5. Menghina adalah Utang

1.2K 163 33
                                    

Serial HAMASSAAD season 8 - 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 8 - 5. Menghina adalah Utang

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 8 Oktober

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

[ QS. Al Hujuraat : 11 ]

-::-

Siang ini, Fajar dan Bima berada di teras masjid untuk mengerjakan tugas kelas mereka. Hamas dan Saad juga ada di teras masjid. Hamas main game di ponsel, Saad baca buku sirah Nabawiyah. Ya begitulah beda keduanya. Sesungguhnya, Hamas pengin banget bisa baca buku tebal seperti yang Saad baca. Tapi entah kenapa setiap mulai buka halamannya, kepala Hamas langsung cenut-cenut. Sebagian besar dirinya menolak untuk membaca bacaan sebanyak itu. Kalau main game di ponsel, boleh deh berapa jam juga.

Dan mereka berempat tidak makan siang karena hari ini adalah hari Senin, juga bertepatan dengan Bima yang sejak beberapa waktu lalu mulai mencoba puasa Daud.

"Hadah, capek banget ini," kata Shiddiq yang ikut gabung dengan teman-temannya selesai membaca dua lembar isi mushaf usai shalat Zuhur tadi.

Fajar menoleh, "Capek apaan sih, bruh? Nugas kaga..."

Shiddiq nyengir. "Kurang tidur haha. Nugas udah semaleman, Jar."

"Tidur aja, Diq," saran Bima terdengar. Padahal matanya fokus ke laptop. "Lumayan sampe jam satu."

"Halah, setengah jam mana berasa," balas Fajar. "Dipake lihat pesbuk juga tahu-tahu jam satu."

Shiddiq tertawa, mengiyakan apa yang dikatakan Fajar.

"Eh, lagian nih, tiap buka pesbuk, gue snewen sendiri. Isinya ngga jauh dari politik yang maen hajar kanan kiri!" kata Shiddiq, gemas.

"Ya namanya udah mau pilpres, taon depan..." sahut Fajar. Kepalanya mendongak ketika mendapati kehadiran Ben di antara mereka. "Wehey, Mas Ben. Kirain tidur di dalem!"

[✓] HAMASSAAD Syarhush ShadrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang