03 sendiri

124 58 17
                                    

Sendiri itu nggak gampang, kamu harus tahu bagaimana sepinya aku tanpa kehadiranmu.

Semesta tolong sampaikan sama dia aku menunggunya!

****

Langit sudah gelap, bulan dan bintang menghiasi angkasa yang kelam. Valleria duduk termenung disamping makam dari mama papanya, ia tak peduli walaupun hari sudah malam ia akan tetap mengunjungi makam dari mendiang orang tuanya untuk menyampaikan keluh kesahnya.

Valleria mendongak melihat angkasa yang gemerlip bintang "Valle tau pasti papa mama liat Valle dari ataskan?" ia tersenyum sekilas, lalu bangkit dari duduknya. Sudah cukup! Sudah cukup untuk hari ini, sudah cukup ia menceritakan harinya kepada orang tuanya, sudah cukup ia bersedih saatnya ia bangkit dari keterpurukan.

"Valleria pulang ya ma, pa" pamitnya, kemudian ia berjalan meninggalakan area pemakaman tersebut. Matanya masih sembab tetapi ia menutupinya dengan kacamata hitamnya. Jangan tanya bagaimana penampilannya sekarang! Jauh beda dengan penampilannya saat disekolah yang cupu. Ia lebih cantik karena bisa menjadi dirinya sendiri.

"Mana nggak ada angkuatan lewat apa?" Valleria menggerutu, sekian lama ia menunggu angkutan lewat, tetapi tidak ada satupun yang ia jumpai.

Valleria menghentak hentakakan kakinya kesal "jalan kaki deh akhirnya" ia berjalan kaki sendiri, ditengah gelapnya malam. Sepi, sepi yang ia rasakan. Ia tak mengenal siapa saja didunia ini, membuatnya sakit hati untul kesekian kali.

Valleria tersenyum kecut, langkah kakinya melangkah dengan pelan, pikirannya melayang kemana mana, ia tak fokus, ia bersedih,.cuma kegelapan yang menemaninya. Kok itu ada cahaya ya?

Citttt...

Untuk kesekian kalinya Valleria jatuh, bukan karena jatuh karena tak hati hati, karena ada motor yang menabraknya. Untung saja Valleria tak apa apa cuma kakinya yang lecet karena beradu dengan ban motor "Aww, sakit!"

Valleria menggigit bibir bawhnya karena menahan sakit yang dirasanya. "Kalo bawa motor tuh yang hati hati dong" nasihatnya pada cowok yang menabraknya, untung cowok itu tidak kenapa-napa, ia masih bisa berdiri sendiri, bahkan ia masih bisa membenarkan motor sportnya yang ambruk "GOBLOK, LO NGAPAIN JALAN DISINI, BIKIN BALAPAN GUE KALAH AJA BANGSAT"

Valleria tersenteak kaget mendengar bentakan cowok tersebut "ngapain sih lo jalan ditengah, anjing" Valleria hanya diam membisu mendenagr bentakan kasar yang keluar dari cowok tersebut. Valleria takut, bahkan sangat takut, ia sendirian bagaiman kalu cowok didepannya itu menjahilinya.

"Maaf" hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir Valleria.

Cowok itu mendekat kerah Valleria, ia tersenyum miring "hm, cantik juga lo, gapapa deh gue kalah balapan sama Galang!" cowok itu menyentuh rambut Valleria dan Valleria hanya bisa menghindarinya.

"Jangan macam macam ya lo!" cowok itu bernama Gibran Maladewa, anak geng motor jalanan bernama Mark.

Gibran tetap mendekat kerah Valleria "lo harus tanggagung jawab karea lo udah buat gue kalah balapan" bisikan Gibran ditelinga Vallaria mampu membuatnya jauh lebih ketakutan "l-lo ma mau ngapain" ucapnya terbata.

"Gue mau bua——"

Bugh

Sebuah pukulan membuat Gibran tersubgkur diaspal yang dingin "BRENGSEK LO!"

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang