5. Battle

1.7K 166 12
                                        

~Erick POV~

Sejak tau bahwa Grey adalah teman sekamarku, aku menjaga jarak dengannya dan tidak ingin dekat-dekat dengannya. Pagi tadi sebangun tidur, aku keluar dari ruang kesehatan dan kembali ke kamarku namun tidak segera masuk ke dalam.

Aku mengintip dari lubang kunci untuk mengetahui kegiatan apa yang sedang dilakukan Grey di dalam kamar. Barulah saat aku melihat Grey sudah siap dengan seragam biru rapinya, aku masuk ke dalam kamar untuk bersiap.

"Kau baru kembali?" Grey bertanya. Padahal sudah tau aku baru kembali kemari tapi masih saja bertanya. Orang gila!

"Kau semalam tidur di ruang kesehatan kan? apa kau sedang sakit?" mataku membulat karena terkejut mendengar perkataan dari Grey. Aku mengernyitkan alis bingung karena Grey bisa mengetahui keberadaanku padahal aku tidak memberitahunya.

"Jangan bilang sihir utamamu adalah mengendalikan pikiran?!" aku bertanya dengan menunjuk ke arah Grey sedangkan Grey hanya terkekeh setelah mendengar perkataanku.

"Sihir utamaku adalah angin. Aku bisa mengetahuinya karena aku dapat mengendus baumu" Grey berkata lalu ia menghampiriku dan berdiri tepat di depanku.

"Dimanapun kau berada, aku pasti akan mengetahuinya. Karena kau adalah pasanganku" Grey kembali berkata lalu mencuri satu kecupan singkat di bibirku. Saat itu juga aku mendorong tubuh Grey lalu menamparnya dengan sangat keras. Tapi bukannya merasa kesakitan, Grey malah semakin tertawa dan menatapku sambil tersenyum tak jelas.

"Jangan sembarangan bicara!" aku berteriak kesal lalu melangkah untuk pergi ke kamar mandi. Baru selangkah saja tapi tanganku di tarik oleh Grey dari belakang sehingga aku berhenti dan kembali berbalik menatapnya.

"Maafkan aku" kata Grey membuatku terkejut karena tiba-tiba Grey meminta maaf.

"Kau pasti sangat kebingungan karena tiba-tiba aku mengakuimu sebagai pasanganku. Kau akan mengerti nanti setelah kau membaca buku yang diberikan Mr. Lane. Aku akan terus menunggu sampai kau mau menerimaku" aku tertegun mendengar pernyataan dari Grey.

Grey tidak memaksakan kehendaknya dan membiarkanku beradaptasi dengan semua ini. Berbeda dengan Ergan yang dari awal pertama kali bertemu, ia sudah main menciumiku lalu menghisap darahku dan menyentuh bagian selangkanganku meski hanya sebentar. Yang lebih parah lagi, Ergan bahkan sampai melamarku saat itu juga.

"Grey, aku tidak mengerti dengan semua ini. Aku tidak mengerti dengan kalian yang menyebutku sebagai pasangan. Aku tidak bisa menerima semua ini, aku berhak memilih pasanganku sendiri. Aku tidak suka di paksa-paksa seperti ini" aku mengungkapkan semua perasaanku pada Grey.

"Aku tau dan aku mengerti perasaanmu. Karena itu aku minta maaf dan tidak akan lagi berbuat hal yang tidak menyenangkan padamu. Tapi bukan berarti aku melepaskanmu, aku akan berjuang untuk dapat diterima olehmu" aku tersenyum mendengar perkataan Grey yang perhatian padaku.

"Tapi jika nanti sisi Vampirku muncul saat aku lapar, aku akan langsung meminum darahmu" kata Grey lalu menyeringai dan menjilat bibir bawahnya sendiri.

Saat itu juga aku langsung menendang lutut Grey hingga ia meringis kesakitan dan aku berlari ke dalam kamar mandi. Kupikir aku sudah aman karena Grey berkata hal seperti itu padaku tadi, tapi ternyata aku masih tetap dalam bahaya.

Jika aku terus-terusan sekamar dengan Grey, bisa-bisa darahku habis karena di jadikan minuman olehnya. Tidak hanya Grey, mungkin darahku juga akan habis diminum oleh Ergan. Aku sangat khawatir akan mati muda jika bersekolah disini. Tapi mengingat aku adalah Penyihir, aku akan berusaha untuk belajar sihir lebih kuat agar aku tidak digigit oleh dua orang gila itu.

Selesai mandi, aku kembali ke kamar lalu mengambil seragam berwarna biru milikku dan kembali ke kamar mandi lagi dan mengganti baju disana. Selesai berganti baju, aku keluar dari kamar mandi  dan kembali ke kamar. Grey kemudian mengajakku untuk turun ke lantai satu dengan menggandeng tanganku.

Orion Academy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang