14. Hiburan Terbaik

707 119 131
                                    

Serial HAMASSAAD season 8 – 14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serial HAMASSAAD season 8 – 14. Hiburan Terbaik

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2019, 20 Januari

Note: Info for typo(s) are LOVE 💕

-::-

SIANG kian terik di luar sana, ketika enam orang pemuda berkumpul di satu meja makan besar di vila mewah milik keluarga Benjamin Bin Adam. Shiddiq dan Fajar yang paling cerah ceria melihat jejeran makanan segala rupa yang akan memuaskan lapar mereka di siang kali ini.

"Maknyos nih yang jagain vila lo ya, Ben," kata Fajar. "Menu-menu makanannya enak-enak banget!"

"Ini beli kali," kata Hamas, "mau masak, masak apaan perasaan dari tadi dapurnya kaga ada ngebul-ngebulnya!"

"Iya, hehe," kata Ben, "beli di resto depan, yang jalan masuk mau ke sini. Gue mau ngajak kalian keluar, kejauhan. Lagian udah pewe di sini lah," tambahnya. "Diabisin nih ya, jangan nyisa. Kata Bima mah nanti mubazir kalau nyisa."

"Weys, siap, bosku!" kata Shiddiq, semringah.

"Urusan ngabisin makanan, serahin ke Hamas," kata Saad sembari tertawa.

Yang lain ikut tertawa. Ben mengisi nasi ke atas piring di hadapan Bima, kendati Bima berkata bahwa dia bisa melakukannya sendiri. Hamas menyendok nasi hingga menggunung di atas piringnya sendiri, lantas mengambil dua potong daging rendang beserta kuah gulai nangka yang ada di sebelah rendang tadi. Fajar mengambil ayam goreng dan perkedel. Shiddiq mengunyah perkedel sembari menunggu nasi yang kini sedang disendok oleh Saad ke atas piring.

Mereka makan dengan lahap, seolah habis bekerja keras sepagian tadi. Aslinya mah kecapekan abis renang sampai jelang Zuhur.

Ahad ini, mereka memang bertandang kembali ke vila milik keluarga Ben untuk rihlah, berhubung Senin libur jadi ada waktu untuk bersantai-santai di vila yang ajib banget. Sejauh mata memandang pemandangan di sekitar vila, yang mereka jumpai hanya ketenangan.

Semalam, Bima memanfaatkan masa-masa rihlah pekan ini dengan duduk di balkon depan kamar tempat dia bermalam. Membaca Al Quran dan atau bercengkrama dengan Ben, membahas hal-hal yang menarik untuk dibahas, sementara Fajar terkapar di atas kasur karena kelelahan selama perjalanan Sabtu sore mereka.

"Kagum aing mah sama napsu makannya Hamas," kata Fajar, nyengir lebar. "Mantap soul, brader!"

Hamas tertawa dengan mulut penuh nasi. Saad melirik sahabatnya dan ikut tertawa.

"Wajar badannya bongsor gini, Jar," kata Saad. "Makannya oke punya."

"Nyokap lo pasti bahagia ya," kata Shiddiq. "Itu dari kecil apa sejak puber aja tuh nafsu makan segitu banyak?"

"Weh, nih ya," kata Hamas, usai menelan kunyahannya, "nyokap gue bilang, gue kaga pernah makan vitamin buat nambah napsu makan. Semua apa aja, gue lahap! Heran gue sama orang yang pilih-pilih makanan, padahal semua enak. Kecuali makanan haram sama makanan basi. Ye gak?"

[✓] HAMASSAAD Syarhush ShadrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang