two

131 14 0
                                    

Ketegangan menyelimuti ruangan besar milik sang kepala keluarga Kuchiki. Hanya ada dua orang didalam ruangan besar yang cukup untuk tiga puluh orang lebih. Seorang pria dengan setelan jas, menatap kearah kaca yang menampakkan keramaian Tokyo. Dibelakangnya ada seorang pria berambut orange yang se-senti lebih tinggi darinya.

"ah, baiklah. Aku mengerti situasinya." pria berambut orange itu mulai memecahkan ketegangannnya.

"Kensei akan mengantarmu kepadanya. Apa kau memerlukan informasi tentang Haizen?" pria yang tadinya menghadap kaca itu berbalik memperlihatkan wibawanya, dan ketenangannya ketika si adik sedang dalam bayang-bayang.

"tidak, aku cukup banyak mengetahui tentang kelompok mafia Jepang itu. Tapi jika anda berkenan, aku tak akan keberatan." aku-saya itu terdengar aneh ditelingan bangsawan yang sedang diajak bicara. Bukannya saya-anda, ia malah membuat orang yang diajak bicara bingung. Tapi kalian harus memaklumi apa yang keluar dari bibir pria yang tak memiliki pendidikan tentang bahasa dan kesopanan ini, ia hanya dididik dengan kekerasan yang ada disekitarnya, jadi itu sudah wajar.

"hm, kau boleh pergi." pria itu berbalik lagi menatap kaca, keramaian Tokyo belum berubah, matanya mengamati setiap gerakan. masih dalam keadaannya yang tenang pula.

"kalau begitu aku permisi." Ichigo membungkukkan badannya lalu berbalik meninggalkan ruangan.

"ini Akademi bisnis nona Rukia." Kensei bersandar ke kap mobil. Ichigo hanya mengangguk, ia tak tahu harus membalas apa. Menunggu menjadi pekerjaan yang takdisukainya kali ini.

"itu dia, rapikan penampilanmu!" Kensei menepuk bahu Ichigo ketika melihat seorang gadis pendek mendekat kearahnya. Ichigo cepat-cepat menegakkan tubuhnya.

"tidak perlu seperti itu Kensei, aku sudah bilang berkali-kali. Dan kau membuatku lelah mengulanginya. Jadi? Siapa pria ini?" Rukia mulai membuka pintu mobil.

"tunggu dulu nona, anda akan pulang bersamanya. Aku diminta Tuan Byakuya untuk menggantikannya pada pertemuan di Akademi Kaneki." buk! Rukia menutup pintu mobilnya kembali. Mengerutkan keningnya, ia bingung. Jarang kakak dinginnya dan jarang peduli padanya itu mengganti body guard-nya. "namanya Kurosaki Ichigo. Anggota sementara dari mr. Urahara." Kensei mulai mengenalkan Ichigo, Ichigo hanya sedikit membungkuk dan memberikan seulasan senyum.

"kakak yang memintanya?" Rukia tambah bingung mendengar nama Kurosaki.

"sa-saya kurang tahu. Yang jelas tuan Byakuya ingin anda bersamanya, dalam penjagaannya maksud saya." Kensei menjelaskan lagi, akhir-akhir ini yang ia tahu tuan besarnya sangatlah sibuk. dan juga Tuan Besarnya itu menyembunyikan sesuatu darinya.

"pembunuh?" satu kata lagi keluar dari bibir Rukia membuat Ichigo tersenyum, ia mendekat pada Rukia sedikit. Ia mengangkat dagunya kali ini.

"aku? Ya, mungkin benar. Karna aku bekerja sama dengan kakakmu aku akan memberika penjelasan yang mudah. Aku hanya membunuh orang yang perlu dibunuh. Kau belajar disini juga dilatih untuk membunuh bukan?" setelah kalimatnya selesai Ichigo mendapat pelototan dari Kensei, tatapan tajam itu hanya dibalas dengan satu langkah kebelakang.

"bukan begitu maksudku, itu.. julukanmu bukan?" Rukia masih tak puas.

"ya, benar sekali nona. Tapi seseorang tidak pasti sama dengan julukannya bukan?"

"ah, baiklah. Aku mengerti."


to be continued

New World  [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang