DUA BELAS "Ulang Tahun Aim "

96 1 0
                                    

28 Maret 2016

Hari ini adalah hari ulang tahun Aim yang ke 22 tahun. Aku sudah mempersiapkan kado ulang tahun untuknya, sebuah jam tangan. Jam tangan yang aku beli dengan uang tabunganku. Aku juga sudah berencana untuk membeli cake ulang tahun sama adik perempuanku. Semua aku lakukan untuk membuatnya bahagia di hari ulang tahunnya.

Tepat pukul 00.01 aku mengirimkan pesan untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuknya di tanggal 28 Maret 2016.

"Selamat ulang tahun sayangku yang ke 22 tahun. Selamat ulang tahun lelaki yang sudah setia menemaniku hingga saat ini 4 tahun 2 bulan 7 hari. Semua yang terbaik untukmu sayang. Tuhan berkati setiap aspek kehidupan Aim. Amin ... Tetap jadi sahabat terbaik dan kekasih terhebatku yah sayang."

"Amin ... makasih yah sayangku."

"Kembali kasih sayangku."

"Ayank bobok lah yah sayang."

"Iya sayang."

Ayank juga bobok yah"

"Iya sayang. Med bobok yah sayang. Aku mencintai ayank."

"Iya sayang. Bye sayang."

Siang harinya aku pergi dengan adik perempuanku satu-satunya, Noviana Naibaho membeli kue ulang tahun. Adikku itu memang selalu ku libatkan setiap aku ingin memberikan kejutan di setiap ulang tahun Aim. Dia selalu menjadi tim sukses. Dia adikku yang baik, kawan jalan, kawan curhat sekaligus kawan berantem. Sepulang dari sana, kami langsung ke rumah Aim. Aku datang untuk memberikan dia surprise. Saat Aim lagi menghidupkan DVD, aku membawa kue ulang tahun sambil bernyanyi Happy Birthday to You. Dia terkejut melihat kedatanganku.

Sore harinya kami pergi berdua ke suatu tempat makan untuk merayakan ulang tahunnya. Aku senang sekali bisa merayakan ulang tahunnya. Sepulang makan, kami duduk di teras rumahku.

"Makasih yah sayang buat hari ini."

"Iya sayang sama-sama. Ayank senang gak?"

"Senang sekali sayang."

"Sayang, ada mau aku kasih."

"Apa sayang?"

"Tunggu yah."

Kemudian aku masuk ke rumah dan mengambil kadoku.

"Ini buat ayank."

"Apa ini sayang?"

"Bukalah."

Kemudian dia membuka kadonya.

"Makasih yah sayang."

"Iya sayang"

01 Juli 2016

Akhirnya aku diterima berkerja di salah satu instansi pemerintah. Melalui proses seleksi yang lumayan melelahkan. Setelah diterima, aku bersama dengan tiga temanku yang lulus berangkat ke Jakarta dalam rangka bimbingan teknis. Aim, paman, dan Novi mengantarkanku ke bandara. Aim datang ke rumahku jam 2 pagi karena keberangkatan jam 5 pagi. Padahal pagi itu juga dia akan melaksanakan UAS di Kampus. Aim selalu mendukungku. Hari-hari pertama bekerja, aku selalu dianter sama Aim. Jam 6 pagi dia datang dan mengantarku ke kantor. Jarak kantor dan rumahku sangat jauh. Setelah sampai di kantor, dia langsung pulang. Sebulan aku setiap hari selalu dianternya. Aku sangat merasa merepotkannya. Aku juga tau dia pasti sangat lelah tapi dia tidak pernah mengeluh. Kalau aku tugas ke lapangan, aku selalu minta ditemani olehnya. Dia juga selalu membantuku dalam pekerjaanku. Dia tahu bahwa aku belum bisa pergi berkendara dengan sepeda motor sendiri dan masih trauma akibat kecelakaan waktu itu. Bahkan dia rela nganter aku ke kantorku yang jaraknya jauh dan setelah selesai nganter, dia langsung pulang ke rumah tanpa istirahat terlebih dahulu. Dia memang lelaki hebat. Kalau aku lagi ada masalah, aku selalu cerita dengannya dan dia selalu berusaha menghapus air mataku dan menggantinya dengan tawa. Akhirnya aku memutuskan untuk ngekost di dekat kantorku supaya tidak capek dan menghemat waktu dan tenaga. Setiap hari Jumat sore aku pulang ke Medan.

Haruskah ku MatiWhere stories live. Discover now