7. Jokes Penuh Dusta

940 132 25
                                    

Serial HAMASSAAD season 8 – 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 8 – 7. Jokes Penuh Dusta

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 30 Oktober

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku didalam agamu-Mu."

-::-

Hamas, Saad, Ben, Bima, Fajar, dan Shiddiq mengelilingi satu meja dalam rangka menyantap makan malam bersama usai puasa bersama selama seharian tadi. Makan malam kali ini, disponsori oleh Fajar.

Ciyeee, tumben!

Tapi Fajar memang sedang ketiban rezeki, dari pesanan kaos besar-besaran oleh perusahaan milik Papa-nya Benjamin Bin Adam. Lumayan, dua ratus lembar. Untungnya bisa disimpan, sebagian disedekahkan, sebagian lagi buat traktiran. Gimana juga, Fajar pengen bisan nraktir-nraktir teman-temannya ini. Apalagi nraktir untuk mengenyangkan mereka yang seharian berpuasa.

It's sunnah, bro!

Meski hanya traktir makan di warung tenda yang menjual ayam gepuk yang pedesnya minta ampun dan berlokasi di pinggir jalan.

Tapi sohib-sohibnya ini seneng kok!

"Makan yang banyak," kata Fajar dengan wajah semringah. "Selow, aing yang bayar. InsyaaAllah!"

"Haseeek! Gue nambah ya, bruh!" kata Hamas cepat. Wajahnya tak kalah semringah.

"Siyap, boscuuu!" balas Fajar.

Pesanan mereka tiba tak lama kemudian. Dan teriring mengucap basmalah, mereka mulai mencuci tangan dengan air yang disediakan.

"Eh, gue heran ya, sama komika yang kalau ngelawak, bawa-bawa agama," kata Shiddiq usai membasuh tangannya dengan air kobokan yang disediakan.

Berita tentang komika yang membahas agama dalam candaannya memang tengah viral di antara pengguna sosmed.

"Yang gue lebih heran, ini komika yang bawa-bawa agama Islam buat candaan, muslim pula," lanjut Shiddiq.

"Emang sinting, Diq," timpal Fajar di antara kunyahannya. Dia menelan sebelum meneruskan, "Lebih sintingnya, ngelecehin agama di negara yang agama itu jadi mayoritas. Aing mah kalau kenal mau nyelepet aja!"

"Ya itulah," Saad menanggapi, "kalau pelawak ngga cerdas yang kekurangan materi, makanya bawa-bawa agama buat dijadiin becandaan. Lidahnya Allah pelesetkan sampai mereka membuka aib mereka sendiri di hadapan khalayak ramai."

"Wal'iyazubillaah..." desis Bima sambil melanjutkan makannya. Kepalanya tetap fokus dengan makanan di depannya.

"Gue udah nonton tuh videonya," kata Hamas. "Malah kata orang dia cerdas. Mana yang bener dah?"

[✓] HAMASSAAD Syarhush ShadrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang