Kalian kenal dengan seorang siswa dari sebuah sekolah menengah atas di Jepang yang bernama Akihito Hikari? Orang-orang di sekolahnya sangat mengenalnya. Namun bukan dalam artian yang positif.
Hikari adalah seorang pemuda yang tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun. Datar. Emotionless. Tidak ada emosi apapun di dalam ekspresi yang ia keluarkan. Tidak pernah tersenyum. Tidak pernah terlihat takut. Tidak pernah pula bersedih.
Pemuda ini hanya memiliki tinggi sekitar 165 cm saja. Kulitnya seputih susu. Namun di sana penuh dengan bekas luka samar yang diakibatkan oleh teman-teman sekelasnya. Setiap helaian rambutnya berwarna pirang. Ia memiliki darah Eropa, namun masih sangat terlihat pula jika ia pun orang Jepang.
Hikari seorang yatim-piatu. Ia ditemukan di depan pintu sebuah yayasan panti asuhan saat umurnya masih sekitar tiga bulan. Dan ia tumbuh besar di sana. Chiaki-san adalah orang yang baik. Ia adalah orang yang mengurus panti. Ia pun selalu mencoba memahami sifat Hikari yang menurutnya aneh.
Hikari adalah anak yang baik. Ia selalu menurut pada Chiaki. Membanggakan wanita itu dengan nilainya di sekolah. Namun ia juga pernah melakukan kenakalan ketika SD kelas tiga.
Apa membunuh beberapa kelinci dan memutilasi mereka disebut kenakalan?
Bagi Hikari, itu hanyalah permainan yang ia buat sendiri. Namun tidak ada yang bisa paham dengan jalan pemikirannya. Alhasil, ia diskors selama tiga hari. Chiaki tidak memarahinya. Wanita itu hanya menasihatinya dan meminta anak itu untuk lebih menghargai nyawa makhluk apapun.
Tapi Hikari tidak mengerti. Ia hanya berpikir bahwa pada akhirnya semua makhluk hidup akan mati. Jadi ia hanya membantu hal itu terjadi.
Dengan cara apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK : Emotionless
RandomKau kenal dengan siswa bernama Akihito Hikari? Teman SDnya berkata bahwa Hikari pernah membunuh beberapa kelinci peliharaan sekolah dengan memutilasinya dan menyebarkannya ke penjuru sekolah. Karena itu, ia di skors selama tiga hari. Dan sekarang, s...