Album

63 4 0
                                        

"Brak!" Terdengar bunyi dobrakan pintu dari luar.

"Semuanya tiarap!" Satu polisi itu membawa pistol di tangannya ia bersama polisi-polisi yang lainnya memasuki rumah yang berisikan 3 mayat serta darah amis mereka.

"Vesto.. hiks.. lihat ada polisi! Ayo hiks.. kita melaporkannya pada mereka" Alonne membopong temannya yang masih berlumuran darah ke arah polisi-polisi itu.

"Pak! Tolong selamatkan temanku dia masih hidup pak! Tolong pak! Cepat bawa dia ke rumah sakit!" Akhirnya polisi itu memanggil tim medis darurat yang ada di sana.

"Sebentar nak.." Seorang wanita berpakaian putih dengan rambut di cepol itu menaruh Vesto pada brankar dan menyentuh denyut nadi pada leher dan tangan anak itu.

"Maaf nak, temanmu sudah tiada" Alonne membulatkan matanya, ia terduduk lemas.

"Yang lain bawa mayat-mayat ini ke ambulan, dan sisanya cek seluruh rumah ini" Lalu seorang polisi yang mempunyai pangkat lebih rendah itu membawa sebuah buku berwarna merah gelap dan memberikan pada atasannya yang juga merupakan polisi.

"A..astafir..! A..apa in..i?! Ya Allah! Bawa anak itu ke kantor sekarang!" Polisi di samping nya itu membantu Alonne berdiri dan memasukannya ke dalam mobil dimana korban serta pelaku biasanya dibawa dengan kendaraan itu.

.
.
.

"Ehem.. nak apakah buku ini milikmu?" Ya sekarang Alonne seorang anak berusia 9 tahun memasuki sebuah penjara untuk pertama kalinya saudara-saudara.

"Tidak.." Alonne melihat buku berdebu yang menurutnya ia tidak pernah mempunyai dan bahkan melihat saja ia baru tau buku itu sekarang.

"Hmm.." Polisi itu hendak mengambil buku itu kembali namun di tahan oleh tangan anak kecil di depannya itu.

"Emm.. maksudku tidak.. tahu.. sebentar biar aku lihat" Alonne mengambil buku tebal berwarna merah gelap itu dan itu bukan buku berisi tulisan seperti buku diary anak labil jaman sekarang, tapi itu adalah buku-buku berisi foto-foto akan dirinya saat kecil..

"A..apa?" Alonne bergidik ngeri melihat fotonya saat kecil, dan sebelum Alonne melihatnya bahkan polisi itu sudah terlebih dahulu melihatnya bahkan membuat salinannya.

"Ini fotoku pak?" Alonne bertanya pada pak polisi di depannya itu sambil menunjuk salah satu fotonya.

"Oh.. tidak itu foto bapak, lucu ya? Hehe.. ya fotomu lah nak, untuk apa bapak foto seperti itu? Bapak ini polisi fotonya ya pakai seragam polisi sama gaya jempol buat banner bukan fotomu yang seperti penjual daging babi di pasar, hiii.. mengerikan Eww.." Alonne masih tidak percaya akan album foto yang di pegangnya saat ini.

Di sampul buku berwarna merah itu terdapat tulisan "What is life?" halaman pertama terdapat dua foto, satu fotonya bersama ayah dan ibunya saat ia masih bayi.

"Wah.. superhero Ayah lucu sekali..." Sebuah keluarga inti kecil yang terdiri dari tiga orang itu adalah keluarga yang sangat bahagia.

foto kedua yaitu foto saat ia masih duduk di playgroup di sana juga terdapat ayah dan ibunya yang menggendongnya kemudian menicum pipi sebelah kanan dan kiri nya.

"Alonne sayang... lihat ke kamera" Sesosok ibu yang membawa kamera itu mengarahkannya pada suami serta anaknya.

"Ucapkan Hai!" Anak kecil itu menirukan perkataan ayahnya yang sekarang menggendongnya.

Di halaman berikutnya, terdapat empat buah foto juga. Foto pertama, saat ia masih play group terlihat ia sedang memotong sayap kupu-kupu dan memisahkan badannya lalu menempelnya pada sebuah kertas.

Little Psycho GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang