Sora berniat untuk pergi bersama Hikari pagi-pagi nanti. Mungkin sekitar pukul lima sampai enam pagi untuk menghindari warga sekitar.
Pemuda itu menggenggam tangan kekasihnya dengan erat dan menariknya turun ke lantai satu. Ia melangkah pelan masih dengan waspada. Pandangannya ia edarkan. Aman. Jadi ia menuju meja resepsionis dan mengembalikan kunci kamar yang sudah digunakannya.
Mereka bedua keluar dari gedung itu dan melangkah dengan hati-hati dan tetap waspada dengan keadaan sekitar. Tanpa mengetahui bahwa wanita yang menjaga meja resepsionis kini menghubungi polisi.
Sora menggenggam tangan Hikari lebih erat dan menariknya untuk berjalan mengikutinya. Namun seorang wanita tua dengan sepedanya yang berdiri tidak jauh di depan mereka, tengah bersama dengan tiga orang polisi.
Dan keempat orang itu menoleh secara bersamaan.
"Sial." Umpat Sora dan segera menarik Hikari untuk segera pergi dari sana. Ketiga polisi itu mengejarnya dan berteriak menyuruh mereka untuk berhenti.
Melalui trotoar, Sora dan Hikari terus menambah kecepatan mereka dan sesekali menjatuhkan sesuatu seperti papan ataupun patung maskot untuk menghalangi para polisi itu.
Salah seorang polisi menghubungi kantornya menggunakan walkie talkie agar mengirimkan bantuan, sedangkan yang lain tetap mengejar kedua anak remaja itu.
Sora dan Hikari berbelok ke arah pantai dan kembali berbelok setelah tepat sampai di pembatas jalan. Namun mereka menemukan jalan buntu. Dua mobil polisi melaju mendekati mereka dan menghalangi akses jalannya. Dan ketika sepasang kekasih itu berbalik untuk menemukan jalan lain, sebuah mobil polisi dan para polisi yang mengejar mereka sebelumnya sudah menutup jalan itu.
Para polisi itu pun melangkah mendekati Sora dan Hikari yang masih saling bergenggaman tangan. Pistol ditodongkan ke arah mereka. Namun mereka tidak boleh menyerah.
Sora akhirnya menarik Hikari ke arah jalan yang tersisa. Hanya jalan biasa menuju sebuah menara terbengkalai yang berada tepat di atas laut.
Para polisi itu mencoba menembak keduanya dan tepat mengenai lengan Hikari. Pemuda pirang itu meringis sambil memegangi lengannya yang berdarah. Sora menatapnya khawatir, namun masih tetap berusaha menjauhi para polisi itu walaupun ia tahu itu mustahil.
Sora dan Hikari menaiki satu per satu tangga menuju lantai teraras menara tersebut. Polisi masih mengejar mereka. Namun pada akhirnya, mereka tidak menemukan jalan manapun untuknya kabur setelah berada di lantai paling atas.
Sora terdiam, menatap kosong ke arah lautan yang seolah tengah memarahinya. Hikari di sebelahnya menatapnya dengan lemas. Luka tembak di lengannya terus saja mengeluarkan darah hingga bertetesan di setiap lantai yang mereka lewati. Kemudian, pemuda bermata tajam itu menghadap Hikari dan menangkup kedua pipi pemuda itu.
"Dengar. Kau tahu, kan bahwa aku sangat mencintaimu? Aku tidak ingin berpisah denganmu dan aku rela mati untukmu. Jadi..." Ia mengecup bibir itu sekali. "Apa kau mau mati bersamaku?"
Hikari menatap lekat mata tajam itu. Ia mencintainya, dan kekasihnya itu rela membalaskan dendam untuknya walaupun ia tahu resikonya. Pemuda itu juga menerima Hikari apa adanya.
Hikari memeluk pemuda itu dan mengucapkan terima kasih, dan Sora pun membalas pelukan pemuda itu.
Polisi semakin mendekat dan kedua pemuda itu tetap terdiam di sana masih dalam posisi yang sama. Di saat para polisi itu hampir bisa meraih mereka, Sora melangkah sekali dan menarik Hikari untuk terjun bersamanya ke laut dari atas sana.
Mereka harus tetap bersama, walaupun kematian datang.
END
.
.
.
.
.
.
.
huaaaaaaaa akhirnya ditamatin juga di wappy awokwokwokwok :'v
aku ga tau lagi harus ngomong apa
jadi
sampai jumpa di karya selanjutnya!!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK : Emotionless
RandomKau kenal dengan siswa bernama Akihito Hikari? Teman SDnya berkata bahwa Hikari pernah membunuh beberapa kelinci peliharaan sekolah dengan memutilasinya dan menyebarkannya ke penjuru sekolah. Karena itu, ia di skors selama tiga hari. Dan sekarang, s...