(SLOW UPDATE)
Bita dan Bramantyo,
Bita yang superaktiv dan Bram yang irit ngomong, membuat persahabatan mereka langgeng hingga dewasa.
Hingga diantara mereka tidak menyadari bahwa ada yang diam-diam mencintai dan saling menyakiti.
Kisah dua orang s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan marah Bii" lanjutnya dengan tatapan yang sangat teduh.
"Gue seneng punya lo"
Bita diam, menatap Bram yang juga menatap nya teduh.
Setelah berfikir sejenak akhirnya Bita pun pulang dengan Bram. Ia meralat ucapan nya bahwa dia akan pulang sendiri naik angkutan umum. Tapi sang dewi keberuntungan sedang tak berpihak pada dua mahkluk aneh yang sudah berteman sejak Sekolah Dasar ini. sesaat perjalanan pulang, hujan kembali turun. Deras sekali, melebihi hujan sore tadi.
Tiba-tiba Bram berhenti di sebuah bahu jalan. Padahal hujan masih deras. Lalu Bram menengok ke belakang. Kearah Bita.
"Kok berhenti? Nanggung kalo neduh kan udah basah begini bajunya" ucap Bita yang terlihat sudah basah kuyub.
"Hah? Kan jaket lo basah. Ngapain gue disuruh pake? Udah terlanjur dingin badan gue, harusnya dari tadi ngasih nya" jawab Bita sambil menutup kaca helm nya seakan akan Bita mengacuhkan Bram.
Bram terdiam. Bram masih menatap Bita yang kini juga menatap Bram dibalik kaca helm bogo nya.
Pandangan Bram mulai turun ke bawah. Bita sedikit Bingung dengan Bram. Mengapa tiba-tiba dia menawarkan jaket nya? Padahal sebelumnya jika Bita meminta memakai jaket nya, Bram selalu tidak memberikan.
"Lo harus pake jaket gue" ucap Bram sambil melempar jaket nya ke badan Bita. Lalu Bram kembali menghadap ke depan sambil menyalakan mesin motornya.
"Ih apa-apaan sih?" ambek Bita setelah menerima jaket Bram.
"Pake. Daleman lo tembus pandang!"
Sontak Bita kaget dengan jawaban Bram.
Bita langsung membuka kaca helm nya dan menurunkan pandangan nya melihat baju seragam yang kini sedang ia kenakan. Benar saja, kini baju seragam nya sudah basah kuyub terkena air hujan bahkan sudah terlihat tangtop putih yang ia kenakan.
Bita langsung cepat-cepat memakai jaket Bram agar tak terlihat jelas daleman putih nya oleh banyak orang yang berlalu lalang di jalan besar ini.
Bita refleks memukul punggung kokoh milik Bram.
"Ihh, kenapa nggak ngasih tau dari tadi?"
"Lo disuruh pake dari tadi ngeyel"
"Malu tauu" ucap Bita sambil memajukan sedikit bibir bawahnya.
Tapi tanpa disadari oleh Bita, Bram bisa melihat Bita dari kaca spion.
Melihat wajah Bita yang manyun seperti itu, muncul lah satu ide di kepala Bram.
Bram mulai memelankan laju kecepatan kendaaraan nya.
"Bramm, kenapa lagi sih?" keluh Bita yang mulai sadar bahwa Bram memelankan laju kecepatan nya.
Bram tak menjawab.
"dingin Bram.. cepetan ah, nggak bercanda"
Bram masih terdiam.
"Ihhhh Braman... Huaaaaaaaa Tyooooo... Bramantyoooooo!!!! " ucap Bita sedikit merengek. Tapi setelah nya Bita tidak merengek lagi, tetapi TERIAK.
Bita berteriak histeris saat tiba-tiba Bram meningkatkan laju kecepatan nya diatas rata-rata. Bita memeluk tubuh Bram sangat erat. Bagaimana tidak? Tubuh Bita sempat hampir ingin terjatuh ke belakang karena Bram mengendarai motor nya dari kecepatan rendah dan tiba-tiba langsung ke kecepatan tinggi.
Bram tertawa lepas karena berhasil mengerjai Bita. Lalu Bram menetralkan kembali laju kecepatan nya.
Sedangkan Bita terlihat sedikit gemeteran akibat ulah Bram dan ditambah kedinginan karena baju nya sudah basah kuyub sedari tadi. Bita pun terlihat memejamkan mata nya. Rasa takut dan kesal sekarang menjadi satu.
"Lo lucu banget" batin Bram.
Kini Bita masih dengan sikap nya yang memejamkan mata dan tangan yang masih melingkari pinggang Bram.
"Maaf, Bii" ucap Bram lembut sambil mengelus tangan Bita yang berada di perutnya.
"Kaget gueee! Tau nggak?" jawab Bita masih dengan sikap nya.
"Bercanda doang" ucap Bram kemudian melepaskan elus an tangan nya dari tangan Bita. Lalu mulai fokus lagi dengan kendaraan nya.
Bita tak menjawab. Ia memilih memejamkan mata nya dan tetap memeluk pinggang Bram.
Bram pun tak merasa keberatan. Bram membiarkan saja Bita melingkari pinggang nya. Toh ini juga salah nya yang sudah membuat Bita kaget dan gemeteran sampai-sampai tak mau berbicara.
Bram menikmati saja perjalanan pulang malam ini. Ia tak menyesal membuat Bita kaget dan gemetaran seperti ini. Bram senang, Bram menyukai Bita. Apapun itu ceritanya, asal bersama Bita, Bram bahagia.
"Gue sumpahin lo diculik nenek lampir dan nggak usah balik lagi" batin Bita.