four

83 8 0
                                    



Suara seorang penyiar radio memenuhi ruangan, sebuah kamar tidak terlalu luas tapi lebih dari cukup untuk seorang body guard. Ichigo berbaring dikasurnya, memikirkan gadis yang ia jaga selama dua bulan ini. Entah kenapa, gadis itu mengiang dikepalanya, sejak detik dimana gadis itu menunjukkan ketidak sukaannya pada kakaknya.

'kenapa ia tak menyukai seorang pria yang memungutnya dari jalanan? Pria yang berusaha melindunginya walau dengan perantara orang lain. Gajiku lebih besar dari body guard yang lainnya, sekitar empat kali lipat gaji mereka, termasuk Kensei. Dan dia menyewaku hanya untuk adiknya yang tak tahu terimakasih. Mantan polisi sepertiku yang sekarang menjadi polisi bayaran tingkat yang bukan untuk main-main.'

"huh" Ichigo menghembuskan nafasnya lagi. Ia memutuskan untuk keluar kamarnya dan menuju kawan-kawannya diruang tengah. Mungkin mereka sedang bermain kartu atau meminum wine dan vodka yang mereka beli tadi siang.

Brak! Selangkah lagi kakinya mencapai pintu, pintu itu sudah terbuka. Kensei dengan nafas yang masih berusaha diatur berdiri sedikit membungkuk diambang pintu.

"Kurosaki! Apa yang kau lakukan?! cepatlah! Tuan Byakuya ingin menemuimu!" hah, hah, Kensei sangat gemas dengan pria didepannya. Ichigo mengecek ponselnya.

"maaf." Ichigo bergegas, poselnya mati. Begitupun walkie-talkie miliknya.

"apa?! a-aku baru saja mengantarnya 1jam lalu. Ia sudah pulang." Ichigo terkejut, baru saja ia mengantar Rukia pulang. Dan sekarang ia sudah menghilang.

"tapi sekarang ia tak ada dikamarnya. Aku juga baru menerima pesan." sang kakak dari gadis itu menunjukkan ponselnya, "aku belum memastikannya, tapi sepertinya ini benar. Aku tak bisa kesana ak--"

"mementingkan harga dirimu?" suara Ichigo memotong ucapan sang kakak.

Buk! "hentikan Muguruma. Tak apa, aku tak peduli apa yang ia katakan. Lagipula aku juga yang memintanya menjaga Rukia." Ichgo menerima bogem mentah dari atasannya tanpa aba-aba setelah 3kata yang keluar dari mulutnya. Sedangkan seorang Kuchiki Byakuya tak mempedulikan itu dan langsung pergi.

"dasar bocah sialan! Kau pikir kau siapa? Seenaknya mengejek tuan Byakuya" nit. Televisi diruangan itu menyala, sekarang Ichigo mengerti. Bukan pada kenapa si adik yang membenci kakaknya, tapi kenapa kakaknya menyembunyikan kepeduliannya.

"maaf"

"jika kau ingin minta maaf bukan padaku!" Kensei masih sangat kesal.

Ichigo telah menerima pesan yang diterima Byakuya dari seorang tak dikenal. Sebuah pesan penculikan, entah benar atau tidak tapi sepertinya benar. Sipenculik bahkan mengirim map dimana Rukia berada, dan meminta tebusan. tapi, bukan Ichigo jika mengambil nonanya dengan menebus.

Mereka sepertinya hanya preman bayaran, jika yang menculik adalah mafia besar maka tempatnya akan lebih strategis. Ichigo tersenyum, pekerjaannya akan mudah dan sedikit membuatnya berolahraga.

Wajar jika kepala keluarga terhormat Kuchiki diincar banyak mafia. Seorang Kuchiki Byakuya sudah banyak menjatuhkan mafia yang tak memiliki hubungan dengan polisi dan negara. Dulu keluarga ini tak terlalu menjadi perhatian, tapi setelah diambil alih oleh generasi ke-28 semuanya berbalik. Hampir semua mafia dan organisasi diluar negara kalah telak.

Sekarang, kaki pria berambut otange ada dilantai satu gedung kosong yang baru-baru ini dipakai untuk pelatihan pasukan khusus jepang. Ia sudah bersiap dengan pistol dan rompi anti pelurunya. Ichigo meminta Kensei berjaga diluar sedangkan ia masuk sendiri.

Ctk! Ichigo berhasil menemukan Rukia, ia buru-buru melepaskan tali yang mengikat kedua tangannya.

"diamlah." Ichigo sedikit bingung ketika Rukia tak melawan padanya, biasanya gadis ini cerewet.

"pada akhirnya ia juga tak datang bukan? Dia hanya membayar banyak orang untuk menjagaku." Ichigo menatap Rukia, ia masih membiarkan kebencian mengalir didalam hatinya.

"dimana orang-orang yang menculikmu?" Ichigo mengalihkan pembicaraan. Selama dua bulan ini ia mengambil kesimpulan bahwa Rukia hanya menunjukkan kebenciannya kepada Ichigo. Tak kepada body guard yang lainnya.

"disana, mereka sedang makan." Rukia menunjuk kumpulan preman.

"hanya preman, tak perlu dihabisi ya?" Ichigo mengeluarkan pistolnya yang hanya memiliki amunisi obat bius saja. Ia juga mengeluarkan bom asap. Lalu melempar pada kumpulan preman yang sedang menikmati makan malamnya. Sesaat setelah mereka menyadari serangan dadakan, para preman bayaran itu berusaha keluar dari ruangan itu. Tapi sayangnya kecepatan mereka dikalahkan oleh asap yang membuat mereka pingsan setelah menghirupnya.

"yosh! Ayo. Cepat." Ichigo menarik cepat tangan Rukia.


to be continued

New World  [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang