"Mau kemana kau anj*ng bodoh? Kau sama saja dengan anj*ng jalanan itu haha.. jelek dan tidak berguna!" Bir itu di lempar ke arah Alonne yang sedang berlari.
"Pyarr.. Cklingg.. Cklingg.."
Ya, bir itu mengenai tembok di sebelah Alonne sehingga memantul ke arah nya.
Pecahan itu jatuh ke lantai mengenai kaki Alonne, Pecahan kecil yang banyak serta air dari bir itu mengenai kaki nya menembus kulit-kulit kakinya.
"Aaaarggghhh....." Alonne berteriak, ia menyesal tadi melepas sepatunya yang basah terkena air hujan.
Sekarang ia sedang terduduk di lantai, kaki nya sangat perih untuk di gerakkan.
"Hahaha... bagaimana? Masih mau membela anj*ng jalanan mu?" Ayah Alonne mulai mendekati Alonne.
Tuhan, tolong bantu aku!
"Ugghh..." Mau tidak mau Alonne harus berdiri, ia tetap harus berlari.
"Kau mau kabur?" Arrow tetap berjalan karena ia menggunakan sandal, sedangkan Alonne berjalan tertitah-titah ia mempercepat larinya.
Tinggal sedikit lagi..
"Ctasss!" Terdengar suara cambukan yang keras.
"Aaarrrgghhh...! maaf aya.. ahh..!" Alonne segera masuk ke kamar dan mengunci pintunya.
"Baru satu cambukan saja sudah menyerah, dasar pecundang, pengecut, kalau kau lelaki sejati tunjukan dirimu baj*ngan! Menangislah! Aku ingin melihat kau menangis pengecut hahaha..." Arrow meninggalkan anaknya yang dulu sangat dia sayangi itu.
"Awww... kenapa perih sekali? Padahal hanya terkena pecahan kecil" Alonne tidak sadar bahwa luka di kaki nya sangat banyak bahkan belum sembuh, dan saat luka itu akan sembuh ia dilukai oleh ayahnya lagi.
Keadaan seperti ini sudah biasa baginya, ia juga tidak pernah menangis akan keadaannya.
Alonne menaruh tas sekolah nya yang belum diletakkan nya sejak tadi lalu ia merangkak pelan karena hampir seluruh telapak kaki nya terluka.
Ia mengambil pinset, handuk, obat bubuk juga obat luka, di sebelahnya sudah ada air persediaan di kamarnya yang sudah ia taruh di baskom kecil.
Persediaan air atau galon air itu pasti selalu diisi Alonne sehabis ia pulang sekolah, ia pasti akan membawa beberapa botol bekas yang sudah dicuci dan diganti airnya dengan air galon umum dari sekolah.
Jadi kalau kehausan ia bisa minum dari situ, tapi kalau untuk mandi ia tetap di kamarnya karena kamar pembantu sudah ada kamar mandinya, ia tidak perlu membayar tagihan air karena selingkuhan ibunya sudah membayar seluruh tagihan rumah untuk satu tahun penuh.
"Nah, selesai" Alonne sekarang sudah lega, untung serpihan kaca yang masuk bisa di ambilnya.
Alonne tinggal menunggu kaki nya sampai kering, ia menggunakan obat bubuk pemberian Vesto karena lebih cepat kering dibanding hanya menggunakan obat luka.
Alonne mengganti baju nya yang basah, ia membersihkan lantai bekas darahnya tadi dengan handuk lalu di jemur lah handuk itu di luar jendelanya.
Persis sebelah jendela kamar pembantu sudah ada jemuran kecil jadi Alonne tidak perlu repot-repot keluar untuk sekedar mengeringkan pakaian nya.
"Hmm.. sebentar lagi selesai test ya? Woah.. untung lombanya sehabis test" Alonne melihat kalender yang sudah di tandainya, dan benar di hari Senin besok Alonne sudah harus mengikuti test.
Alonne mengambil buku nya dan belajar.
.
.
."Tet..!Tet..!Teeet..!" Bel sudah berbunyi, dan akhirnya mau tidak mau semua murid harus mengumpulkan pekerjaannya.
"Fiuuhhh... astaga entah kenapa aku agak benci dengan Mr.Bint dia mengawasi kita semua dengan sangat ketat, aku tidak bisa mencontek mu jadinyaaa... haaaahhh!!! Bagaimana kalau aku tidak naik kelas?" Vesto duduk di kantin sambil melihat Alonne yang bagi nya agak aneh hari ini.
"Kau pasti akan naik kelas, aku berani menjamin itu" Alonne memang cocok untuk menjadi tempat curhat bagi orang seperti Vesto, jika Vesto bicara pasti akan sangat lama meski membosankan tapi Alonne tetap mendengarkan keluhannya.
Alonne menyelesaikan makanannya dan meminum jus jeruk.
"Aku heran kenapa kau memilih telur, kacang dan brokoli? Padahal ada sosis dan udang kesukaanmu lho, dan kalau kulihat kakimu itu pincang atau gimana?" Alonne berhasil menghabiskan jus jeruknya 2 detik sebelum Vesto selesai bicara.
Peraturan di kantin sekolah mereka hanya boleh mengambil 3 jenis buah makanan, dan setiap jenis makanan ada 3 buah, kalau di total mereka mendapatkan 9 buah makanan dan 1 minuman juga 1 pencuci mulut, jenis makanan di sana selalu berbeda tiap harinya, jika ingin menambah mereka harus membayar lebih.
"Pertama kaki ku terluka dan aku susah jalan, Kedua aku pilih semua makanan ini supaya lukaku cepat sembuh, telur bisa buat luka basah cepat kering dan meningkatkan imunitas tubuh untuk melawan infeksi, kacang bisa memperbaiki jaringan baru yang rusak saat terluka, brokoli bisa mempercepat penyembuhan, dan berfungsi untuk membentuk jaringan baru, kalau jus jeruk juga bisa mempercepat penyembuhan luka"
Alonne menyampaikan hal tersebut seperti sedang membicarakan hal yang menarik, dan bagi Vesto Alonne itu seperti guru, selalu mengajarkan pelajaran bahkan saat tidak sedang pelajaran.
"Hoaammm.. kalau begitu nih habiskan saja jus jerukku, dasar anak pintar kau berbicara bahasa alien atau apa? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, sudahlah aku capek jangan bicara bahasa alien lagi" Vesto menyodorkan jus jeruk itu kepada Alonne.
"Terimakasih" Alonne pun meminum nya dan sambil membawa tasnya.
"Ya, hei Alonne bagaimana kalau kapan-kapan aku menjemputmu? Sudah lama aku tidak ke rumahmu" Vesto sebenarnya takut tapi ia juga penasaran rumah Alonne sekarang.
"Kau tak tau? Ibu ku galak dan ayahku kejam, mereka tidak punya perasaan. Kalau ingin bermain aku saja yang ke rumahmu" Vesto tau kalau orang tua Alonne sangat kejam, tapi ia ingin sekali saja menjemput sahabatnya.
"Aku hanya menjemputmu saja"
"Jangan" Alonne berjalan menuju keluar sekolah.
"Please" Vesto ingin sekali ke rumah Alonne.
"Kalau begitu aku tidak akan bermain lagi ke rumahmu" Alonne berbalik melihat Vesto.
"Hei aku hanya bercanda, tidak usah marah juga kali" Vesto tertawa, sebenarnya ia sangat ingin ke rumah Alonne.
Akan kupastikan aku ke rumahmu Alonne, aku akan menyelamatkanmu dari orang tua mu yang kejam itu.
"Ya, aku tidak marah ayo pulang" Mereka berdua pun pulang ke rumah mereka masing-masing.
.
.
."Alonne, saya sudah memberi kamu kesempatan selama 5 hari, dan kamu sudah melebihi batas 5 hari itu. Besok siang mau tidak mau ibu akan ke rumahmu, meskipun kamu pintar tidak berarti kamu tidak membayar uang sekolah!" Wali kelasnya itu kembali memarahi nya soal uang sekolah.
"Maaf bu" Alonne tau dia tidak bisa memaksa ibunya untuk meminta uang sekolah.
|1 hari yang lalu, Kediaman Rumah Madisson|
"Permisi nyonya" Alonne sekarang berhadapan dengan ibu kandungnya.
__________TBC___________
Sorry ya buat yang nunggu gw kasih 3 cerita langsung dah :") silahkan menikmati..

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Psycho Girl
Mystery / ThrillerKamu harus selalu waspada! Teman, Sahabat, Saudara, atau Keluargamu bisa jadi salah satu dari Pembunuhmu. Mall, Restoran, Rumah Sakit, atau Sekolah bisa jadi salah satu dari tempat Kematianmu. Orang Dewasa, Anak Kecil, maupun Lansia bisa jadi salah...