twelve

55 7 0
                                    


DUA BELAS

Lorong rumah sakit sangat sepi, hanya ada suara ketuka sol sepatu dengan ubin lantai. Tak ada keluarga kandung dari sang pasien membuatnya sulit untuk diselamatkan, bukan karna hubungan darah atau fisik lainnya. Tapi secara psikologis ia akan lebih sulit untuk pulih. Semua orang yang hidupu didunia ini pasti diracuni oleh sesuatu untuk terus hidup, dan kebenyakan orang beralasan keluarga. Tapi apa yang meracuni bangsawan yang sedang terbaring tak sadarkan diri diruangan operasi sekarang untuk bertahan hidup sekarang? Itu adalah satu pertanyaan yang mengiang terus dikepala seorang ajudan sewaan dari sang pasien.

Seorang gadis yang ikut menunggu kakaknya dipindahkan keruang rawat inap dan dinyatakan selamat dari keadaan kritis itu meremas-remas tangannya. Ingat siapa yang menyelamatkannya, bukti-bukti kepedulian kakaknya yang ditunjukkan oleh pria bermbut orange diruangan kakaknya. Sekarang ia tahu, ia baru memahami apa yang dikatan si Cheetah Jingga.

Bukan sang, ya, si. Dia hanya seorang yang membenci keluarganya, seorang pengecut yang tak tahu terimakasih kemudian mendapat julukan karan kebenciannya terhadap dunia yang telah mengambil orang-orang yang ia benci yang menyayanginya. Hanya seorang pria berambut orange yang suka menyalahkan dunia atas apa yang menimpanya.

Gadis itu masih mengingat dengan jelas apa yang ia lihat 2jam lalu. Dari mana kita akan memulai? Kakaknya yang berlari hanya untuk melindungi adik yang tak tahu diuntung dari banyaknya moncong senjata yang mengarah, beberapa pesan yang tertera jelas menunjukkan sang kakak mencoba melindungi adiknya dari hukuman akademi, sang kakak yang membuang harga dirinya hanya untuk mengangkatnya sebagai adik, memohon agar hak asuh si adik menjadi miliknya, apa itu belum cukup? Gadis berambut hitam itu juga masih mengingat teriakan sahabat masa kecilnya.

"DIA ITU KAKAKMU?! TIDAKKAH KAMU PEDULI WALAU HANYA SEDIKIT? ATAU BAHKAN SEKARANG KAMU SENANG KARNA DIA SEKARAT?!" pria berambut merah yang tak merasakan kasih sayang walau hanya lewat perantara berteriak padanya, marah, kesal, sedih, emosinya meluap bercampur aduk.

Pastaskah aku sedih? Pantaskah sekarang aku senang? Apa yang harus kulakukan sekarang? Minta maaf? Memangnya aku pantas melakukan hal itu? Seharusnya aku sudah mati jika ia tak menyelamatkanku. Dan masih banyak pikiran yang mengiang-ngiang.

Cklek! Pintu ruangan yang ditunggu-tunggu untuk terbuka akhirnya terbuka. Seorang pria bertubuh tinggi dan tidak gemuk serta berkacamata keluar masih dengan baju operasinya.

"bagaimana keadaan Tuan Byakuya, Dr. Ishida?" Kensei langsung bangkit dari duduknya, ia sudah tak tahan hanya menunggu tanpa tahu keadaan tuannya. Ia tak mau kehilangan tuannya dalam keadaan ia masih punya hutang banyak nyawa pada Tuan Besarnya itu.

"kami akan memindahkannya keruang rawat inap. Kondisinya baik, ia berhasil keluar dari kondisi kritisnya, tapi belum boleh diganggu. Aku berhasil mengeluarkan seluruh peluru yang tertanam ditubuhnya." dokter berkacamata itu menjelaskan.

.......

New World  [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang