05 kepedean

97 43 5
                                    

Semesta menyadarkanku bahwa setelah hujan akan ada terik, sama halnya kehidupan, aku yakin setelah kesedihan ini pasti akan ada kebahagian.

Valleria luksita

Bel sudah berbunyi menunjukan waktu pulang. Valleria segera bergegas untuk pulang. Valleria melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolahan. Hari ini cuaca tak mendukung, langit mendung menyertai langkah kecil Valleria.

Tak ada angkutan umum yang lewat karena hari sudah sore. Valleria berjalan dengan hati yang was-was karena mendung semakin tebal, angin yang meniup wajah cantiknya semakin kencang serta gemuruh yang sedari tadi terdengar nyaring.

"Tuhan jaga Valleria"

Tes tes tes

Air hujan mulai turun ke muka bumi mengenai wajah cantik Valleria, hujan pun turun dengan derasnya mau tak mau Valleria harus berteduh disebuah halte sambil berharap ada seorang pangeran yang akan menolongnya dan akan membawanya menuju istana kebahagiannya.

"Dingin banget" valleria kedinginan karena hawa dingin yang menusuk sampai tulang tulannya, ia lupa tak membawa jaket hari ini.

Jenuh dan takut, itu yang ia rasakan sekarang karena hari sudah semakin gelap serta hujan yang tak kunjung reda dan akhirnya Valleria memberanikan diri berjalan dibawah derasnya hujan yang mengguyur.

Ia berjalan semakin cepat, rumahnya tidak jauh lagi dari tempat ia berdiri, tapi sayang kepalanya mulai terasa berat yang membuatnya berjalan sempoyongan dan

brukkk

Valleria jatuh pingsan, untung tidak ada kendaraan yang lewat, bisa saja kalau ada kendaraan yang lewat Valleria akan tertabrak.

Tidak ada siapa pun yang melewati jalan itu karena hujan deras yang mengguyur, serta hari yang semakin gelap, lalu bagaimanakah kondisi Valleria, siapakah yang akan menolongnya. Ia cuma berharap akan ada seseorang yang akan muncul dimasa depannya yang akan menolongnya.

******

Hari yang indah, pagi hari ini sangat cerah. Valleria masih beruntung bisa melihat indahnya matahari terbit hari ini. Beruntung ia ada yang menolongnya, meskipun Valleria tidak tahu siapa yang menolongnya kemarin.

Hari ini ia tidak sekolah, matanya berat untuk terbuka, keplanya juga sangat pusing ahkibat kehujanan kemarin. Hari ini ia enggan untuk sekedar bangun dari tempat tidurnya.

Sedangkan dilain tempat, kelas yang ditempati Galang bersama teman-temannya hening, tidak ada dari mereka yang berani bergerak kecuali Galang karena guru yang mengajar hari ini sangat killer.

"Dania Sikania"

"Hadir"

"Galang Cakra Siregar"

"......" Galang tak menjawab absen dari gurunya ia hanya diam membisu saja tanpa minat untuk mengikuti pelajaran hari ini.

"GALANG CAKRA" bu Dian memanggil nama Galang dengan keras. Galang hanya mendengarnya tanpa minat "Galang mana Galang?"

"Ck" Galang berdecak kesal sambil mengangkat tangannya bertanda ia menghadiri kelas hari ini.

dasar cerewet

"Kalau dipanggil itu jawab Galang, jangan diam aja!" Galang menghiraukan nasihat itu, ia lebih berminat mendengarkan lagu kesukaannya dengan erophone yang ia miliki.

"Geraldino Ghanesa Aditama"

"Hadir bu

"Sekar Ananya"

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang