Bad Days?!

77 12 2
                                    

(06 Agustus 2016)

Di sekolah.

    "Heu..hari ini telat lagi" ucap Vio tersenyum pada dirinya sendiri.

    Seperti sudah menjadi hobby setiap pagi. Mengendap-ngendap dengan imajinasi sedang bermiliter, memanjat pagar, menembus benteng pertahanan pos satpam, melarikan diri, dan berhasil lolos rasanya seperti merdeka untuk kesekian kalinya.

    Tapi sepertinya hari ini lain. Seperti ada awan gelap, bintang, bulan, matahari dan alam semesta tidak mengijinkan hal itu. Sial!.

                       ***

Ruang BK.

    "Udah berapa kali kamu telat?" Tanya bu Kinal yang merupakan guru BK di SMA Anten'nous.

    Vio hanya diam. Duduk tegak dan memainkan jarinya di atas rok SMA berwarna hitam, bermotif kotak-kotak setinggi lutut.

    "Ehem! Udah gak terhitung yah" sindir bu Kinal.

    "(Adaw! eheman nya tajem)" Vio bersuara dalam hati, matanya memutar lalu menatap tanaman bonsay hias di depan kaca sebelah kiri tempat duduknya. "(Bentuk nya bagus)".

    "Kamu tahu, ada berapa banyak anak yang ingin masuk sekolah sini? Dan hanya yang terpilih yang bisa masuk" Nada suaranya seperti mengintrograsi, tanaman bonsay itu lebih menarik perhatian Vio.

    "Vio kamu bisa dengar saya?"

    "Ah i-iya, saya gak hitung bu" Vio membuka suara.

    "Loh! apa yang gak kamu hitung?"

    "Jumlah anak yang mau masuk sini, ibu tadi nanya itu?"

    Bu kinal menggelangkan kepala, menatap Vio. Vio menghindari tatapannya.

"(What! Why? Gue salah jawab?)"

    "Kenapa mama kamu gak datang? Ini udah panggilan yang ke 3."

    "Mama saya di rumah sakit."

    "Loh, emang nya mama kamu sakit apa?" nada suara bu Kinal merendah terdengar cemas.

    "Aduh. Dia itu dokter"

                       ***

    Vio duduk memeluk lutut nya, kepalanya di senderkan diatas lutut. Tubuh nya gemetar, dia menangis, tapi tidak bersuara. Tangan nya mengepal mempererat pelukannya.

    Masih di sekolah, tepat nya di belakang perpustakaan yang berbentuk mirip gang kecil, Vio duduk di sana. Harus nya Vio memasuki ruang kelas, tapi setelah keluar dari ruang BK tadi ia lebih memilih pergi kesini.

    Hening tidak ada suara. Hanya ada Vio.

    "Eh! Siapa?" tiba-tiba suara pria.

    Vio langsung tersontak kaget dan langsung berdiri, melangkah mundur dan ekspresinya cemas.

    "Si-siapa? Ngapain disini!" Vio terbata-bata lalu mengusap air matanya.

    "Hm mau buang sampah, kamu ngapain disini?" tanya pria itu yang terlihat kebingungan melihat Vio menangis.

    Vio tidak tahu kalau ternyata gang kecil belakang perpustakaan ini, jalan ke arah tempat pembuangan sampah sekolah.

    "Gak usah lihat-lihat!" bentak Vio yang mulai sadar pria itu sedang memperhatikannya.

    "Kamu gak kebauan?" tanya pria itu lagi.

    "Cih!" Vio menggubris kesal, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

    "(Galak tapi loly)"

'Pertama kali aku menemukannya, dia sedang menangis'

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang