8. Memilih dan Menjadi Teman

884 142 37
                                    

Serial HAMASSAAD season 8 – 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Serial HAMASSAAD season 8 – 8. Memilih dan Menjadi Teman

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 30 Oktober

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka."

[ Al-Mujadilah: 22 ]

-::-

"Lagi lu kenapa dah, Ben? Kepo amat," kata Hamas, menanggapi pertanyaan Ben. "Elu kan temenan sama kita-kita?"

Hamas bertanya begitu karena Ben beberapa saat yang lalu bertanya, apakah tidak boleh seorang muslim berteman dengan orang yang bukan muslim?

"Temen-temen gue banyak yang bukan muslim kan di luar sana," kata Ben. "Kalau ngga boleh temenan sama mereka, ya gue mesti mikir gimana caranya ngga hubungan apa-apa lagi ke mereka."

Hamas ber-Hooo dengan suapan di dalam mulutnya.

"Setahu gue mah boleh ya?" tanya Shiddiq. "Masa sih ngga boleh?"

"Iya, setahu aing ge boleh," sambung Fajar. "Kan lumayan, buat dakwah."

"Boleh. Bermuamalah dengan mereka ya boleh."

"Alhamdulillaah," Ben terlihat senang degan jawaban Bima barusan.

"Tapi bukan seseorang yang dijadikan karib," kata Bima lagi.

"Hah?" Fajar melongo. Dilihatnya Bima mengangguk. "Sohib gitu ya? Ya ngapain, mendingan sohib sama antum. Berfaedah."

"Ngga dijadiin sahabat deket, ngga dijadiin pemimpin, apalagi orang yang dimintai bantuan. Hutang budi sama kaum kafir itu repot. Biasanya karena akhlak kita yang baik ditambah iman yang jarang naik tapi sering turun kadarnya, kita jadi gampang ngga enakan sama mereka. Ujung-ujungnya, bisa-bisa kita ngikutin apa yang mereka lakuin."

Mendengarnya, Hamas menegakkan punggung. "Weh, Bim, ngomong pake bahasa Indonesia gitu bisa kaga?"

"Maksudnya gimana, Bim?" tanya Ben.

Memang, Ben dan Hamas kalau urusan kepo itu beda style. Ben lebih sopan, sedangkan Hamas mah ngeselin!

"Iya, kalau bisa ya hindari punya hutang kebaikan sama kaum kafir. Mungkin mereka ngga minta kita balas kebaikan mereka, tapi biasanya kita kan punya sifat ngga enakan," kata Saad, mencoba menjelaskan apa yang Bima maksud. "Jangan hanya karena ngga enakan, kita jadi ngerjain apa yang mereka kerjain. Misal, hadir di perayaan hari besar mereka, karena mereka undang untuk makan-makan. Ngga bisa nolak tuh karena ngga enakan. Ini yang dikhawatirkan."

[✓] HAMASSAAD Syarhush ShadrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang