Park Jimin, lahir di Busan tigapuluh dua tahun yang lalu. Ia dikenal sebagai seorang yang manis dan juga memiliki karakter kuat. Keras kepala sudah menjadi nama tengahnya semenjak sekolah menengah pertama.
Pertemuannya dengan Taehyung bermula ketika ia bersama dengan Taehyung berada pada satu organisasi kemahasiswaan yang sama. Keduanya pun dimabuk asmara. Jimin, si manis primadona fakultasnya dengan Taehyung wakil ketua senat kampus nyentrik kebanggaan jurusan hukum.
Hubungan keduanya seolah terlihat begitu romantis dan membara. Bak match made of heaven, Jimin dan Taehyung dimabuk cinta. Hanya Taehyung yang bisa menaklukan Jimin, si manis keras kepala itu dan hanya Jimin yang terasa nyambung dengan isi kepala Taehyung yang melompat – lompat dinamis. Hingga akhirnya keduanya menikah setahun selepas lulus dari bangku perkuliahan.
Jimin seolah menjadi dewi fortunanya, perjalanan karir Taehyung sebagai pengacara terus melejit. Selain karena ia adalah seorang pembela muda yang cakap. Ia tidak segan bahkan harus menerima pukulan demi pukulan dari orang yang tidak dikenalnya karena ketidak sukaan mereka pada Taehyung yang merupakan Pembela muda dengan prinsip yang tegas.
Kehidupan mereka yang seperti roller coaster begitu dinikmati Jimin, kadang kala Taehyung muda akan pulang dengan wajah babak belur lain hari sang lelaki Kim itu pulang dengan kemeja robek. Jimin mengasihi Taehyung dengan seluruh hidupnya.
Dulu, jimin memiliki mimpi untuk menjadi seorang akuntan handal. Atau bahkan seorang ahli ekonomi. Tapi jika bersama Taehyung, ia bisa merajut mimpinya yang baru. Tuhan juga seolah mengasihinya. Ia memberikan mereka hadiah yang tidak disangka – sangka. Chaeyeon.
Chaeyeon, peri kecilnya seolah melengkapi mimpi mereka berdua. Ia berkembang dari bayi mungil yang cantik menjadi seorang gadis kecil kesayangan orang tuanya. Hidup mereka terasa lengkap dan begitu sempurna terlebih saat Taehyung diterima menjadi hakim muda Seoul.
Tuhan benar – benar berbaik hati padanya, apa lagi yang kurang dari hidupnya? Paras indah? Harta? Kehormatan? Keturunan?
Mimpi baru yang Jimin genggam seolah terasa nyata dan indah, tetapi apa daya. Jika mimpi itu sebenarnya, sedang perlahan membunuhnya.
.
.
Plaetinuhm's Present
2018
The Good Wife – O5. Mimpi
Kinda Containing some mature content please be considered when you read it
VMin, Kookmin, VMinKook
.
.
Jimin mengerjapkan matanya, matanya berpendar. Merasa asing dengan tempat di sekelilingnya. Ia menghela nafasna. Kembali teringat pada kejadian semalam, pertengkarannya dengan Taehyung yang terasa memanas.
Ia memandang langit – langit, menelusuri garis – garis plafon sembari melamun. Nafasnya berhembus teratur, tanpa sadar matanya memanas dan ia dapat merasakan ekor matanya yang mulai terasa basah.
Jimin hampir terisak sebelum pintu menjeblak terbuka. Menampilkan lelaki tinggi bergigi kapak yang dikenalnya.
"Ya, Jimin – ah. Kau menangis?" Jungkook datang menghambur, ia meraih Jimin dalam pelukannya. Mencoba menenangkan Jimin yang ternyata malah tersengguk dalam isakannya.
"Gwaenchana. Ada aku, kau tidak perlu sedih." Ucapnya pelan.
Jimin menyandarkan kepalanya pada dada Jungkook, meresapi degupan jantung yang bergerak secara terburu. Persis seperti degupan jantung Taehyung dulu. Ia penasaran apakah jantung Taehyung masih berdetak sebegitu cepatnya seperti itu untuknya sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Good Wife
Fanfiction[ Tamat ] Semua mata memandang Park Jimin, sebagai seorang istri yang sempurna. Seorang anak perempuan yang pandai, suami yang tampan juga pintar dan mencintainya dengan tulus. Serta paras menawan juga limpahan harta yang seolah tak ada habisnya. T...