setahun sudah Aim mendapat gelar S.Kom nya. Aku tau benar bagaimana dia selama ini merasa belum bisa membahagiakan dan membanggakan orangtua dan keluarganya. Aku teringat setahun yang lalu bagaimana aku tidak bisa datang di hari wisudanya. Dia sangat kecewa dan aku sangat menyesal. Tapi sekarang aku mengerti apalah artinya jika hari itu aku datang menjadi pendamping wisuda kalau gak bisa jadi pendamping hidup.

Hari ini juga tepat 4 bulan sudah dia pergi meninggalkanku. Aku kembali meneteskan air mata. Aku sangat merindukannya.

Aim ... sudah 4 bulan kamu pergi meninggalkanku.

Aim ... aku sangat rindu sekaliiii

Aim, kamu gimana disana? Enak disana?

Kok kamu gak pernah datang ke mimpiku?

Gak kangen apa samaku?

Kangen kan? pasti kamu kangen

Biasanya kamu selalu kangen aku kalau kita gak ketemu walau Cuma beberapa hari.

Apalagi sekarang kan, udah 4 bulan.

Yah ampuuunnn kamu pasti kangen sekali samaku.

Aku juga kangen sekali sama kamu.

Aim, gimana sih surga itu? Dimana sih surga itu ?

Pasti indah sekali yah. Pasti semuanya serba putih dan bersih.

Udah ketemu sama Tuhan Yesus?

Kamu bilang apa sama Tuhan Yesus?

Minta Tuhan jaga aku yah?

Minta Tuhan kuatkan aku yah?

Aim, kamu enak yah udah gak akan sedih lagi.

Pasti disana selalu bahagia.

Gak ada air mata sepertiku disini.

Gak ada rasa sakit dan kecewa.

Aim ... kenapa pergi gak bilang samaku?

Kenapa gak ngajak aku?

Biasanya kalau kemana-kemana selalu minta ku temenin.

Kamu gak pernah mau kalau disuruh pergi sendiri.

Ini kenapa gak ngajak aku?

Aim ... tenang dan bahagialah di surga sama Tuhan Yesus yah ...

Aku akan selalu merindukan kamu.

Haruskah ku MatiWhere stories live. Discover now