Emotionless : Five

574 70 6
                                    

Malam itu, Hajime tengah berkumpul dengan kedua temannya di sebuah gang dekat suatu perumahan. Saat itu sudah lewat tengah malam dan mereka sama sekali tidak takut pada hal-hal buruk yang akan terjadi.

Mereka bertiga tertawa sambil sesekali menghisap sebatang rokok di jari mereka. Hajime yang pertama kali berhenti tertawa. Matanya menangkap siluet di ujung gang itu. Ia tidak dapat melihatnya dengan jelas karena hanya ada satu lampu redup di atas mereka.

Kedua teman Hajime peka dengan keterdiaman bos mereka, kemudian beralih menatap sesuatu yang dilihat pemuda itu.

Oi, siapa itu? Tanya salah seorang. Yang lain diam. Tidak ada yang menyahut. Terlalu takut dengan sosok tersebut yang kini perlahan mendekat.

Jangan macam-macam! Teriak Hajime pada sosok itu. Sosok siluet itu berhenti melangkah. Hajime tersenyum miring. Mungkin ia saja yang menghabisi orang itu atau memerasnya sekalian. Namun niatnya gagal saat sosok tersebut melemparkan sesuatu ke arah kakinya, dan muncullah asap dari benda itu.

Ketiganya pingsan. Dan begitu mereka membuka mata, ketiganya sudah berada di suatu ruangan remang dengan posisi melingkar saling berhadapan juga kondisi mereka yang terikat dan duduk di sebuah kursi.

Seseorang membuka pintu ruangan itu. Seseorang dengan seragam yang sama.

Oi, Hazama! Apa-apaan ini? Lepaskan kami! Hajime berteriak nyaring dengan tatapan marahnya.

Nama keluarga Sora adalah Hazama. Namun tuan Hazama dan nyonya Hazama sudah tidak ada di dunia ini. Sora pun yatim-piatu, sama seperti orang yang sangat dicintainya.

Sora tersenyum misterius dan mendekati salah satu dari mereka. Ia begitu diperhatikan dengan waspada.

Tangannya mencengkram rambut salah satu dari teman Hajime dan membuat kepala itu mendongak untuk menatapnya. Pemuda itu menatap tepat pada manik Sora. Ada kegelapan di sana.

Sora masih mempertahankan senyum itu. Gergaji yang ada di tangannya sedari tadi diangkatnya menuju leher pemuda itu. Dan si empunya berteriak ngeri.

Tidak! Jangan! Ampun! Jangan, tolo-khhh! Dan kepala itu sukses terpisah dari asalnya.

Sora menenteng kepala itu dan melangkah menuju Hajime. Hajime menatapnya ngeri. Sora tidak melakukan apapun. Hanya menaruh kepala itu di pangkuan si pemuda brandal dengan posisi wajah menghadap atas. Hajime menatap ngeri kepala temannya itu.

Sora beralih pada tubuh tanpa kepala itu lagi dan kini memisahkan bagian-bagian lainnya, mengeluarkan organ dalamnya, dan ada beberapa bagian yang ia hancurkan dengan penggiling daging.

Kemudian esoknya, di saat Hajime dan sisa temannya terlelap masih dalam posisi dan keadaan yang sama, Sora kembali dengan membawa seorang lainnya. Hajime yang terbangun dan melihatnya membulatkan matanya. Ia berteriak marah dan meronta.

Kau apakan Mayu, huh?! Teriaknya marah membuat temannya terbangun. Sora hanya diam dengan senyuman khasnya.

Pemuda bermata tajam itu menjatuhkan Mayu di bawah kaki Hajime. Lalu Mayu yang pingsan sudah mulai membuka matanya perlahan. Keadaannya tentu saja terikat. Ia terkejut begitu mendapati dirinya dengan keadaan terikat di sebuah ruangan.

Mayu mendongak dan menemukan Hajime yang sama terikat tengah menatapnya.

Mmm! Mulut Mayu direkatkan menggunakan lem. Jadi ia tidak akan bisa berbicara lagi.

Dan kejadian itu kembali terulang. Mayu dimutilasi bersama sisa dari teman Hajime yang masih hidup. Kemudian beberapa organ dalam mereka dihancurkan.

Sora mengumpulkan semua sisa bagian tubuh tiga orang yang dikenal Hajime dan menggantungnya di dinding. Darah pun merembes di lantai.

Hajime sudah tidak tahan lagi. Ia menangis kencang dan meminta pengampunan pada Sora. Namun tentu saja Sora tidak akan dengan mudah menerimanya. Tujuannya saat itu adalah untuk membalaskan dendam Hikari, bukan hanya untuk bermain-main.

Perut pemuda brandal itu berbunyi. Sora menoleh dan mendapati Hajime lemas di kursinya. Pemuda itu sama sekali belum makan maupun minum semenjak Sora membawanya ke sana. Jadi ia mengambil sebuah mangkuk besar berisi daging giling yang sudah ia panggang di oven. Ia sengaja membawa beberapa peralatan dapur ke taman bermainnya.

Sora mendekati Hajime dan menyuapi pemuda itu. Hajime yang sudah lemas hanya menurut karena ia memang sudah sangat lapar. Dan masakan itu sudah habis setengahnya. Ia mengakui bahwa masakan Sora ternyata sangat nikmat.

Bagaimana rasa temanmu sendiri, Hajime? Sora meminta pendapat.

Hajime membulatkan matanya dan memuntahkan semuanya. Harusnya ia tahu sejak awal bahwa itu bukanlah daging biasa. Itu adalah bagian tubuh temannya yang kemarin dihancurkan oleh Sora lalu dimasaknya.

Kau tidak boleh membuang-buang makanan, Hajime. Dan Sora kembali memaksanya untuk memakan masakannya. Hajime menolak sekuat tenaga, namun Sora dengan keras mencengkram rahangnya dan menjejalkan daging itu ke dalam mulut Hajime.

Seminggu berlalu. Hajime bertahan hidup dengan memakan daging teman dan kekasihnya sendiri, dan ia selalu menangis saat melakukannya.

Dan pada suatu malam, seperti biasa ia dipaksa untuk memakan daging itu, namun entah kenapa kali ini ia merasa begitu mengantuk setelah menghabiskannya.

Sora mencampurkan obat tidur dengan dosis yang tinggi ke dalam masakannya.

Ketika esoknya ia bangun, Hajime mendapati dirinya digantung di sebuah dinding bersama potongan-potongan tubuh dan ada Hikari yang menatapnya terpaku.

haloha....

lama tydac update ehe ehe

SICK : EmotionlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang