Fake! Lover.

57 14 0
                                    

'Terima kasih sudah memulai, menjadi awal kisah yang panjang'

19:01

    "Abang El dimana?" Vio sedang menelphone seseorang.

    El-barack, atau biasa dipanggil El. Vio biasa nya memanggil dengan sebutan abang atau kakak, ya sesuai kemauan Vio nya aja. Dia adalah anak dari kakaknya Bram, ayah Vio. Jadi mereka adalah sodara sepupu. Vio sangat dekat dengan El karena dari kecil mereka di besarkan bersama. Mereka hanya berbeda selisih 2 tahun, jadi ibaratnya El adalah kakak nya, dan Vio yang menjadi adiknya. Namun mereka sering bertingkah dan bercanda layaknya seorang teman yang dekat, bukan sebagai adik dan kakak.

    "Dirumah, kenapa?" Jawab El.

    "Keluar yuk jalan-jalan"

    "Hilih, Jalan-jalan apa cuma duduk?

    "Ya ok cuma duduk, tapi diluar"

    "Dirumah aja sini duduk nya, gak usah keluar. Masuk angin, nanti kena angin duduk kan jadi bye bye"

    "Gak mau!, mau nya keluar. Vio udah didepan rumah, cepatan keluar, pokoknya keluar"

'Tiiiitttt' Vio mematikan telephone nya.

    "Jay udah didepan rumah, kebiasaan banget kalo udah niat. Anak nya sapa coba" El mengeluh, berbicara pada dirinya sendiri. Namun akhirnya dia keluar juga.

'Bbrrm Ckiit' (Typing Lol)

    El menghampiri Vio dengan membawa motor ninja berwarna merah, El termasuk pria yang suka dengan motor-motor besar, mungkin keturunan dari papanya. Dan El membawa 2 Helm yang sudah dia pakai satu.

    "Pakai celana pendek?" tanya Vio.

    El memang cuma memakai celana pendek bahan setinggi lutut berwarna hitam, lalu memakai jaket berwarna hijau tua, dan di dalam nya kaos tangan pendek berwarna putih, lalu memakai sepatu. Simple!.

    "Ya biar angin nya masuk ke celana, adem" El menjawab santai.

    "What do you mean?"

    "Mikir apa hayoo. Kamu ngapain pakai dress pendek? Wah biar adem juga nih" canda El, yang direspon Vio dengan kerutan didahinya, dan senyuman yang seperti minta di jelaskan sesuatu.

    "Yaudah yuk berangkat aja" ajak El yang langsung memberikan helm untuk Vio.

    Sepanjang perjalanan Vio merasa tidak nyaman dengan posisi duduk nya di motor itu. Dia memang tidak suka motor dengan body yang besar seperti ini, dan tempat duduk motor yang harus membuat tubuh nya agak condong ke depan.l

    El membawa motor dengan kecepatan yang cukup tinggi, karena malam itu jalanan ibu kota sedang tidak terlalu ramai dan teratur.

    "Bang El mobil nya kemana?" Vio menanyakan mobil milik El yang biasa dia pakai untuk pergi-pergi. Namun suara Vio terlalu lemah tidak terdengar dalam kecepatan motor dan kencang nya angin, ditambah lagi dengan helm yang mereka pakai.

    Vio menguncang tubuh El dari belakang.
"Kenapa?" tanya El.

    "Bang El mobil nya kemana?"

    "HAH! APA? GAK KEDENGERAN" sahut El sedikit berteriak.

    "Mobil nya kemana?"

    "NGOMONG APA SIH? GAK KEDENGERAN, YANG KENCENG!"

    Vio berdecik sedikit kesal.

    "MOBIL BANG EL KEMANA?!" Vio ikut berteriak, namun tipe suara Vio yang kecil dan lembut masih dikalahkan dengan suara motor.

    "HAH! NABIL KEMANA?" tanya El kebingunan. Nabil adalah tetangga sekaligus teman dekat El dulu, Vio juga mengenalnya.

    "I-IYAH" Vio juga sepertinya tidak bisa mendengar suara El dengan jelas.

    "GAK ADA" jawab El.

    "GAK ADA KEMANA?"

    "GAK TAU, GAK ADA KABAR" yah El salah topik. Vio bertanya tentang mobilnya, dan El menjawab tentang teman nya Nabil.

    "KOK BISA?!" suara Vio terdengar terkejut.

    Siapun pun tolong beritahu mereka!

    "DIA KATANYA DI SURABAYA"

    "DI SURUH BAYAR?" ok Vio juga salah topik karena tidak bisa mendengar suara El dengan jelas.

    "YAH" Surabaya dengan suruh bayar terdengar mirip yah. Miris!.

    "DI JUAL?" tanya Vio semakin penasaran.

    "NGACO!, DIA GAK DIJUAL. DIA PINDAH. EMANG NYA DIA BARANG"

    Vio tidak mengerti arah pembicaran mereka, namun Vio hanya membalas dengan kata "ohh" pelan yang mungkin tidak terdengar.

    Motor terus melaju kencang dengan hening. Vio tidak tahu El akan mengajak nya kemana, namun Vio menikmati terpaan angin yang menghempas rambutnya dan seperti membelai kulit putih nya, dan rasa dingin malam yang mulai menyejukan.

                        ***

( Hi! Kelanjutan cerita nya akan di sambung di
Fake! Lover. #2

          See You Next Time )

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang