Selama dua bulan Ichigo menjaga Rukia atas kemauannya. Tapi ia masih ragu dengan perasaan labilnya. Terkadang ia senang, terkadang ia masih berfikir, apa ia bisa tak menyakiti gadis itu? Gadis bangsawan yang lebih beretika dari pada dirinya.
Pria berjas hitam itu terdiam lagi. Membiarkan rintik-rintik deras air hujan menyentuh tubuhnya. Ia masih menunggu Tuan Besarnya keluar dari sebuah gedung milik kepolisian.
"Ichigo!" Kensei menegur Ichigo yang membiarkan Byakuya terus berjalan kearah mobilnya tanpa payungnya yang digenggam kuat oleh body guard-nya yang sedang melamun itu.
"apa yang kau pikirkan bodoh!" Kensei menarik kasar lengan bawahannya agar cepat ikut masuk kedalam mobil Tuannya.
"maaf. Akukan tak tahu." Ichigo mengelak.
"kalau kau tak tahu maka cari tahu!" Kesei masih sangat kesal.
"hm~" ichigo menjawab malas.
Akhir-akhir ini ia suka melamun dengan lamunan yang sama. Menyebalkan bukan? Dua bulan itu jangka waktu yang tidak pendek, tapi ia terus merenung. Dan tak berbuat apapun.
"aku tak keberatan jika kau tak ingin melanjutkan pekerjaanmu denganku." pria yang dibiarkan ajudannya basah kuyup itu memecahkan keheningan. Pembicaraanya kali ini megarah pada pria yang duduk disebelahnya dengan sekadar perbincangan antar rekan jauh.
"eh?! bu-bukan begitu. Aku hanya belum pernah merasakannya." Ichigo diam lagi, mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "kudengar kau mempunyai seorang istri. Apa yang-- maksudku.. hmm.. kau tahu bukan?" Ichigo masih bingung.
Suasana didalam mobil mewah ini bukannya menjadi tenang malah menjadi lebih tegang. Sedetik kemudian Ichigo sadar dengan apa yang ia ucapkan, sedetik sebelum ia membatalkan pertanyaannya pria disampingnya sudah menjawannya.
"namanya.. Hisana. " Byakuya mencoba menenangkan pikirannya, ia diam. Lalu melanjutkan ucapannya, "tak ada gunanya bercerita tentang seorang pria yang tak dapat menjaga istrinya." lagi ia tersenyum kecut, suaranya mengecil. "aku memaksanya menikahiku. Ia hanya mengetujuinya. Pada akhirnya, ia mengakui, Ia tak pernah membalas perasaanku." hening lagi. Tak ada yang berani memulai pembicaraan. "aku tak pernah berharap Rukia mendapat seorang pria sepertimu. Seorang pembunuh bayaran. Tapi entah, aku seorang bangsawan terpandang, memiliki banyak uang, harga diriku kusanjung, mungkin orang yang rendah dariku lebih tahu apa arti kasih sayang, apa arti cinta." lagi, seorang Kuchiki Byakuya diam lagi. "kau dan aku sama-sama lahir dalam kehangatan keluarga. Bedanya, kau menganggap itu suatu bencana, sedangkan aku diselimuti kesenangan yang sangat. Hanya itu yang bisa kuberi tahu padamu, sisanya hanyalah cerita murahan seorang laki-laki yang berhasil membunuh istrinya."
"maaf, aku tak bermaksud." Ichigo merasa bersalah.
"asal kau tahu, bukan itu yang kuharapkan keluar dari mulutmu." perkataan dari Byakuya membuat Ichigo bingung. Heran, apa yang dimaksud? Mungkin itu pertanyaan yang mengiang dikepalanya.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
New World [finished]
FanfictionHanya berawal dari tugas yang merepotkan, tak ada yang istimewa dari tugas itu. Hanya semata-mata pekerjaan dengan imbalan melimpah. "ha? Bangsawan? Kau tahu aku membenci bangsawan bukan? Kenapa sekarang kau malah menyuruhku bekerja dengan bangsawa...