07 Beku

94 33 3
                                    

Dimana letak salahku ketika hati ini tanpa sengaja membeku karena sebuah keadaan.

Galang Cakra

Bau obat-obatan menyeruak ketika Valleria memasuki ruangan tersebut, sebenarnya ia sudah sejak tadi didalam ruangan itu, tetapi ia keluar sebentar untuk memcari teh hangat di kantin.

Bosan yang ia rasa, karena sedari tadi ia hanya berdiam diri di ruangan itu. Valleria tidak mengikuti pelajaran hari ini karena ia diberi amanat untuk menjaga seseorang yang terbaring lemah di brankar dekat ia duduk.

Arrghhh...

Valleria mendengar sura erangan itu, lalu ia menoleh memastikan bahwa dia terasadar atau belum "lo udah sadar?"

Kantung mata itu tercetak jelas dikelopak mata seseorang yang tengah bersandar didinding atas brankar itu, mata tajamnya memandang Valleria seolah olah Valleria adalah seorang penjahat.

Valleria menghiraukan tatapan mata tajam itu "ini teh hangat buat kamu" Valleria menyodorkan teh hangat itu pada cowok didepannya, tapi sayang cowok itu hanya memandang Valleria datar lalu beralih menatap gelas berisikan teh hangat itu tanpa minat.

"Pergi!" ucapnya lirih tetapi penuh dengan penekanan.

Valleria bingung apa yang dimaksut oleh cowok tersebut "maksut lo Lang" dia adalah Galang, cowok yang menurut Valleria adalah cowok tengil sedunia.

"Ini tehnya kamu minum"

Galang terdiam sesaat dengan nafas yang tak beraturan menahan emosi. Ia tak suka terlihat lemah didepan seorang cewek apalagi Valleria, cewek yang dianggapnya pengganggu dalam hidupnya "LO GOBLOK APA GIMANA GUE SURUH LO PERGI YA PERGI!"

"JANGAN GANGGU GUE KALO LO INGIN SLAMET" bentakan kasar penuh penekanan yang keluar dari mulut Galang mambuat nyali seorang Valleria memciut.

Pundak Valleria bergetar, tetapi ia tetap memberanikan diri menyampaikan isi hatinya kepada Galang "gue udah berbaik hati nolongin lo saat lo pingsan diparkiran tadi, gue berbaik hati karena udah maafin lo karena ngotorin seragam gue. Sebenarnya gue mau balas budi sama lo karena udah banyak nolongin gue tapi ken——"

Valleria tidak meneruskan kalimatnya karena melihat sorot mata tajam membunuh yang diberikan Galang padanya "kenapa diem? " tanyanya dengan nada dingin tetapi menusuk.

"GUE NGGAK BUTUH BANTUAN LO, GUE NGGAK BUTUH KEBAIKAN LO! CEPET PERGI! ATAU HIDUP LO GUE BIKIN SENGSARA" bentak Galang. Valleria yang takut langsung pergi meninggalkan Galang sendiri diruangan tersebut.

Prangg

Galang mengobrak ngabrik barang-barang yang terdapat di uks itu, ia tidak peduli jika ia harus ganti rugi, ia tak peduli jika ia dipanggil oleh kepala sekolah, toh ia adalah cucu dari seorang Cakrawan Siregar pemilik SMA Cakrawala ini, lagi pula apabila ia harus ganti rugi ia tidak akan menjadi miskin.

"Damn it" teriaknya, ia masih kesal, ia masih marah soal ayahnya kemarin dan dampaknya telah dirasa oleh Valleria tadi yang kena amukan dari seorang Galang yang sangat tempra mental.

Sejurus kemudian ia meninggalkan ruangan tersebut, entah ia akan kemana yang terpenting tidak akan ada orang yang mengganggunya. Ia butuh ketenangan hari ini, sebenarnya ia juga merasa pusing akhibat kehujanan semalam, badannya juga demam tingi, tetapi ia menghiraukannya begitu saja. Galang tidak begitu memikirkan kesehatannya.


*****

Dentuman musik menggema diseluruh ruangan itu, bau alkohol menyeruak menusuk indra penciuman manusia, serta lampu yang berkelap kelip menghiasi malam yang gelap ini.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang