~Erick POV~
"Baiklah, Erick. Menikahlah denganku!"
Satu kalimat yang membuat jantungku berdebar tak tenang bahkan tubuhku sampai terasa lemas karena terkejut luar biasa. Pria tak dikenal yang ada di hadapanku bagiku tidak lebih dari orang gila. Baru saja ia selesai menanyakan namaku tapi dia sudah melamarku.
Yang paling tidak masuk di akal adalah kita sesama laki-laki dan orang dihadapanku adalah makhluk mitos penghisap darah. Aku hanya bisa diam mematung tanpa berkomentar apapun menatap pria dihadapanku tanpa berkedip.
"Ikutlah denganku! aku akan memperkenalkanmu pada Ayahanda Raja calon mertuamu" pria di hadapanku berbicara seenak hati tanpa membiarkan aku untuk memberikan pendapat.
Ucapannya yang terlalu mengejutkan membuatku stress dan kepalaku jadi pusing karena terlalu mengejutkan. Sampai-sampai mataku berkunang-kunang dan kepalaku terasa sakit. Tubuhku panas dingin tak karuan hanya karena aku mendengar lamaran dari pria aneh ini. Perlahan, tubuhku lemas dan jatuh ke belakang namun di tahan oleh pria ini hingga aku bersandar padanya.
"Erick! Kau tidak apa?!" aku mendengar suara pria di depanku yang bertanya dengan panik.
Saat ini aku sudah tidak dapat melihat apapun, semuanya gelap hingga mataku menutup dengan sendirinya. Aku harap setelah aku terbangun, aku tidak lagi bersamanya dan aku berharap semua ini adalah mimpi.
~Ergan POV~
Aku benar-benar dibuat panik karena melihat pasanganku jatuh pingsan. Aku pun membaringkan tubuh Erick di tempat tidur dengan posisi yang senyaman mungkin. Lalu aku memeriksa kondisi tubuhnya dan ternyata suhu tubuh Erick sangat dingin. Selain itu kulitnya juga berubah sangat pucat dan matanya terpejam rapat.
Aku segera turun dari tempat tidur lalu keluar kamar dan menemui dua penjaga yang berjaga di lorong masuk ke arah kamarku. Aku memerintahkan mereka untuk memanggilkan petugas kesehatan istana lalu aku berjalan kembali ke kamar.
Tetapi baru saja aku melangkah, sekelebat bayangan hitam melesat di sampingku lalu berhenti di hadapanku menampilkan sesosok wanita cantik berjubah hitam yang langsung membungkukkan badannya dalam-dalam di hadapanku. Wanita berjubah hitam di hadapanku adalah pelayan istana.
"Yang Mulia Raja memanggil Anda, Pangeran" pelayan itu memberitahuku.
Aku pun mendecak kesal karena di saat genting seperti ini Ayah malah memanggilku. Aku melangkahkan kakiku berbalik arah dari menuju kamar menjadi menuju ke ruang singgasana. Tidak butuh waktu lama untuk tiba disana karena aku dapat melesat dengan kemampuan Vampirku hingga aku hanya membutuhkan beberapa detik untuk tiba di hadapan ayah.
Ayah duduk di singgasananya dengan jubah kebesaran istana yang dipenuhi warna merah dan dengan mahkota di kepalanya. Aku membulatkan mata terkejut karena melihat seorang pria dan seorang wanita paruh baya berjubah biru yang merupakan jubah penyihir dari kerajaan Zardius tengah berdiri di samping ayah. Jika dua utusan dari Zardius datang, sudah pasti ada hal yang sangat penting yang akan mereka sampaikan.
"Kau sudah membawa pasanganmu, Ergan?" Ayah bertanya padaku.
"Sudah, Ayah" aku menjawab singkat namun tetap bersikap sopan.
"Utusan Zardius datang kemari untuk membawa pasanganmu" aku terkejut sampai mataku membulat karena mendengar perkataan dari Ayah.
"Untuk apa?! dia pasanganku! aku harus tetap bersamanya untuk menyesuaikan diri!" aku berujar kesal menatap dingin ke arah dua penyihir yang berdiri dan bersikap tenang itu.
"Kami semua tau bahwa Erick adalah pasangan Pangeran" kata seorang wanita penyihir yang menjadi utusan Zardius.
Aku tidak akan terkejut jika mereka akan langsung tau nama pasanganku. Beberapa penyihir memiliki kemampuan untuk dapat membaca pikiran karena itu mereka pasti sudah membaca pikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orion Academy [HIATUS]
Fantasy"Dia adalah milikku!" - Ergan "Tidak! Dia bukan milikmu, tapi milikku!" - Grey "Jadi sebenarnya, aku adalah milik siapa?" - Erick Mengandung 18+ di beberapa bagian. Cerita ini murni pemikiran, karya dan milik ayy_beebee. Dilarang keras mengambil / m...