eight

60 6 0
                                    


"kenapa dari tadi hanya memutar-mutar saja? Kenapa kita tidak pulang?" Rukia bingung, ia sudah melihat jalan yang sama sebanyak empat kali.

"Tuan Byakuya memintaku untuk mengantarmu pulang ketika kau ingin pulang." si supir menjawab dengan alakadarnya. Kali ini, ia tak terlalu menghormati nyonya-nya yang satu ini.

"apa maksudmu sih? Kau tak tahu kalau aku ---" sedetik kemudian gadis yang sedang dalam keadaan buruk mood dan tubuhnya itu, mengukir sebuah senyuman diwajahnya.

Setelah mengantar nona kecilnya, Ichigo akhirnya bisa mencium aroma khas dari mansion besar milik clan Kuchiki.

>>>>>

Derap langkah kaki terdengar jelas, kemudian disusul suara terbukanya sebuah pintu . Mata pria yang merengsek masuk keruangan tuannya itu menyusuri setiap ruangan. Antara terkejut dan sedih, tak ada yang lebih menyedihkan daripada dikhianati. Walaupun bukan ia yang dikhianati melihat seseorang dikhianati saja, seharusnya setiap orang juga merasakan sakitnya. Ruangan ini dipenuhi computer, laptop dan beberapa alat elektronik lainnya. Yang membuat si perengsek ruangan makin terkejut adalah seperangkat alat sadap ruangan. Ia baru tahu, kalau tuan besarnya ini menyadap mansionnya sendiri, walau sipemilik ruangan tahu, ia pura-pura tak tahu apa yang terjadi dimansionnya. Beberapa layar yang menunjukkan aktivitas adiknya didalam kamar, mulai dari poster-poster idolanya, sampai tempatnya membersihkan tubuh tertera dengan jelas.

"apa kau menemukan sesuatu, Renji?" pria itu menepuk bahu seseorang yang sudah lebih dulu ada di ruangan tuan besarnya.

"banyak. Kapan kita akan menyusulnya?" mata sayu yang tak tahu harus memberi tatapan seperti apa disertai tatapan amarah yang berkobar terlihat jelas pada pria yang akrab dipanggil Renji.

"sekarang." satu kata yang keluar setelah melihat layar computer dengan jelas, dan satu kata itu pula yang membuat keduanya bergerak dengan cepat meninggalkan ruangan.


to be continued....

New World  [finished]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang