Emotionless : Three

612 83 4
                                    

Hikari menatap pemuda itu masih dengan ekspresi datarnya. Namun ia pun tetap merasa heran dengan tingkahnya. Bagaimana jika petugas UKS ingin masuk nanti?

Pemuda bermata tajam itu mendekat. Pandangan Hikari pun sudah menjadi jelas. Oh, pemuda ini yang ia lihat sewaktu di rumah sakit.

Hikari-kun... Panggil pemuda itu pelan, kemudian mengelus pipi Hikari yang masih menatapnya. Kau tahu? Aku sudah lama menyukaimu. Lama sekali. Setelah itu ia mendekap kepalanya di dada dan mengelus surai pirangnya. Akhirnya aku bisa menyentuhmu.

Hikari diam dalam dekapannya. Tubuhnya masih terasa sakit dan seragamnya pun sudah kotor dengan noda darah. Kapan pemuda bermata tajam itu akan mengobatinya?

Siapa? Ucap Hikari tanpa berusaha melepaskan dekapan terhadapnya. Pemuda bermata tajam itu terdiam, lalu tertawa pelan.

Hidoi. Kau tidak ingat padaku? Hikari masih diam dalam posisinya. Aku Sora. Kita pernah satu kelas saat SD. Aku juga tahu, yang memutilasi kelinci-kelinci itu adalah Hikari-kun.

Sora melepaskan dekapannya dan menatap Hikari tepat di matanya. Aku tidak akan membiarkan orang yang menyakitimu masih bisa hidup di dunia ini. Jadi biarkan aku membalaskan dendammu. Sora kembali mengelus pipi Hikari dengan senyuman di bibirnya.

Hikari masih diam dan membalas tatapan Sora. Benarkah Sora akan melakukannya demi dirinya?

Dan esoknya, Hajime bersama kedua temannya tidak bersekolah tanpa keterangan. Tidak ada yang tahu kemana perginya mereka bertiga. Namun murid-murid di kelas itu hanya berasumsi bahwa ketiga berandalan itu hanya membolos.

Kemudian di hari berikutnya, Mayu tidak bersekolah. Hajime dan teman-temannya pun masih tetap tidak ada kabar. Ketua kelas pun berinisiatif untuk mengunjungi rumah mereka sepulang sekolah, termasuk rumah Mayu, namun orangtua mereka juga tidak tahu kabar dari anak-anak mereka.

Seminggu berlalu, ketiga berandalan dan Mayu masih tidak ada kabar. Walaupun begitu, tidak ada dari para murid di kelas yang mempedulikan hilangnya keempat orang itu. Hanya satu orang gadis, sahabat dekat Mayu, yang merasa khawatir padanya. Ia sudah mencoba menelepon ponsel Mayu, namun tidak tersambung. Orangtua keempat murid itu pun sudah melaporkannya pada polisi. Dan mereka tetap tidak menemukan apapun.

Sore itu, Hikari berjalan perlahan meninggalkan gedung sekolahnya. Hanya kegiatannya seperti biasa. Namun seseorang dari arah belakang memanggilnya. Hikari menoleh dan mendapati Sora melangkah cepat ke arahnya.

Sora tersenyum pada Hikari, namun pemuda pirang itu sama sekali tidak membalasnya. Hanya wajah kosongnya seperti biasa.

Mereka berjalan beriringan. Seharusnya Sora menuju arah sebaliknya, namun ia berkata bahwa ia ingin mengantar Hikari menuju panti tempat tinggalnya. Selama itu pula, hanya keheningan yang ada dan mata Sora yang terus terpaku pada Hikari di depannya.

Hikari tiba-tiba berhenti. Padahal tempat tinggalnya masih beberapa meter lagi. kemudian ia berbalik.

Sora-kun, Panggilnya pelan. Sora menatapnya. Kau tahu mereka berempat ada dimana, kan?

Sora tahu kemana arah pembicaraan tersebut. Ia masih tersenyum, namun dalam aura yang berbeda. Pemuda itu melangkah mendekati Hikari dan menangkup kedua pipinya.

Tentu saja. Ia mengelus pipi itu dengan sensual.

Apa yang kau lakukan pada mereka? Tanya Hikari lagi.

Sora mendekatkan wajahnya sebelum menjawab pertanyaan dari pemuda manis di depannya ini, kemudian mengecup bibirnya. Hikari sama sekali tidak mempermasalahkan itu. Ia pun tidak merasakan apapun.

Aku membalaskan dendammu.

Hikari diam. Ia sudah dapat menduganya. Jadi ia pun meminta Sora untuk mengantarnya hanya sampai sini saja dan meninggalkan pemuda bermata tajam itu sendiri.

Sora masih berdiri di sana hingga ia melihat Hikari benar-benar masuk ke sebuah rumah sederhana beberapa meter dari tempatnya berdiri.

Aku tidak akan membiarkanmu dilukai lagi.

Jeng... Jeng...

sekali lagi aku mau bilang kalo cerita ini ada adegan yang mengganggu banget

terus ada beberapa part yang mungkin bikin kalian jyjyq

jadi aku saranin kalo emang ga kuat sama adegan sadesssttt mending diloncat-loncat bacanya, terus jangan baca sambil makan juga yak awkwkwk

SICK : EmotionlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang