Emotionless : Two

620 92 0
                                    

Hikari membuka matanya dan mencoba untuk menjelaskan pandangannya. Ia kini sedang berada di sebuah ruangan, terbaring di atas ranjang dekat jendela. Ia tidak mengenal ruangan ini, namun bau obat-obatan memberitahunya bahwa kini ia berada di kamar rumah sakit.

Pandangan ia edarkan setalah mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Ia mendapati tas sekolahnya tersimpan di atas meja nakas. Hanya itu, dan segelas air putih. Juga mendapati punggung tangannya yang terinfus. Jadi, apa yang harus ia lakukan selanjutnya?

Ia beralih menatap ke luar jendela. Langit sudah mulai menggelap. Berapa lama ia pingsan tadi? Kemudian ia menatap jalanan di sana. Sudah hampir malam pun masih banyak orang yang berlalu lalang. Namun selanjutnya, ia terpaku pada seorang pemuda yang berdiri di bawah pohon di taman rumah sakit. Menatap ke arahnya.

Matanya tidak bisa lepas dari pemuda itu yang kini tersenyum ke arahnya, kemudian ia berbalik dan beranjak dari sana. Hikari masih memperhatikannya. Pemuda itu memakai seragam sekolahnya, namun ia tidak pernah melihatnya. Oh, justru ia yang selalu tidak peduli pada murid-murid di sekolahnya.

***

Hikari diperbolehkan pulang dua hari kemudian, setelah luka-lukanya mulai tertutup tentu saja. Chiaki-san begitu khawatir padanya karena tidak ada yang mengabarinya tentang Hikari yang berada di rumah sakit. Ia juga kelimpungan mencarinya hingga ke sekolahnya.

Hari ini Hikari kembali bersekolah, dengan beberapa bagian tubuhnya yang dibalut perban. Ia melangkah sambil menunduk menuju kelasnya. Dan ia tahu, para murid di sepanjang koridor membicarakannya.

Karena ia tidak memperhatikan arah depannya, bahunya tidak sengaja menyenggol seseorang. Orang itu, seorang gadis, kemudian berteriak nyaring.

"Kyaaa! Dia menyentuh dadaku!" Teriaknya. Hikari terkejut. Ia langsung menghentikan langkahnya dan menatap gadis tersebut. Lalu seorang siswa datang, itu Hajime, mendekati gadis itu.

"Mayu-chan! Ada apa?" Kemudian matanya menatap Hikari yang masih di tempatnya. "Apa yang kau lakukan pada kekasihku, huh?!" Ia mencengkram kerah seragam Hikari dan mengangkatnya sambil menatap matanya tajam. Selanjutnya ia meninju tepat di rahang Hikari.

Koridor tersebut menjadi ramai. Hajime terus saja menghajar Hikari yang tidak bisa melakukan apapun lagi. Beberapa lukanya pun kembali terbuka dan membuat seragamnya kembali dihiasi warna merah. Beberapa murid di sana mengambil video adegan tersebut.

Hajime berhenti ketika bel sudah berbunyi dan seorang guru berjalan mendekat. Ia mendecih kemudian merangkul Mayu dan mengajaknya memasuki kelas. Akiyama-sensei terlihat sudah tidak terkejut lagi saat melihat Hikari yang babak belur. Kini ia hanya menyuruh salah seorang siswa di kelasnya untuk membantu Hikari mengobati luka dan memarnya di UKS.

Hikari di bopong menuju UKS oleh seorang siswa dengan mata tajam. Pandangan Hikari tidak jelas, jadi ia pun tidak bisa melihat wajah pemuda itu.

Mereka berdua sampai di UKS, namun tidak ada satupun penjaga di sana begitu mereka masuk. Pemuda itu membaringkan Hikari di ranjang UKS lalu beralih kembali menuju pintu. Menutupnya.

Lalu menguncinya dari dalam.

Bersama senyuman yang muncul di bibirnya.



keknya per chapter bakal dikit-dikit dah ya words nya

um... dan ini slow update ya gaes, soale tau lah kelelahan anak kampus itu bagaimana :))

so, hope you guys like it! :*

SICK : EmotionlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang