11. Rivellia*2

5 1 0
                                    

Ya ampuuun! Rivell.. rivell... Knapa harus pake 'hyaa!' segala kalee 😑😒😒

🐬🐬🐬

---------------------------------------


Im never let you die because them

----------Zughe Liang--------

🐬🐬🐬

Pria itu dengan gesit menghindar dengan tangannya yang memuntir tanganku, aku menjerit, tak menyerah, kepalaku maju menggigit tangan pria itu. Pria itu menghindar dengan arah yang makin membuat tanganku terpuntir dan MATI RASA!!! Daripada patah tulang, akupun menyerah dan menuruti permintaannya,Melarikan diri? Itu mah gampang*bisa kulakuin nanti.

Tapi diluar dugaan ku, sesampainya disana aku melihat seorang gadis yang tampaknya sendirian dan memandangi sepatunya "itu sofia." ujar pria itu menunjuk kearah tepat gadis yang kulihat tadi.
Tunggu dulu! Aku nggak bisa beranggapan kalau pria ini benar, tapi.. Saat aku menoleh, pria itu sudah menghilang. Aku mendesah, "Mau bagaimana lagi?" hutan ini sepi. Daripada persediaan makananku habis dan aku mati kelaparan.. Lebih baik
Aku menemuinya, kalau hal yang aku takutkan itu benar benar terjadi, aku hanya perlu melawan lelaki itu.

"Sofiaaa..."

Sofia--Irine POV

"Well, kini aku di depanmu," kata Rivellia
T

ersenyum, tapi seyumnya pudar seketika dan berubah tajam, "Kau bukan wanita penghibur kan?" aku menggeleng. "Tapi kenapa tempat ini dihias begitu indah?" tanya nya "Aku nggak tau. sejak aku datang, aku emang dapet fasilitas yang mewah, sebage contoh kasur milikku dihias seperti kasur milik Zughe liang.." ujarku menunjuk kearah pohon bakau yang biasa ditiduri oleh Zughe Liang, Gadis berkacamata pink itu menoleh.. Lalu menyipitkan matanya, dan membetulkan posisi kacamata pink nya itu. "Oooh"

"Apa kamu nggak bisa liat tanpa kacamatamu?" tanyaku penasaran "kamu sebenernya minus berapa sih?" lanjutku "Umm.. Berapa ya? Terakhir kali aku cek? Ummm.." ia melepas kacamata nya menatap pinggir kacamata itu lekat, lalu mendekatkan benda itu ke matanya, menutup satu matanya lalu menjawab, "Hmm minus 0,75."

"Huaa?!?!" Jeritku kaget, gadis imut berambut chupa cups itu mengangkat kepalanya, lalu memakai kacamatanya lagi kemudian tersenyum, "Banyak ya?" aku masih melongo, detik berikutnya aku mengangguk dan menutup mulutku sebelum sebelum lalat yang lewat di depan ku ini masuk kemulutku. Oh ya ampuun! Apa mulutku sebau itu?!?!
.
.
.
.
.
Zughe Liang POV

Siapa mereka? Kenapa mereka berkelahi?

" Ada monster!!!" seru beberapa peri kepada peri yang lain, aku yang mendengar itu sebera berlari kearah pohon tempat gadis itu berada, apa ia baik baik saja?
Sesampainya aku disana, aku melihat ia tertidur bersama seorang gadis berambut mirip Cupha cups yang imut nan berkacamata "Untunglah.. Sepertinya mereka aman," gumamku berhenti berlari dan berjalan perlahan di tangga, sesampainya aku di tempat gadis itu tertidur, aku segera membangunkan manusia berambut chupa cups itu.

"Disini tidak aman, pergilah ke perbatasan. Disana kau akan lebih aman dengan pengungsi lainnya!" perintahku kepada gadis itu. setelah ia pergi aku mendekati gadis itu, berbaring dismpingnya mendekatkan bibirku pada bibir mungil nya.

Cup

seusai mengecap bibir mungil gadis itu, aku segera menggendongnya pergi darisini. Menuju tempat yang mungkin tidak mungkin untuk menemui ku kembali

~~~~~~~~~~~
Bersambung
~~~~~~~~~~~~~

The Space Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang