"Ah, halo saya Alonne benarkah ini nomor telefon nona Asella?"
"Iya ini dengan saya sendiri tuan Alonne, besok jam 1 siang datanglah ke Grand Caffe Concerto"
"Baiklah"
.
.
.|Grand Caffe Concerto, 01.00 PM|
Kenapa dia belum datang ya?
"Permisi tuan, anda mau pesan apa?" Seorang pelayan pria menghampiri Alonne sambil membawa papan yang terdapat kertas kecil dan pulpen.
"Oh tidak, saya disini sedang menunggu seseorang" Alonne masih melihat jam menunggu kehadiran wanita yang di telfon sebelumnya.
"Tapi jika tuan ingin duduk di sini setidaknya tuan harus membeli secangkir kopi atau teh, khusus hari ini kami menyediakan kue lezat yang didiskon 33% kue favorit di sini chocolatte gateaux cake menu lainnya bisa di pilih disini" Pelayan itu menyodorkan buku menu yang bagus, mungkin Alonne belum tentu bisa membeli buku menunya.
"Saya pesan 1 chocolatte gateaux cake, tuan Alonne anda mau pesan apa?" Seorang wanita yang habis turun dari mobil itu memakai pakaian berwarna hot red dan segera menghampiri meja Alonne.
"Emm.. aku pesan secangkir kopi saja"
"Kopi jenis apa tuan?" Pelayan itu sudah siap menulis.
"Terserah mu, yang penting enak dan tidak pahit"
"Maaf tuan kami harus memesankan sesuai yang tu-"
"Flat whitte coffe, dua. Sudah itu saja" Asella menengahi mereka, daripada berlama-lama.
"Baiklah tunggu sebentar" Pelayan tadi pergi meninggalkan mereka berdua.
"Tuan Alonne anda sangat lucu haha.. bukankah semua kopi pasti ada rasa pahitnya? apakah anda belum pernah minum kopi?" Asella melihat wajah tanpa ekspresi Alonne.
"Belum" Asella mengangguk, mengerti kondisi keuangan Alonne yang mungkin kurang.
" Tapi, aku biasanya minum Chivas Regal, Jim Beam, Pertsovka,dan Wolfschimiddt, tapi aku paling suka beer merek Sarajevsko Pivo, kau pernah mencobanya?" Asella melongo, bukankah bir lebih mahal daripada kopi? Kenapa ia malah belum pernah meminum sebuah kopi, padahal kebanyakan lelaki menyukai kopi. Kecuali dia mungkin.
"Ha-hah? aku tidak pernah mencobanya, keluargaku melarang ku meminum-minuman keras" Asella berfikir pria itu gila, tapi ia masih bingung bagaimana cara Alonne mendapatkan bir-bir itu?
"Permisi tuan nyonya, ini pesanan kalian" Pelayan itu menaruh pesanan mereka.
"Oh,Terimakasih" mereka mengucapkannya bersama.
Suasana menjadi agak sepi dan canggung.
"Hmm.. rasanya enak seperti ada campuran Guinnes, apakah kopi ini dicampur alkohol?" Alonne berusaha mencairkan sedikit rasa canggung disana.
"Kopi tidak dicampur dengan alkohol tuan, tapi mungkin kau bisa mencobanya" Asella tertawa kecil.
"Bolehkah?"
"Tentu saja tidak, aku hanya bercanda tuan. Oh iya kue nya boleh kau habiskan aku memesankannya untuk mu"
Alonne pun memakan kue itu dengan cepat karena ia sudah sangat lapar.
Setelah lama mereka berbincang-bincang, Alonne mengisi surat lamaran dan mereka menyudahi makanannya.
Asella menuju ke kasir dan membayar semua yang mereka pesan tadi.
Asella pun keluar dan mengajak Alonne ke taman.
"Nona Asella, bolehkah aku bertanya?"
"Ya, tentu saja"
"Kenapa kau begitu baik dan tulus kepadaku? aku tidak mengenal mu, justru aku malah merugikanmu selama ini. Tapi kau tetap berbaik hati padaku, kenapa kau melakukan ini semua?"
Jangan-jangan perempuan ini mempunyai maksud tertentu? apakah ia dan temannya akan membunuh ku di taman ini?
"Emm.." lalu Asella duduk di bangku dan di susul oleh Alonne.
"Apakah kau akan membunuhku?" Alonne sudah menyiapkan pisau kecil di saku kanannya.
Baiklah kalau kau ingin memancingku nona, mungkin ini pertama kalinya aku membunuh orang yang sudah 2 hari kukenal, sudah lama aku tidak melakukannya hehe..
"Tidak! mana mungkin aku membunuhmu, Tuan Alonne tidak ingatkah dulu kita pernah bertemu di sini?" Alonne menyimpan pisau kecilnya kembali.
"Hah? kapan? aku baru bertemu denganmu setelah kejadian mobil yang hampir menabrakku kemarin" Alonne mencoba mengingat.
Asella mengambil foto yang diambilnya dulu saat ia masih kecil.
"Siapa ini?" Alonne melihat ada 2 anak di foto itu.
Siapa anak lelaki yang di gandeng anak perempuan ini? dasar anak masih kecil sudah main pegang-pegangan tangan.
"Ini adalah kau tuan Alonne"
"A-apa?! Aku?"
"Ya, dan ini adalah anjing taman yang kau temukan kau memberi nama dia Brave, dialah yang membawamu kesini lalu kau bertemu denganku. Aku juga tidak tahu kemana anjing itu sekarang" Asella masih ingat kelucuan anjing yang dipelihara Alonne itu.
"Aku tidak tahu itu" Alonne menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kita pernah mengukir nama kita di sini"
Kenapa dia masih belum mengingatnya?
Asella membersihkan senderan bangku putih yang mereka duduki di situ terlihat bekas ukiran yang sudah lama namun mulai memudar.
"Kaulah yang mengukir ini, aku masih menyimpan foto ukiranmu dulu sebagai kenang-kenangan karena saat itu adalah saat di mana kita berpisah"
"Dan Tuhan telah mempersatukan kita lagi. We Life Together For Forever. Ingat?" wanita itu menggenggam tangan Alonne.
"A-aku masih tidak mengingatnya, sepertinya kamu salah orang nona, permisi" pria itu meninggalkan Asella.
Asella terdiam beberapa saat, lalu menangis.
"One bodoh! jadi kau sudah membuangku? aku masih ingat saat kau menyelamatkan nyawaku dari bangunan yang roboh kalau saja waktu itu aku tidak bodoh dengan mengambil boneka yang kau berikan, pasti sekarang kita sudah menikah, kau jadi lupa padaku, memang seharusnya aku lebih baik mati dari pada bersama dengan orang yang sangat kukenal, tapi untuk mengenal nama ku saja dia tak bisa hiks.. hiks.." wanita itu putus asa dan memecahkan lampu taman menggunakan batu di dekat nya.
"Prang..!!"
Ia mengambil pecahan beling lalu menancapkan pada perutnya.
"Jleb!"
Tuhan aku minta satu hal agar One sadar dan mengenalku.
Alonne mengabaikan Asella dan tetap pergi meninggalkannya.
__________TBC__________
~So.. Kookie lanjutin apa gak?Apa minta dimatiin sekalian Asella nya?
Ya gak lah, tanpa dia pemeran utama nya gak bakal ada 😄 Kenapa hayo?
Ada yang bisa jawab? Yang bisa angkat lidah
Tp jangan di coba ntar kayak guguk tau kan guguk itu apa? 🐶 udah diem.
Vote n Komen ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Psycho Girl
Mystery / ThrillerKamu harus selalu waspada! Teman, Sahabat, Saudara, atau Keluargamu bisa jadi salah satu dari Pembunuhmu. Mall, Restoran, Rumah Sakit, atau Sekolah bisa jadi salah satu dari tempat Kematianmu. Orang Dewasa, Anak Kecil, maupun Lansia bisa jadi salah...